💫 Episode 15_

171 19 0
                                    


...

Jaemin tengah duduk di motornya yang berada di parkiran sekolah sembari memainkan handphonenya.

Namun matanya menoleh secara refleks dan melihat dua adam yang sudah Jaemin tunggu sudah di parkiran, tetapi bukan untuk menghampiri mereka malah Jaemin hanya diam saja.

"Ya udah kak gapapa, aku bisa pulang sama temen aku." Ucap Jisung.

"Tapi masih bisa anterin kamu kok ji, udah ayo. Kalo telat dikit mah paling dikurung aja, gapapa ji." Jeno memberi sorot mata pada Jisung untuk yakin semua baik-baik.

"Ga usah kak, sudah sana pulang." Usirnya bermaksud Jeno lebih baik pulang lebih dulu dan tidak mementingkan dirinya.

"Terus kamu gimana? Temen kamu bukannya udah pulang sedari lima menit lalu? Kamu mau naik apa?" Ucap Jeno dengan benar adanya.

Mata Jisung pun tak sengaja melihat Jaemin yang berada di sana tak jauh dari mereka. "Ah, aku pulang sama kak Jaemin juga bisa." Tersenyum pada Jeno untuk meyakinkannya.

"Seriusan? Takutnya dia lagi nungguin orang ji." Balas Jeno takut Jisung akan ditinggal pergi oleh Jaemin, setahunya ia sering melihatnya membonceng seseorang.

"Bentar, aku kesana dulu." Dengan Jisung berjalan ke arah Jaemin.

Jaemin sudah menyadari jika Jisung tengah menghampiri namun ia berusaha tak memperdulikan itu.

"Napa jantung gua berdebar kencang."

"Eh- kak Jaem, bisa anterin gua pulang ga? Kalo ga bisa juga gapapa kok." Ucap Jisung langsung ke intinya dan berbalik badan ingin pergi.

"Tunggu."

"Kenapa?" Beo Jisung.

"Gua anter." Balasnya singkat.

"Okey, gua tunggu di depan." Dengan langsung kembali ke arah Jeno.

Jaemin hanya bisa melihat punggung Jisung pergi lagi dari hadapannya. "Beneran, gua lagi ngalamin fase jatuh cinta?" Gumamnya bingung.

"Gimana ji? Jaemin bisa anterin kamu pulang?" Tanya Jeno menatap wajah Jisung yang tengah tersenyum.

"Iyaa bisa, ya udah kak Jeno pulang saja. Kan udah ada yang anterin apa lagi?" Bingung Jisung melihat Jeno belum menyalakan motornya.

"Bisa maju dikit ga?" Pintanya pada Jisung lalu dengan menurut Jisung maju selangkah.

Cup

Jeno pun tersenyum setelah mencium pipi chubby Jisung lalu tertawa kecil melihat Jisung sampai tak bergeming.

"Kakak pulang dulu ya, kamu hati-hati nanti dijalan." Ucapnya dengan mengusak gemas rambut Jisung.

"Eung, kakak juga!" Motor spot hitam itu pun menyala dengan sang dominan telah memakai helm kebanggaannya.

"Ganteng." Spontan Jisung menutup mulutnya terkejut mendengar ucapannya sendiri.

"Ahahaha, kamu cantik." Balasnya dengan melajukan motornya kabur dari amukan Jisung.

"Ya! Bener-bener! Ganteng gini malah dibilang cantik." Omelnya namun wajahnya tak menutupi merah merona hingga ke telinga.

Brummm...

"Mau pulang ga? Gua tinggalin." Ucap Jaemin yang muncul di samping Jisung.

"Ayo!" Jaemin malah menyodorkan satu helm pada Jisung.

"Ada razia nanti di perempatan, pake!" Ucapnya acuh.

"Iya-iyaa, bentar gua pake dulu."

"Pegangan." Ucap Jaemin dengan langsung melajukan motornya.

"Si pea! Aba-aba dulu kek!" Kaget Jisung karena tak bisa mencari pegangan lebih dulu tapi reflek langsung memeluk perut Jaemin.

Sedangkan yang tengah dimarahi hanya tersenyum kemenangan merasakan pelukan tiba-tiba dari Jisung.

"Lu bawa apa dah, kok keras-keras gini sih? Batu ya! Aneh banget baru dibawa lagi." Pekik Jisung yang seperti biasanya.

"Itu bukan batu tapi perut gua." Balas Jaemin.

"Hah? Apa? Ga kedengaran woy!" Jaemin membiarkan saja Jisung berteriak seperti itu.

"Malah dipegangi terus, ji jangan diraba-raba perut gua!" Ucap Jaemin menahan geli dan sensasi aneh di perutnya.

"Apa?"

"budeg kuping!"

Jeno sekarang sudah sampai di rumahnya dengan melihat ada Tia yang sepertinya baru sampai di rumah.

"Mbak kok ke rumah? Ada apa?" Tanya Jeno sedikit khawatir.

"Kita masuk dulu Jen, mommy kamu udah nungguin kita." Ucap Tia dengan tenang.

"Ta-tapi mbak—"

"Nanti kamu bakalan tahu kalau sudah di dalam." Balas Tia.


--o0O0o--




Ternyata Jisung dibawa ke pedagang kaki lima yang sering Jisung membelinya, Jisung cukup kaget jika akan di bawa ke pedagang langganannya oleh Jaemin.


"Kak? Kok kesini?" Bingung Jisung melihat suasana sekitarnya ramai dengan pedagang lainnya.

"Ga mau jajan? Ya udah pulang." Ucap Jaemin yang to the point langsung.

"Eh, mau! Tapi kenapa ga bilang tadi mau kesini?" Tanya Jisung yang heran.

"Biasanya juga ga perlu dibilang, lo bakalan jajan sendiri." Jawabnya dengan acuh.

Kening Jisung berkerut bingung. "Nih orang napa lagi kenapa sih?" Batinnya heran pada Jaemin.

"Ya udah turun." Pintanya dengan melepaskan helm.

"Dih, jelas bnget." Ucap Jisung kesal.

Jisung pun menghampiri pedagang langganannya dengan tersenyum sumringah pada bapak pedagangnya.

"Halo pak Eko." Sapa Jisung.

"Eh, dek Jie. Kemana aja geulis, bapak selalu nungguin kamu jajan pentol sama batagor punya bang usep." Ucapnya dengan khas logat Sundanya.

"Ehehehe, sekarang lagi sok sibuk pak. Eh iya, bang usep-nya kemana kok gerobaknya ga ada." Tanyanya dengan melihat ke arah lapak sebelah pak Eko.

"Bang usep lagi pulang ke kampungnya dek Jie, besok senin baru pulang."

"Oh, gituu. Jie mau pentol 10 kalo gitu, nanti senin mau kesini lagi sekalian beli batagor." Ucap Jisung riang berinteraksi dengan pak Eko selaku pedagang bakso pentol.

"Pak Eko, saya lima ribu aja. Ini uangnya sama punya Jisung pak, sisa kembaliannya disimpan aja buat bapak." Ucapnya dengan pergi ke pedagang lain di ujung.

Jisung hanya bisa diam mencerna maksud Jaemin, lalu pak Eko menyodorkan pesanan Jisung.

"

Ini dek Jie, sama pesanan mas Jaemin juga. Bilangin terimakasih sama mas Jaemin ya dek Jie." Ujarnya tersenyum lalu Jisung mengulurkan tangannya untuk mengambil plastik putih transparan tersebut.

"Makasih pak Eko. Okey, nanti jie bilangin." Balasnya lalu berlalu pergi ke motor Jaemin yang terparkir.

"Itu dia kenapa sih dari tadi? Tapi tumben juga ayah ga suruh-suruh dia lagi buat antar-jemput gua hehe! Gapapa juga deh, gua udah ga berurusan lagi sama dia." Monolognya sembari mengunyah jajanannya.

"Ayo pulang." Seketika Jisung pun tersedak mendengar suara Jaemin dari belakang.

--oo0O0oo--

To be continued...

Love Ending Bet | JaemsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang