Meet 21

9 0 0
                                    

Permata tidak dapat dipoles tanpa gesekan. Orang tidak sempurna tanpa cobaan.

-Pepatah Cina-

________________________________________

Semangatnya manaa?? ╰(*°▽°*)╯

Yuk vote, vote, vote, ya. Komen juga boleh.

*

*

*

"Dandan yang cantik donk, Nak."protes Maya saat dilihatnya Anna hanya memakai blouse bunga berwarna krem dengan celana ankle warna khaki dan sepatu flat putih.

"Ini udah cantik, Bund."sanggah Anna dengan muka ditekuk.

Lagian, ini kan bukan kencan. Ini hanya sekedar ketemu kenalan aja.

Maya menghela napas. Tak bisa memaksa lebih juga, nanti malah ga jadi berangkat, berabe urusan.

"Mau Bunda bantu tata rambut?"tawar Maya belum menyerah.

"Udah rapi, Bunda."jawab Anna berusaha sabar.

Ibunya ini seperti mengharap hasil lebih saja. Bagi Anna yang udah parno duluan, tipis kemungkinan dia langsung suka dengan pria yang sefrekuensi sama dunia Darren.

"Anna berangkat ya, Bund. Ga enak kalo telatnya kelamaan."kilahnya dan berhasil lepas dari Maya.

*

*

Kania

Kamu yakin, Na?

Anna menatap sendu layar ponselnya. Pesan Kania belum dibalasnya sejak tadi. Jujur, dia ga yakin. Dia melakukan ini sekedar iseng. Menyenangkan kedua orang tua. Itu yang selalu diulangnya dalam hati.

Me

Semoga.

Kania

Ati-ati ya. Kalo ada apa-apa langsung misscall aku.

Anna tersenyum.

Tak lama, taksi yang ditumpanginya sampai di lobby sebuah restoran oriental. Anna membayar dan turun dari taksi, lalu bergegas masuk ke lobby yang disambut oleh seorang pelayan pria.

"Apa Nona sudah reservasi?"tanyanya sopan.

"Iya. Atas nama Tarrigan."jawabnya lancar.

Binar kagum tak disembunyikan si pelayan.

"Silahkan, Nona. Sebelah sini. Tuan Tarrigan sudah menunggu."Jawabnya bersemangat.

Anna mengikuti saja langkah si pelayan. Dilihatnya di sebuah meja bundar, duduk Kevin yang tersenyum ke arahnya.

Hmm... Ramah.

Itu kesan pertama yang ditangkap Anna yang juga membalas senyumannya.

"Terima kasih."ucap Anna pada si pelayan yang membantunya duduk.

"Dengan senang hati. Silahkan panggil saya jika sudah siap memesan."balasnya ramah dan segera pergi.

"Maaf, saya terlambat."kata Anna sopan setelah si pelayan pergi.

"Tidak. Tidak sama sekali. Aku yang terlalu cepat datang."kata Kevin dengan senyuman masih menghias wajahnya.

"Pilihlah."Kevin menyodorkan buku menu ke hadapan Anna.

"Anda akan memesan apa?"tanya Anna setelah melihat menu dan tak bisa memutuskan.

"Kenapa formal sekali? Bicara biasa saja, jangan lihat nama keluargaku. Bukannya kita sekarang 'niatnya' berteman?"protes Kevin.

Meet Me [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang