•••°HAPPY READING GUYS!°•••
***
Jam tangan Nesya menunjukkan pukul 14.00
"Lama banget sih, ah!" gerutu Nesya, "ini lima menit nggak muncul tu orang, fix! harus pesen ojol aja!" sambung Nesya sembari mencari ojol di ponselnya.
Tepat lima menit setelahnya, saat Nesya akan meng klik 'pesan ojol'. Sebuah mobil berwarna hitam berhenti di depan Nesya.
Nesya mengangkat alis kanannya setelah melihat siapa yang ada di balik kaca mobil hitam itu, Azam. Laki-laki itu keluar dari mobilnya dan berniat membukakan pintu untuk Nesya, tetapi ia kalah cepat dengan Nesya yang langsung masuk dan duduk dibagian belakang dalam mobil.
Haduhh kasian Azam, udah mau bukain malah masuk duluan, duduk dibelakang nya pula wkwk, gagal romantis hahaha...
"Kenap-.." Kalimat Azam terputus ketika melihat raut wajah Nesya cemberut, tandanya wanita itu sedang badmood.
***
"Sandraaaa! Aku kangen banget sama kamu!" ujar Nesya setibanya di ruang rawat Sandra.
"Aku juga kangen kamu, Sya." balas Sandra dengan senyum kecil.
"Loh, katanya bunda sama kak Nay ke sini? Kok ngga ada, ya?" Gadis itu celingukan mencari Renata dan Nayra yang katanya akan menjenguk Sandra.
"Eh, tadi udah kesini kok tapi cuma bentar, katanya buru-buru ada urusan gituh kak Nayra nya." sahut Sandra yang mencoba duduk menghadap sahabatnya.
"Tiduran aja, San." ujar Azam yang langsung duduk di sebelah Nesya. "Apaan sih deket-deket?" ketus Nesya memberikan tatapan sinis.
"Emang kenapa sih? Aku bau ya?" ucap Azam sambil mengendus badannya sendiri. "Iya, bau kecut!" celetuk Nesya masih dalam wajah sinis, "Udah bau, jemputnya lama pula!"
Azam mengelus dada, untung ia ingat Nesya adalah calon istrinya. Kalau tidak, sudah ia tendang dari tadi.
Sandra terkekeh melihat kelakuan sahabatnya yang tak mau di dekati Azam, "Yaelah, Sya. Gitu doang ngomel, lu!" Sandra melempar bantal miliknya ke arah Nesya. "Ampun deh ya, lu sakit bukanya tobat malah menjadi-jadi." gerutu Nesya yang bersiap melempar balik bantal milik Sandra, tetapi tangannya di tahan Azam.
"Nesya nggak boleh gitu, dia kan lagi sakit..." Azam mencoba menahan Nesya. Bukannya tambah diam, Nesya justru melempar bantal itu ke arah Azam.
"Astaga! Nesya, cowok sendiri di lempar bantal." goda Sandra yang melihat pertengkaran antara sahabatnya dengan Azam.
"Mereka berdua cocok, aku ngga mungkin kasih tau Nesya yang sebenernya."
***
"Makasih. lain kali gausah jemput, bisa sendiri kok." ketus Nesya sesampainya di depan rumahnya.Azam mengelus dadanya, ia harus sabar menghadapi bocil seperti Nesya. Bocil? Bocah cilik ? Iya dong, bocil buat Azam hahaha. "Maaf ya,Cil."
Nesya membulatkan mata nya, "Bocil-bocil, gue udah gede tau!" gerutu Nesya. "Nih, liat tangan Nesya!" ujar gadis itu yang sedang memamerkan tangan mungilnya.
Azam mengangkat alis sebelah kanan nya, "udah bocil, ngga mau ngaku lagi, hahaha imut banget calon istri gue." ucap Azam dalam hati dan berusaha menahan tawa.
"Ihhh! Ngeselin, udah sana pulang!" Nesya mendorong badan Azam yang jelas lebih besar dari pada badannya sendiri dan di pastikan itu tidak mempan untuk seorang Azam. Tapi entah kenapa kali ini Azam mengalah, ia mengikuti gerakan Nesya yang mendorong nya masuk ke mobil.
"Kok ngusir sih? Aku bilangin Om Irfan lah." goda Azam yang mengancam Nesya. Namun bukannya di jawab, laki-laki itu malah mendapat tatapan tajam dari seorang Nesya.
"Tatapanmu lebih tajam dari pisau yang bisa menusuk hati ku." goda Azam sembari meletakkan tangannya di dada, ala-ala di tusuk gitu wkwkw.
"Alay banget, udah pergi sono!" Nesya mengibaskan tangannya seperti mengusir ayam ^^
"Iya-iya. Salam buat om dan Tante, ya?"
"Ogah!" Gadis itu langsung melengos pergi dari Azam.
"Mau marah, tapi ini calon istri saya." lirih Azam sembari mengusap dada nya pelan.
Bersambung...
-------------------------—-————————————
Hallo guys !!!
Sorry di chapter ini author up segini aja
Ada yang penasaran nggak kelanjutan kisah Nesya dan Azam??
Kira-kira apa yang di sembunyikan Sandra dari Nesya,ya?
Pantengin terus Kisah Nesya sama Azam ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Terbaik (OnGoing)
Teen FictionAnggap saja aku rumahmu, jika kamu pergi kamu tahu arah pulang. Menetaplah bila mau dan pergilah jika bosan. Picture by Pinterest Edit by Canva