30 : Hari bahagia

10 0 0
                                    

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."

Alhamdulilah, Sah!

🤍🤍🤍

Terimakasih Ya Allah. Engkau telah menunjukkan jalan yang sebenarnya. Sekarang, aku sudah sah menjadi istri dari seorang pria bernama Azam. Pria yang sudah berjuang keras untuk mendapatkan ku.

Walaupun hampir menyerah, tapi ia tidak pernah lelah untuk memperjuangkan ku.
Aku hampir saja kehilangan sosok yang sangat menyayangiku dan sekarang aku akan menjaganya, merawatnya, mematuhinya sebagai suamiku hingga bersama-sama menuju Jannah- Nya.

-Nesya Renata Putri.

🤍🤍🤍

Ya Allah...

Terimakasih atas nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku, aku bersyukur masih bisa bernafas kembali setelah melewati masa kritis itu. Dan aku bersyukur bisa mendapatkan perempuan cantik yang aku perjuangkan dari dulu.

Umma... Abah...

Lihat, putramu berhasil membawa seorang putri yang sangat cantik. Ia yang kalian dambakan sejak dulu, berhasil aku nikahi.

🤍🤍🤍

"Alhamdulilah, akhirnya saya bisa nikahin kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Alhamdulilah, akhirnya saya bisa nikahin kamu." ujar Azam, sembari menggenggam kedua tangan wanita yang kini sah menjadi istrinya.

"Semoga aku ngga salah pilih suami."

"Eh, ngga boleh gitu!"

"Hahaha. Iya-iya, enggak kok."

"Nesya, saya pingin denger kamu bilang saya ganteng. Bilang cinta ke saya juga kamu belum pernah."

"Memangnya perilaku Nesya ngga cukup, untuk menunjukkan rasa cintaku buat Kakak?"

"Kurang, saya mau denger kamu ngomong langsung."

"Alhamdulilah aku bisa menikah dengan pria tampan dan baik hati."

"Hm, terus?"

"Alhamdulilah, aku juga sayang dan mencintai pria yang ada di sampingku saat ini." lirih Nesya dan langsung berlari. Azam dibuat salting dengan ucapan Nesya, ia mengusap wajahnya berulang kali.

Tak lama, ia mengejar Nesya yang entah berlari kemana. Ia menelusuri sekitar masjid tempat ia mengucapkan ijab qobul tadi. Ia menemuka istrinya sedang berdiri di samping deretan bunga mawar.

"Wanita, bagaikan bunga mawar. Untuk memetiknya harus berhati-hati, jika tidak, maka akan melukai tangan yang akan memetiknya. Tapi, jika sudah mendapatkannya, orang itu tidak akan menyesal telah memetiknya. Akan ia rawat mawar itu sampai kapanpun."

-Nesya & Azam-
Pilihan Terbaik

------End------

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pilihan Terbaik (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang