16 : Masa Kecil

52 25 123
                                    

<Teman kecil>

🌱🌱🌱

•HAPPY READING•

"Eh, Nesya. Sendirian? Azam mana?"

Nesya celingukan, "Bunda mana?" Nesya mencoba mengganti topik pembicaraan.

"Ditanya apa, jawabnya apa." celetuk Nayra dengan suara pelan. "Bunda pulang, mau ambil baju Nayra." papar Irfan. "Ayah mau ke kantin, laper. Nesya udah makan?"

Nesya menggelengkan kepalanya, "belum. Gantian sama ayah aja. Nanti kak Nay sendirian, kasian."

Nayra memukul kecil tangan Nesya yang berdiri di sampingnya. Nesya tersenyum cengengesan, ada aja idenya.

Tak lama setelah Irfan keluar dari ruangan, Sandra masuk dengan membawa buah ditangannya. "Hai, Kak Nayra cantik!"

Nayra tersenyum miring, "pantesan ngga sama Azam."

"Tadi aku ketemu kak Azam lagi bero--" Belum selesai Sandra bicara, mulutnya dibungkam dengan buah apel yang sudah Nesya kupas.

"Gausah disembunyiin sama gue. Mau ngomong apa lu, San?"

Yap, Nayra kini berada di pihak Sandra. "Azam berobat di Rumah Sakit ini? Sakit apa dia?"

"Nggak tau, tadi lihat dia di depan poli spesialis gastroenterologi." papar Sandra sembari mengunyah apel yang masuk di mulutnya tadi.

"Sakit lakik kau tuh, Nes."

***
AZAM POV

Ternyata penyakit ini belum juga pergi. Setelah sekian lama akhirnya balik lagi ke dokter Ilham. Fyi, dokter Ilham ini adalah dokter spesialis gastroenterologi.

Apa itu? Dokter spesialis gastroenterologi memiliki keahlian khusus dalam mengobati beragam gangguan pada saluran pencernaan, seperti gangguan pada lambung, usus, hati, pankreas, empedu, hingga rektum.

Buat yang bertanya-tanya gue sakit apa? Ga usah kepo!

Canda, guys.

Jangan terlalu serius, hidup perlu bercanda.

Gue punya riwayat penyakit lambung. Gue kena penyakit ini sejak masuk kuliah, jangan tanya kenapa bisa kena. Dulu, badan gue kurus kerempeng. Kayak ga pernah dikasih makan, emang ga pernah.

Semenjak kepergian Umma dan Abah, gue tinggal sama bang Umar, Abang gue satu-satunya.

Lima tahun setelah kepergian Umma dan Abah, bang Umar melangsungkan pernikahan dengan perempuan pilihan Abah. Yaitu, Kak Cahaya.

Sama seperti bang Umar, gue juga di jodohin sama anaknya Om Irfan. Ya, benar. Nesya Renata Putri.

Dulu, gue sama Nesya itu adalah tetangga di kampung. Usia gue dan Nesya terpaut lima tahun, kami terpisah karena keluarga Nesya pindah ke Jakarta. Urusan pekerjaan Om Irfan katanya.

Abah pernah bilang, "Zam, keluarga Irfan itu baik. Mereka udah bantu kita banyak. Kita juga udah deket sama keluarga mereka dan tempo hari, Irfan bilang mau menjadikan kamu sebagai menantunya. Abah tau kamu dan Nesya masih kecil. Tapi, Abah rasa harus sekarang menyampaikan ini. Supaya kamu bisa jaga hati untuk Nesya dari sekarang.

Abah gamau maksa kamu. Ini cuma permintaan Abah yang ngga harus kamu turutin. Kalau besok kamu bertemu dengan perempuan lain, itu ngga masalah. Itu hak kamu untuk memilih pendamping hidupmu."

Waktu Abah bilang begitu, umur gue masih 17 tahun sedangkan Nesya umur 12 tahun.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pilihan Terbaik (OnGoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang