⚠️Warning⚠️
Chapter ini mengandung keuwuan!
.
.
.Mobil hitam milik Azam kini melaju dengan kecepatan tinggi, menuju kediaman Irfan. Tentunya dengan niat menjemput sang kekasih.
Sesekali matanya melirik ke arah ponsel yang ia letakan di kursi sebelah, tidak ada jawaban dari Nesya. Dimana dia? Kenapa tidak membalas pesan Azam?
Sesampainya di rumah Irfan, Azam langsung disambut baik oleh Renata. Ya, memang Azam akui, calon mertuanya itu super duper baik.
Sesaat setelah duduk di ruang tamu, terlihat Nesya menuruni anak tangga dengan lemas. Bukan, bukan lemas! Ia malas bertemu Azam.
"Kamu belum siap?" tanya Azam keheranan. Pasalnya, Nesya terlihat seperti orang bangun tidur.
Gadis itu menaikan alis sebelahnya, "Ngapain? Gue baru bangun tidur. Hoaaamm."
Renata mencubit pipi Nesya, "Nggak sopan! Nguap depan calon suamimu!" Gadis itu meringis, ia tak tahu apa salahnya. Ia hanya menguap, itu normal kan?
Azam terkekeh melihat kejadian di depan matanya. Sungguh menggemaskan wajah Nesya yang baru bangun tidur.
"Tante, saya izin ajak Nesya keluar, ya?" Azam meminta izin dengan luwesnya. Tidak ada beban sama sekali, ia melempar senyuman ke arah Nesya. Gadis itu melotot dan berkacak pinggang, "Kemana? Mager gue."
"Awww! Bunda!" rintih Nesya, baru saja sang bunda menarik hidungnya. "Cepet siap-siap sana! Pake parfum juga, kamu bau banget!" Perintah sang ibunda langsung dituruti Nesya. Walaupun dengan rasa malas.
***
Tidak ada obrolan selama perjalanan menuju rumah Azam. Hening, tidak ada yang membuka suara. Azam fokus menyetir sedangkan Nesya asik memainkan ponselnya.Nesya dibuat syok oleh Azam. Kemana Azam mengajaknya? Rumah siapa yang ada di depan matanya?
"Ini rumah siapa?"
"Welcome to my home dear." ucap Azam yang tersenyum. "Ohya, rumah kita nantinya. Bukan milik aku aja." Kalimat Azam barusan berhasil membuat Nesya ternganga dan mematung ditempat.
Pria itu tak menunggu respon Nesya, ia membukakan pintu mobil dan menarik tangan Nesya untuk keluar.
"Ada siapa di dalem?" tanya Nesya. Ia takut jika hanya berdua dengan Azam. "Ada orang yang kamu kenal. Ayo,masuk!" Azam menarik tangan Nesya ke dalam rumah.
Gadis itu dibuat tersenyum bahagia kala ia melihat sahabatnya berada di dalam rumah Azam. Ia langsung berlari memeluk Sandra, "Ngapain lu disini? Atau jangan-jangan--"
"Nggausah ngadi-ngadi! Doi lu mohon-mohon ke gue buat nemenin lu di rumahnya. Dia tau pasti lu ga bakal mau kalo sama dia doang, kan?" jawab Sandra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pilihan Terbaik (OnGoing)
Roman pour AdolescentsAnggap saja aku rumahmu, jika kamu pergi kamu tahu arah pulang. Menetaplah bila mau dan pergilah jika bosan. Picture by Pinterest Edit by Canva