Ahn yena seorang gadis cantik berusia 17 tahun, yang bekerja sebagai pembantu.
Dan Lee Minho yang kerap disapa Lino berusia 18 tahun yang menjadi anak majikan Yena
Bagaimana kelanjutan ceritanya?
Markica
Mari Kita baCA
Malam pun tiba, dan keadaan kamarku saat ini sudah seperti kapal pecah. Beberapa pakaian berserakan diatas kasur bahkan dilantai, ugh sangat berantakan.
Ini ulah Irene yang mengundangku tiba-tiba. Oh ayolah aku hanya seorang pembantu muda yang tentunya tidak memiliki pakaian seperti dress yang anak muda miliki.
Semua pakaianku terlihat....
Kuno.
Ah bagaimana ini.
Aku merebahkan diri diatas kasur yang bertumpukan pakaian itu. Aku mengacak-acak rambutku. Rasanya frustasi.
Apakah aku tidak usah hadir saja?
"Ternyata lo pemales ya"
Aku tersentak kaget melihat Kak Lino yang kini sedang berada didalam kamarku. Dan keadaan kamarku seperti-......
"Bukan gitu Kak, aku bingung mau pake baju apa ke acaranya Kak Irene"ucapku melas.
Kak Lino hanya tertawa kecil, kemudian ia jalan mendekat ke arahku, memberi sebuah paperbag yang ia pegang itu padaku.
"Nih"ucapnya sembari menyodorkan paperbag berwarna putih itu.
Aku menatap Kak Lino bergantian dengan paperbag yang ia pegang. Ku tatap lama paperbag tersebut dengan was-was. Apa jangan-jangan isinya bom atom?
"Ini cuma baju kok, bukan bangkai tikus"ucapnya.
Wah hebat, kak Lino ternyata cenayang ya.
Aku menggeleng tanda menolak pemberian Kak Lino "ngga kak, baju Yena masih banyak. Tuh liat sendiri kan sampe berserakan gini"
Kak Lino jalan mendekat menghampiriku, membuatku menahan nafas sesaat atas perlakuan Kak Lino.
Kak Lino duduk disampingku. Ah, apakah ini wajar? Apakah majikan duduk berduaan dengan pembantu seperti ini?
"E-eh kak?" Jujur aku sedikit menjauh dari Kak Lino. Karena aku sadar dengan perbedaan kasta kami.
Kak Lino terkekeh "ini cuma baju kok dari ibu. Katanya buat lo pake ke acara sepupu gue. Kalo ga mau gue bilangin ibu aja deh. BU, YENA GAMAU KATANYA BU"
"Eh ngga ngga, iya iya Yena mau kok. Sini bajunya" Aku pun menerima paperbag berisi pakaian itu dari tangan Kak Lino. Aku menatap sinis orang yang berada disampingku. Aish, jika saja dia bukan anak majikan ku mungkin sudah ku lempar keluar sana.
"Bilangin ibu, makasih ya"
Kak Lino mengangguk " iya sama-sama"
Aku dengan senang hati membuka paperbag yang diberikan oleh Kak LIno-.. eh ralat tapi ibu Kak Lino. Aku melongo melihat pakaian yang ibu Kak Lino berikan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.