Shan tiba-tiba terbangun pagi itu. Shan melirik jam di dinding kamarnya, 07.30. Shan mengangkat tubuhnya dengan sangat berat dari dekapan Kallen. Shan tidak percaya, bahkan sedang tertidur pun manusia ini masih mendekapnya dengan begitu posesif. Shan menatap wajah Kallen, mengingat setiap garis wajahnya. Wajah ini yang dulu selalu di bencinya. Perkataannya yang sarkastis, meremehkan Shan, mencoba menjatuhkan Shan dan terkadang membuat Shan bergidik karena dia begitu heartless. Siapa yang menyangka, Shan akan menjatuhkan hatinya pada pria ini. Shan akan hidup selamanya dengan pria ini bahkan mungkin suatu hari Shan akan memiliki anak darinya. I don't believe it ! Shan menggelengkan kepalanya menahan tawa. Hidup memang selucu itu, seunik itu, semengejutkan itu. Bagaimanapun aku mencoba pergi, jika takdir memang milik kita, semuanya akan kembali dnegan sendirinya tanpa rencana. Seolah...semesta memang mendukung Shan dan Kallen untuk tetap bersama selamanya.
"Teach me how to love you better, Dear..." Shan berbisik sambil mengusap pipi Kallen lalu mengecup keningnya dengan lembut. Kallen mengernyitkan dahinya lalu mencoba membuka mata. Kallen langsung tersenyum saat tahu Shan sedang memandanginya.
"Morning, Babe..."
"Morning..."
"What are you doing?"
"Nothing, hanya menatap wajah kamu...selama ini aku tidak pernah menatap wajah kamu jika kita tidur bersama. Aku selalu melupakan itu."
"Kamu selalu terburu karena takut terlambat ke kantor. Bahkan kita hampir tidak memiliki waktu untuk sekedar cuddling."
"Hmmmm..." Shan mengangguk lalu kembali menjatuhkan kepalanya di dada Kallen. Kallen mengecup kepala Shan lalu mengusapnya.
"Kamu membuat aku malas untuk bangun." Shan berkata manja sambil mengeratkan pelukannya pada Kallen. Kallen terkekeh mendengarnya.
"Tidur dan peluk aku sesuka hati kamu karena aku juga merasakan hal yang sama. It's sunday. Waktunya bermalas-malasan."
"No, acara kita di mulai pukul 12. Jadi hanya ada waktu 1 jam lagi untuk memeluk kamu seperti ini !" Shan bicara tegas, Kallen mengerlingkan matanya kesal.
"Okay...whatever. I don't care."
"Kall....."
"Ya..ya..ya..aku akan bersiap sebelum pukul 12." Kallen menaik turunkan alisnya menggoda Shan. Shan mendorong pipi Kallen.
"Kenapa aku bisa mencintai kamu yang begitu menyebalkan !"
"Karena aku sangat charming ! Please, akui itu. Bahkan kamu sudah tahu sebelum kamu mengenal aku."
"Jangan terlalu optimis..." Shan mendesis lalu tidur memunggungi Kallen. Kallen mendekapnya dari belakang dengan sangat erat.
"Apapun itu, jangan pernah mencari alasan kenapa kamu mencintai aku atau sebaliknya. Because love has no reason..." Kallen berbisik pada Shan, Shan membalik badannya menghadap Kallen, mata mereka saling bertemu.
"You know, if you love me because of a reason, when that reason is gone...your heart will change too...." Kallen berkata sambil mengetuk-ngetuk pelan hidung Shan. Shan tersenyum lalu merangkum wajah Kallen.
"Okay...I love you without a reason. I love you because you are you."
"Good !" Kallen tersenyum lalu mengecup kening Shan. Shan lalu kembali mendekap Kallen dengan lebih erat. Kallen ternyata begitu lembut dan romantis, jika tahu seperti ini dari dulu aku tidak akan segan mencintainya lebih awal, ujar Shan dalam hatinya.
***
Siang itu Shan menunggu sahabat-sahabatnya untuk datang. Shan mengadakan pesta kecil-kecilan dan mengundang sahabatnya untuk lunch bersama. Audrey dan Raka membantu Shan mempersiapkan semuanya. Pesta diadakan di taman belakang rumah Kallen dan Shan. Syd dan Kean sudah datang lebih awal, mereka tampak berbincang dengan Audrey, Dyo dan Bima di dalam. Selang beberapa menit, Shan melihat Naurra dan Runa. Shan dan Kallen langsung menyambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Testament
RomanceShan menerima wasiat dari Ayahnya yang terbaring koma bahwa dirinya harus menikah dengan Kallen, nemesisnya yang setengah mati Shan benci. Shan dan Kallen bisa saja menolak, namun hak mereka yang sudah tertulis dalam wasiat terancam dibekukan. Menik...