15

353 39 3
                                    

taehyung berjalan perlahan menghampiri jimin yang sedang duduk di taman belakang mansion milik jungkook.
jimin terlihat terdiam disama  tatapannya kosong, ibunya juga tidak ada disana saat ini ia sendiri.
"jimin.. mengapa tidak masuk? hari sudah mulai malam "
jimin hanya menatap lembut taehyung dan tersenyum.
"aku hanya ingin di luar sedikit lama, sebentar lagi aku akan masuk taehyung sunbae"
taehyung mengangguk mengerti .

"aku mencari di internat, jika sedang mengandung tidak boleh bersedih karena anak yang di dalam kandungan akan merasakannya"
taehyung merangkul punggung kecil milik jimin, mengelus di ujung pundaknya berusaha berbicara lewat sentuhan tangannya jika ini semua bukanlah apa-apa .
"aku sangat khawatir dengannya" jimin menundukkan kepalanya untuk melihat perutnya yang sedikit membesar itu .
"mengapa ? bibi park menerimanya dan begitu juga denganku jimin "
taehyung menggerakkan jemarinya dan mengelus lembut perut jimin.
"hanya saja, aku tidak tau menjawab apa jika dia menanyakan ayahnya "
taehyung mengira jimin kecewa pada bayi itu, ternyata ia kecewa dengan dirinya sendiri.
"aku, maukah kamu percaya padaku? aku bisa bertanggung jawab untuk bayi ini jimin"
jimin dengan perlahan menatap taehyung,tapi entah mengapa raut wajahnya terlihat menyenduh.
"tidak, taehyung subae adalah lelaki yang hebat dan tampan.taehyung sunbae bisa mencari pasangan yang bahkan jauh lebih baik dariku"
taehyung menatap jimin lirih, pandangan mereka bertemu dan jimin melihat luka pada taehyung karena ia baru saja menolaknya.
"tapi aku jatuh cinta padamu jimin, aku ingin menjagamu dan anak itu "
jimin menggapai lengan taehyung dan menggenggam jemarinya.
"ku mohon kepadamu taehyung sunbae, aku tidak cocok dengan mu. kau terlalu sempurna  untuk aku yang telah di hancurkan seperti ini, bahkan pertamaku bukan denganmu... aku bahkan sedang mengandung anak yang aku sendiri pun tidak tau siapa ayahnya".

malam ini seperti biasa...
jimin, ibunya dan taehyung makan bersama lagi, ibu jimin telah kembali dari kamar nya dan memperhatikan jimin yang tidak nyaman ketika jungkook datang untuk bergabung.
"mengapa dia selalu berada disini " jimin tidak menatap jungkook ia hanya menatap ibunya untuk mencari jawaban.
"karena jungkook akan makan bersama kita mulai sekarang "
raut wajah jimin berubah menjadi kesal, terdengar helahan kasar darinya.
"tidak bisakah kau tidak datang ke mansion milik taehyung, jangan berlagak sok baik di depan eomma dan taehyung. "
eomma jimin berusaha menjelaskan kepada jimin karena jungkook telah banyak membantu mereka.
"tapi jimin benar apa yang bibi park katakan, ini juga bukanlah mansion ku melainkan mansion milik jungkook"
jimin menatap ke arah jungkook dan berjalan mendekatinya.
"kau kira, kau akan ku maafkan karena telah berbuat baik ? kau tidak pantas di maafkan . eomma... ayo kita pergi dari sini aku tidak sudi tinggal dirumah seorang penjahat"
jungkook berdiri dari duduknya dan mensejajarkan tubuhnya dengan jimin.
"setidaknya berterimakasihlah karena aku telah membebaskanmu dari pria tua itu park jimin"
jimin mengepalkan jemarinya di bawah sana matanya berkaca-kaca hendak mengeluarkan air mata.
"berterimakasih? kau dan ayahmu bahkan sama-sama penjahat."
jimin meneteskan air matanya dan mengelap butiran air matanya dengan lembut yang sudah jatuh beberapa kali.
"tuan jeon dan kau tidak pantas terlahir di dunia ini! kalian iblis yang hanya pantas tinggal di neraka"
ibu jimin dengan cepat menarik lembut jimin untuk tidak berkata seperti itu karena keaadaan jimin saat ini sedang hamil.
"ya benar, tapi perlu kau ketahui tuan jeon bukanlah ayahku! "
jungkook pergi dari sana dan meninggalkan jimin yang masih terdiam terisak disana.
"eomma... bisakah eomma menjelaskan sesuatu kepadaku? " jimin melihat ibunya dengan tatapan memohon.

dan disni lah jimin bersama ibunya sedang bersender di tempat tidur,mendengarkan kejadian yang tidak jimin ketahui.
jimin mendengar cerita dari ibunya, orang tua jungkook ternyata sudah meninggal.Jungkook di besarkan oleh tuan jeon  dan pria tua itu bahkan tidak berkata jujur tentang orang tua kandung jungkook.
tapi, hanya saja jimin tentu tidak melupakan kejahatan yang jungkook perbuat padanya. jimin masih sangat membenci jungkook karena jungkook menyetubuhinya dengan paksa saat mengetahui tuan jeon yang selama ini dia kira ayahnya  ingin menikah dengan jimin.
sebenarnya jungkook dia juga belum mengetahui jika tuan jeon bukanlah ayahnya namun seminggu sebelum study turt dia bertemu dengan yakuza. karena yakuza yang memintanya tanpa sepengetahuan tuan jeon.
dua hari jungkook berada di jepang dan yakuza membicarakan semua kebenaran selama ini, bahwa tuan jeon bukanlah ayahnya melainkan teman ayahnya.
jungkook tentu saja meresa di bodohi dan hatinya sangat terluka saat itu. ternyata dirinya telah di pengaruhi hal buruk oleh tuan jeon.
dari semenjak itu, yakuza dan jungkook telah bekerja sama dan ingin membunuh tuan jeon dengan tangan mereka sediri. agar jungkook dan yakuza bisa membalaskan dendam ayah jungkook sahabat dekat yakuza .
jungkook tentu saja setuju dengan semua itu, kebencian di dalam dirinya pada tuan jeon membuat hatinya tersadar bahwa selama ini yang dia lakukan saat menjadi berandal dan berbuat buruk pada jimin dan beberapa murid adalah hal yang salah.
sebisa mungkin jungkook ingin berubah dan meminta maap pada jimin, hanya saja sepertinya dirinya terlalu gengsi untuk meminta maaf kepada jimin.
entah mengapa dia tidak bisa menahan emosinya saat berhadapan dengan jimin.

hooliganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang