27 end.

440 32 4
                                    

seminggu berlalu setelah kejadian jimin di culik oleh orang suruhan kazumi. jungkook dia benar-benar menjga ketat jimin setelahnya dan memindahkan semua pekerjaannya ke rumah termasuk meeting juga.

"jungkook..."
jungkook menggerakkan kepalanya untuk melihat kearah jimin.
saat ini kedua pasangan itu tengah berdua di dalam bathtub berisi air hangat dengan jungkook yang memeluk tubuh telanjang jimin.
"heum"
deheman itu terdengar sangat lembut dan juga penuh tanya.
"kamu tidak boleh terus-terusan menyuruh lucas untuk memindahkan semuanya ke rumah.. itu akan menyulitkannya"

jungkook terdiam sebentar dan menjauhi tubuhnya.
"oh ada apa? mengapa kamu sangat perhatian sekali pada bocah itu?"
jungkook bersandar di sebrang bak mandi dan melipat lengannya kedepan, wajahnya terlihat sedikit berubah.
"tidak jungkook, aku hanya takut merepotkanmu"

jungkook sedikit tersipu saat jimin mengkhawatirkannya, dia pikir jiminnya suka dengan lucas.hampir saja jungkook menyuruh lucas untuk menembak dirinya sendiri.
"kalau begitu, haruskah aku membuat ruangan khusus untuk jiminku di kantor?"

jimin menggeleng cepat dan mencoba mendekati jungkook."tidak- tidak bukan itu maksudku jungkook" jimin hanya ingin jungkook kerja seperti biasa, pergi pada pagi hari dan pulang pada sore hari.jimin tidak ingin merepotkan jungkook lebih lama, seminggu ini jungkook benar-benar full berada di rumahny hanya takut terjadi sesuatu lagi pada jiminnya.

"kamu sangat menggemaskan" jungkook mengangkat tubuh jimin dan memangku tubuh jimin dengan mudah.
"apa kamu bosan berada dirumah? ingin keluar?"
jimin menggelengkan kepalanya kembali.

"lalu?" jimin mengecup bibir jungkook dengan tiba-tiba.
"kamu sudah berani menggodaku ya.."
jungkook langsung melumat bibir jimin dan memasukkan lidahnya kedalam mulut jimin.saat ini tubuh jimin telah menghadap jungkook.

jungkook dan jimin masih saja berciuman, bahkan jungkook tidak berhenti walaupun tau jimin sukit bernafas.
"emh jung-"
jungkook tersenyum di sela-sela ciumannya dengan jimin, pria besar itu benar-benar sangat bahagia ketika jimin datang ke hidupnya.

beberapa menit kemudian jungkook melepaskan pautan mereka, terlihat mereka masih saling menempelkan kening disana.
"jimin... mengapa kamu cantik sekali"
jimin mencoba menutup wajahnya menggunakan  kedua tangannya.tapi jungkook melarangnya dan menggapai kedua tangan jimin dan mengunci  keatas kepala jimin.
"jungkook lepaskan, aku malu"
lagi dan lagi jimin terlihat sangat menggemaskan ketika tersipu malu seperti itu.
"bolehkah?" jungkook melirik niple jimin yang terlihat jelas di depan wajahnya, bahkan tanpa jimin mengijinkan jungkook lebih dulu menjilati niple jimin.

jimin mendesah dan mencoba melepaskan lengannya diatas kepalanya, tetapi tentu saja nihil karena tenaga jungkook begitu kuat.
"jungkook! aku ingin memakai baju dan makan, aku lapar " jimin sedikit membentak jungkook dan mengerucutkan bibirnya.

seketika jungkook tentu saja langsung menghentikan aktivitasnya dan menggendong jimin karena sudah terlihat sangat marah.
"hehe maafkan aku, aku selalu tidak bisa menahan diri saat bersamamu"













beberapa jam setelah mengendarahi mobilnya, jimin dan jungkook saat ini telah berada di retoran.
semua makanan jungkook hidangkan pada jimin banyak sekali, dan juga tempat itu di hiasi oleh beberapa bunga bulan lahir jimin dan jungkook dan juga beberapa bunga mawar.
"jungkook, mengapa sepi sekali? apakah restoran ini akan tutup?sepertinya mereka hanya menunggu kita" jimin melihat kesekitar dan sedikit berbisik saat berbicara pada jungkook, hanya saja ini baru jam 8 malam mengapa terlihat sepi sekali? apa orang-orang segan datang kemari karena harga makanannya sangat mahal? pikirnya.

"papa!"

tiba-tiba jimin mendengar teriakkan  dari pintu masuk dan membelakkan matanya karena melihat yeon-u dan ibunya disana.

hooliganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang