Hai, sorry for really really really late post. Aku sibuk sekolah:( makanya begitu dapet waktu kosong aku sempetin buat edit GBTN sedikit demisedikit. And now heres the next chap of GBTN. Sorry karna udah nunggu terlalu lama wkwk
Ps: maaf kalo part ini hancur, banyak typo, gak sesuai yang di harapkan.
Ps II: ill post next chapt asap xxBonus pict: Naraka Fajar a.k.a Nick Jonas
Voment Guys!
***Sedari tadi aku hanya memutar ponsel milikku dengan gugup. Kenapa aku mendadak jadi remaja labil begini sih. Kan aku hanya mau menelpon cowok yang masih berstatus sebagai suami sah-ku.
Aku mengetuk-ngetuk iPhone-ku ke kepala beberapa kali. Idiot banget. Umurku sudah 21 tahun, sudah cukup dewasa dan berani. Tapi kenapa hanya mau nelpon Nara saja nggak berani?
Aku menarik nafas panjang lalu membuka lock iPhone milikku dan langsung mengetikkan namanya nara di contac list ku.
Setelah mengumpulkan segenap keberanianku, aku akhirnya mengklik nomernya Nara. Aku rasanya pengen teriak histeris, Pas dengar nada 'tutttt' panjang yang menandakan telponnya tersambung dan tinggal tunggu diangkat saja. Jantungku rasanya berdebar kencang. Sampai akhirnya pada deringan ketiga, aku mendengar...
"Hallo?"
Deep. Aku rasanya ingin pingsan. Jantungku berdebar sangat kencang.
"Hallo?"
Aku meraih iPhoneku dengan tangan gemetar. Astaga.
"Hallo? I'll end this call if you arent going to talk."
Aku panik. "Nara, ini Kinara," kataku cepat.
Hening sesaat. Aku menoleh untuk melirik iPhone milikku. Sambungannya tidak terputus.
"Sorry, siapa?" tanya Nara.
Nadanya terdengar parau dan dalam. Damn it, i miss his voice so fucking much.
Aku memejamkan mata. "Kinara. Gue Kinara, Nara," bisikku pelan. Entah Nara dengar apa enggak. Aku kangen Nara.
Nara berdehem, "Kenapa Kinara?" Suaranya dingin.
Aku menghela nafas diam diam, "Gue mau balik ke Jakarta besok."
Hening sesaat.
"Ya, terus?" tanya Nara.
"Ngg.. Gue mau kita cerai tahun depan. Bulan januari," kataku dengan susah payah. Siapkah aku cerai dari Nara?
"Cerai?" tanya Nara dengan nada getir.
Andai saja aku bisa sedikit egois. "Ya."
"Oke. Besok Jason jemput lo di bandara. Mau nginep dimana?" tanya Nara.
"Di rumah lo, boleh?"
"Boleh."
Entah kenapa aku berani bilang ingin menginep di rumahnya Nara. Untung di bolehin. Coba kalau enggak.
"Makasih."
"Penthouse itu masih penthouse lo juga. Kita masih sah sebagai suami istri sampai bulan januari."
Dada aku menghangat. "Makasih, maafin gue Nara."
"Kenapa minta maaf?"
Karna aku tidak bisa egois."Gue minta maaf for everything," kataku tulus.
"Lo gak salah apaapa," kata dia datar.
Aku hanya diam menunggu.
Nara sangat mengenal sifatku yang tidak mau mengalah. Akhirnya ia menghela nafas panjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay Back To Normal
RomanceCopyright © 2015 by littlesunshine_ Hak Cipta Terlindungi © 2015 oleh littlesunshine_ : Naraka Fajar, laki-laki yang mendapat urutan pertama versi majalah Grey-Line tentang 50 most eligible bachelors in Indonesia. Pintar? jelas. Kaya? pastinya. Cak...