Keesokan pagi kemudian aku berangkat kerja seperti biasa, aku langsung menuju ke kantornya Nara. Sampai di kantornya Nara, aku mendatangi resepsionisnya.
"Apa anda sudah membuat janji?"
"Ya."
"Atas nama siapa?"
"Senja Kinara."
Resepsionis yang--aku tahu namanya--Kelly dari name tag yang ada di bajunya menyuruh aku untuk menunggu sebentar. Aku berjalan ke arah tempat duduk, aku menggoyang goyangkan kakiku seperti biasa.
"Nona Senja?" Aku mengadah menatap Kelly, aku berjalan ke arahnya.
"Ya?"
"Anda sudah ditunggu, silahkan naik ke lantai paling atas. Disana ada sekretaris Pak Naraka, dia akan memberikan arahan selanjutnya," kata Kelly dengan senyum profesional.
Aku melongo sebentar.
Gila, mau ketemu aja ribet banget.
"Oke, makasih," kataku sambil balas tersenyum.
"Sama-sama, Nona."
Aku masuk ke dalam lift yg diikuti oleh beberapa karyawan kantor lainnya. Lalu menekan tombol up dan lantai 23, lantai paling atas. Mendadak aku merasakan sesuatu yang aneh.
Saat aku menoleh ke belakang, semuanya ternyata sedang memperhatikanku.
Aku mendengus. "Kenapa pada ngeliatin saya? Memangnya nggak pernah liat klien Pak Naraka yang secantik saya datang ke kantornya?" tanyaku sinis.
Mereka semua langsung menoleh ke arah lain, heninglah suasana di dalam lift. Aku sendiri sedikit tersenyum tipis, mungkin karyawan kantor ini emang tidak pernah melihat klien wanitanya Nara.
Atau lebih parahnya, mereka tidak pernah melihat satu orang cewek pun yang dateng ke kantornya Nara. Selain karyawannya Nara tentunya. Ya jelas saja tidak ada, mereka kan tidak tahu kalau saja bos mereka itu Gay.
Aku ulangi sekali lagi fakta tentang Nara yang sama sekali tidak tertarik dengan seorang wanita manapun. Walaupun cewek itu telanjang di depannya dia.
Dia sendiri pas waktu itu bilang sudah pernah mencoba nonton film 'itu', tapi dia sama sekali tidak tertarik apalagi terangsang.
Huft. Nanti kalau aku sudah menikah dengan Nara, bagaimana caranya kita bisa membuat penerus keluarga Nara kalau melihat cewek berpakaian lengkap saja tidak tertarik? Apalagi yang telanjang?
Aku menghela nafas sedih, pokoknya aku harus berusaha.
DING!
Aku tersadar dan menoleh ke belakang, kanan dan kiri. Ternyata hanya tersisa aku saja di dalam lift. Saat aku mengadah untuk melihat aku ada di lantai berapa, ternyata sudah di lantai 23.
Kok cepet ya? Kebanyakan ngelamun sih.
Aku pun akhirnya keluar dari lift.
Di luar ruang kerja Nara aku melihat seorang perempuan yang sedang mengerjakan sesuatu di balik mejanya.
Kemudian dia mengadah. "Nona Senja?"
"Yes, i am."
"Anda bisa menunggu sebentar disini karna Pak Naraka sedang ada tamu."
Aku mengerutkan keningku, apa-apaan! Tadi malam aku disuruh dateng ke kantornya tepat waktu yaitu jam 9 pagi. Saat aku sudah datang tepat waktu, malah di suruh menunggu?
"Great," desisku kesal.
Aku mengangguk ogah-ogahan dan jalan ke tempat duduk yang ditunjukkan sekretarisnya Nara tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gay Back To Normal
RomanceCopyright © 2015 by littlesunshine_ Hak Cipta Terlindungi © 2015 oleh littlesunshine_ : Naraka Fajar, laki-laki yang mendapat urutan pertama versi majalah Grey-Line tentang 50 most eligible bachelors in Indonesia. Pintar? jelas. Kaya? pastinya. Cak...