Empat Belas: This is (not) Honeymoon!

76.7K 5.1K 223
                                    

"Kinara, gulingnya taruh di tengah."

"Gue gak bisa tidur tanpa guling," sahutku.

"Lo mau kita debat gara gara ini juga?" geram Nara.

"Yes, kenapa enggak?" Aku berbalik menghadap Nara dan menatapnya tajam dalam remang-remang. Nara juga menatapku tajam.

"Gue ngantuk tau, capek," ujarku mulai kesal.

"Gue juga, lo aja yang taruh guling di tengah," balas Nara tidak kalah kesal.

"Kenapa mesti gue?"

"Karna gue gak bisa tidur tanpa guling."

"GUE JUGA SAMA," geramku.

Naraka menarik nafas panjang lelah. "I hate you," desisnya.

"Makasih, gue juga sama," kataku sambil mendelik.

Nara tiba tiba melempar gulingnya dan gulingku ke bawah tempat tidur. Membuatku tersentak kaget.

"Lo apaan sih?!" bentakku marah.

"Lo gak mau ngalah sih."

Yang membuatku lebih terkejut adalah saat Nara menarikku ke dalam pelukannya. Kepalaku berada di dadanya yang bidang. Oh Tuhan.

"N-nara.." Aku mencicit pelan.

"Tidur aja kenapa sih."

Aku terdiam. Jantungku berdetak dua kali lebih kencang daripada biasanya.

"Kinara?" bisik Nara.

"Y-ya?"

"Gue kasih tau lo sesuatu dan gue hanya ngomong ini satu kali, gak pake siaran ulang."

Aku diam menunggu berbicara lebih lanjut.

"You looks so damn sexy right now, dengan baju ini." Nara berbisik dengan nada rendah.

Aku terkesiap. Tidak tahu harus bereaksi seperti apa.

5 menit... 10 menit.. sampai sejam kemudian aku benar-benar tidak bisa tidur. Aku sedikit mengadah menatap Nara, matanya terpejam.

Mungkin dia sudah tidur. Perlahan lahan aku melepaskan pelukannya Nara yang ada di pinggangku. Tapi semakin aku melepaskannya malah semakin erat Nara melukku.

Aku berdecak lalu mencoba sekali lagi sampai akhirnya terlepas, aku langsung menarik nafas lega.

Dengan perlahan aku turun dari ranjang. Alasan kenapa aku turun dari ranjang yaitu:

Pertama, aku tidak bisa tidur dengan baju yang minim seperti ini (WALAUPUN Nara bilang aku sexy menggunakan ini). Ini sama seperti aku tidak memakai baju.

Kedua, jantungku berdebar kencang karna Nara berada dekat sekali denganku dan dia shirtless.

Ketiga, anggap saja aku insomnia mendadak. (Coba beritahu aku bagaimana caranya aku bisa tidur kalau wajah tampan dewa yunaniku hanya berada beberapa inchi dari wajahku!!)

Jadi solusi pertama untuk alasan pertama, aku harus meminjam bajunya Nara diam-diam. Aku mengendap-ngendap berjalan ke kopernya Nara.

Kemudian aku mengambil bajunya Nara yang berwarna abu-abu. Aku cepat-cepat mengganti bajuku, saat aku pakai ternyata panjangnya sampai di lututku. Alasan pertama teratasi.

Alasan kedua mungkin bisa di skip saja, aku bisa tidur di sofa nanti.

Sekarang alasan ketiga, aku insomnia mendadak. Karena itu, aku sekarang berjalan keluar kamar. Untuk menatap lautan sejenak. Kalau aku berenang malam-malam begini bagaimana ya?

Gay Back To NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang