Enam: Big news for HIS PARENTS

83.4K 5.5K 253
                                    

"Tapi sayang sekali buat para wanita yg mengidolakan pengusaha tampan dan juga sukses ini, harus siap menelan kekecewaan," kata Rossie.

Aku sekali lagi melirik ke arah Nara, dia berhenti makan soupnya. Karna dia berhenti, aku juga jadi ikut berhenti makan nasi goreng-ku.

Dia mengambil segelas orange jus
dan aku mengambil susu coklat kesukaanku.

"Aw, kenapaaa?" Rekan Rossie berkata dengan ekspresi sedih.

"Sudah dapat di pastikan, bahwa Nara adalah seorang gay."

Nara yang baru minum langsung menyemburkan minumannya, aku juga ikutan menyemburkan minumanku.

SugarHoneyIceTea. Kenapa aku ikut-ikutan nyembur seperti Nara?!

"MOTHERF*CKERCOCKSUCKERHOLYSHITDAMNDAMN." Nara mengumpat dengan beruntun.

Aku sendiri bungkam dan fokus menonton TV. Uh oh, Nara ketahuan dan yang pasti dia dalam masalah besar.

"Pengusaha tampan, anak dari Dokter ternama--Elnathan Steven dan Pengelola butik terkenal--Alena Venicia ini, terlihat mesra bersama pasangannya di club miliknya. Yang diketahui, bernama David Franco. David juga di kenal sebagai model sekaligus aktor."

Sebuah video muncul di layar tv-ku. Rekaman tadi malam saat David megang tangan Nara dan memegang wajahnya Nara.

Aku nyaris pingsan, astaga.

"Tamat riwayat gue," desah Nara.

Nara mematikan tv-ku dan menelungkupkan wajahnya di meja. Di balik lipatan tangannya.

"Be patient," gumamku canggung.

Aku meminum susu coklatku. Tidak tau harus bersikap bagaimana.

"Nyokap bokap lo nonton gak ya?" tanyaku tanpa sadar.

Nara langsung duduk tegak. Rahangnya mengeras. "Holy shit." desisnya. "Kalo mereka tau..."

🎶 Like a moth into a flame,
I'm hypnotized,
And like a stone,
I'm paralyzed coz I can't look away...🎶

Yang pasti itu bukan nada dering ponselku, pasti punya Nara.
Saat aku menoleh ke Nara, ternyata orangnya sudah berlari ke kamarku untuk mengambil ponselnya.

"Jasmine?... APA? Mom sama Dad masuk rumah sakit?... Kenapa bisa?... Damn, dimana?... Oke."

Orang tuanya Nara di rumah sakit? Kenapa?

Aku masuk ke dalam kamarku. Nara kelihatan gusar kemudian dia mengadah dan menatapku.

"Gue anter lo kesini pake mobil gue, mobil lo mungkin masih di mili club punya lo," gumamku dengan sedikit merasa bersalah.

Nara menarik nafas panjang. "Gue bisa naik taxi atau suruh Jason jemput gue," balasnya.

Mataku menyipit, siapa Jason? Pacar gay-nya selain David? Oh, jadi dia punya banyak pacar gay.

Seakan akan bisa membaca pikiran gue, dia mutar bola matanya. "Jason itu asisten kepercayaan gue," jelasnya.

"Gimana kalo gue anter lo?" tawarku.

Nara melirikku sebentar, dia menurunkan iPhonenya dari telinganya dan kurasa dia tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran.

"Oke, ayo," katanya.

"Nyokap bokap lo kenapa sih? Kok bisa barengan gitu masuk rumah sakitnya?" tanyaku ingin tau.

Nara mendesah lalu menyapukan tangannya di sela sela rambutnya.

Gay Back To NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang