Tiga Belas: Its My First Night

73.9K 5K 237
                                    

"This time for dance, ladies and gentleman!" Lily kembali bercuap.

Sementara aku menghela nafas pelan. Dansa dengan siapa? Suamiku sedang bersama pacarnya!

"AYO MANA PENGANTIN YANG BARU NIKAH?!"

Aku merasakan semua orang menatap ke arahku. Dimana Nara disaat aku membutuhkannya seperti ini?

"I'm sorry guys tapi gue gak bisa dansa. Nara juga lagi di kamar mandi. Penyakit besernya kumat," kataku asal sambil nyengir.

Semua tamu undangan tertawa. Musik mulai di putar. Impianku untuk berdansa dengan suamiku, hancur seketika.

Lagu yg terputar Lady Antebellum - Dancing away with my heart. Lagu yang super duper romantis. Benar-benar lagu yang cocok untuk berdansa.

🎶 I finally asked you to dance on the last slow song.
Beneath that moon that was really a disco ball...

Aku menarik nafas panjang. Ya Tuhan, aku ingin sekali dansa. Tapi suamiku.....

Sekali lagi aku menghela nafas, air mataku sudah tergenang di pelupuk mataku. Siap mengalir. Aku menunduk dalam-dalam, nanti apa kata orang kalau aku menangis? Masa pengantin baru nangis?

Tapi aku tidak bisa menahannya lebih lama, akhirnya aku menangis dalam diamku. Tanpa ada orang yang tau.

Nara bilang kita harus acting di depan publik. Apa dia tidak bepikir kalau aku sendirian seperti ini, orang malah mikir yang aneh-aneh? Aku mengusap air mataku perlahan. Riasanku tidak boleh rusak.

Aku berjalan menelusuri dermaga sampai di ujung. Lalu aku duduk disana. High heels-ku yang sudah kulepas kutaruh di sampingku, kemudian aku menggoyang-goyangkan kakiku.

🎶 I haven't seen you in ages. Sometimes I find myself.
Wondering where you are...

Air mataku kembali mengalir. Nara tau betapa aku menyukai berdansa, tapi dia sekarang tidak ada disini.

Kenapa juga dia lebih memilih berduaan dengan Dave di banding aku? Lebih make sense kalau dia memilih perempuan yang lebih cantik dibandingkan aku.

Stupid question, Kinara. Jelaslah Nara lebih milih Dave daripada kamu, kamu kan hanya istri kontraknya. Dan tidak akan lebih dari itu.

Dari belakang bahuku di tepuk pleh seseorang, saat aku menoleh ternyata Nara.

Aku mengerutkan kening. Dalam hati sedikit kesal namun senang juga.

"Ngapain kesini?" tanyaku sinis.

Aku buru-buru menghapus air mataku yang mengalir di pipiku.

"Sorry, tadi gue ngeroman bentar sama Dave." Dia nyengir senang.

Mukanya tampak berseri-seri. Oh Tuhan, kenpa bukan aku saja yang bisa membuat Nara senang? Kenapa harus Dave?

"Dia kangen ya sama lo?" tanyaku lirih, aku seharusnya tidak bertanya soal ini. Ini sama saja bunuh diri.

Nara duduk di sebelahku.

"Iya, i miss him too," Jawab Nara.

Aku tersenyum paksa, hatiku baru saja hancur.

"Nice dong. Kalian bisa berhubungan diam-diam. Gue bisa ngecoverin lo."

Kenapa aku malah berbicara seperti ini? Ini sangat bukan aku!

"Serius?" sahut Nara antusias.

Shit! Kenapa aku jadi tidak tega bilang tidak saat melihat ekspresi Nara yang tampak antusias juga senang?

Gay Back To NormalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang