XII

37 6 0
                                    

Secercah cahaya matahari memasukki ruangan dengan interior megah nan mewah ini, membuat seorang anak yang sedang asik bergelut dengan alam mimpi mau tak mau mengerjapkan matanya. Alhasil, matanya terbuka, menampilkan kamar yang cukup asing baginya.

Tangan kanannya ia gunakan untuk mengucek kedua matanya, berharap apa yang dia lihat sekarang bukanlah mimpi. Dan tentu saja itu bukan mimpi.

Anak itu mengedarkan pandangannya. Masih dalam proses bug, hingga akhirnya pandangannya berhenti pada jendela yang terbuka membuat cahaya matahari dapat masuk ke kemarnya.

"Wahhh." Taman dengan danau dan rerumputan hijau tersaji jelas di penglihatannya. Tak ingin berhalusinasi, dia segera mendekati jendela. Dan lagi-lagi itu benar taman yang indah. Dia tak salah lihat.

"Yang bener dong mainnya!" Satu suara membuat pandangannya teralihkan. Dia memajukan kepalanya dan melihat ke arah kiri. Ada serombongan laki-laki tengah bermain bola voli. Terlihat seru.

Tok tok tok!

Sedang asik menonton pertandingan gratis, ruangannya diketuk oleh seseorang. Pandangannya beralih dan mendekati pintu kamar.

Pintu terbuka, menampilkan sesosok pria tampan yang sedang berdiri dengan tangan yang menggenggam beberapa lembar kertas.

"So Junghwan, benar?" Junghwan menggangguk.

"Kamu masuk kelompok 4. Silakan ke ruang besar buat registrasi anggota," ujar orang itu. Sedangkan Junghwan hanya cengo, tak paham apa yang dimaksud orang tersebut.

"Maksudnya om?" Saat Junghwan bertanya, ada seorang laki-laki berparas tampan rupawan. Sayangnya mukanya lawak. Jadi Junghwan bingung mau kagum atau ketawa.

Orang itu di panggil oleh oom yang menyuru Junghwan untuk pergi ke ruang besar.

"Kenapa, Bang?"

"Tolong bawa anak ini ke ruang besar buat registrasi." -Oom.

"Oke, Bang."

"Kamu pergi sama dia. Nanti dia bakal nganterin kamu ke ruang besar atau boleh kalau mau sekalian tour biar nanti gak nyasar. Paham?"

"Oke om," jawab Junghwan.

"Dan satu lagi, jangan panggil saya oom, saya tau gap umur kita lumayan jauh. Tapi gak perlu pake oom segala, panggil bang aja."

"Oke, om."

"?"

"Maksudnya oke Bang." Junghwan meralat ucapannya.

Selanjutnya oom-maksudnya abang itu pergi dari hadapan Junghwan dan satu lagi orang yang diamanahi untuk membawa Junghwan ke ruang besar.

"Ayo, Junghwan!" Ajak orang itu dengan sikap sksdnya. Sementara Junghwan hanya manggut-manggut saja.

"Orang baru, ya?" Junghwan menoleh, dan lagi-lagi dia manggut.

"Mati karena apa? Dibunuh atau difitnah?" Tanyanya lagi.

"Difitnah," jawab Junghwan singkat. Dia baru ingat bahwa tadi dia masih bermain dengan rekan grupnya dan grup lain. Dan di sesi diskusi dia ditumbalkan, tapi kenapa dia masih hidup? Apakah sekarang dia arwah?

"Sedih."

Junghwan menatap lekat orang yang disampingnya, "Ini... kita udah mati ya bang?"

Pertanyaan dari Junghwan mendapatkan balasan tawa kecil dari lawan biacaranya sekarang. Orang itu seakan tahu apa yang dimaksud dari pertanyaan yang Junghwan lemparkan.

"Gak tau, Wan. Kita di ambang-ambang,"balasnya yang justru membuat Junghwan semakin bingung.

"Hah? Maksudnya, Bang?"

Impostor - NCT DREAM X TREASURE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang