XVI

37 3 0
                                    

Bell tanda mulainya sesi baru kembali dibunyikan. 7 orang yang tersisa kembali berpencar. Benar, hanya 7. Hyunsuk tidak termasuk di dalamnya. Impostor berhasil melakukan permainannya dengan memengaruhi yang lain.

Tak seperti enam orang lain yang bergegas bersembunyi, Jaemin hanya berjalan santai tanpa tahu ke mana tujuannya. Berbeda dengan langkahnya, perasaannya justru bertolak belakang.

Dia berdiri sebentar saat dihadapkan dengan kedua lorong yang membawa ke tempat yang berbeda. Namun, pilihannya berakhir pada lorong kiri. Tempat di mana karibnya terbunuh. Matanya memperhatikan sekitar namun tetap saja dapat di lihat bahwa pandangannya terasa kosong.

Pikiran pemuda tampan itu melayang kemana-mana. Salah satunya bagaimana Jeno bisa terbunuh. Sekarang, dia harus menyetujui langkah Jisung yang lebih memilih ikut tim sebelah daripada bersembunyi dengan Jeno.

Dalam perjalanannya, terdengar suara tipis seperti langkah kaki. Tapi,  tak dihiraukannya. Dia tak takut. Kalau pun itu impostor, ya seharusnya dia tetap aman. Kecuali, kalau itu adalah killer man.

Tapi ide bagus kalau itu killer man. Justru sangat bagus. Secuil senyum timbul di wajah tampan nan mulus itu. Namun, dengan segera Jaemin menggelengkan kepalanya. Mengusir jauh-jauh pikiran gilanya itu. Bisa-bisanya mereka tak selamat.

Membunuh Mark sama Junkyu saja sudah membuat laki-laki itu bersalah bukan main. Apalagi kalau membunuh semuanya. Jaemin tak bisa membayangkannya.

"Sstt!"

Dia berhenti. Jaemin menghentikan langkahnya. Bukannya takut, justru dia bingung. Tidak mungkin rekan kerjanya saat ini main kode-kodean begitu. Atau pun jika itu killer man, agaknya aneh kalau mau membunuh pake kode manja dulu. Apalagi tempat sekarang sepi dan tidak akan mengundang kecurigaan seperti yang dialami Yoshi.

"Cuy." Suara itu kembali terdengar. Suaranya tipis sekali, namun terdengar dengan sangat jelas.

"Siapa?" Jaemin bertanya dengan suara lantang. Dia tidak peduli lagi kalau suaranya terdengar oleh killer man.

"Jahat! Tapi baik hihihi."

"Sorry, lo siapa? Pengecut banget kalau lo emang killer man? Takut kok sama impostor, hahaha."

"Waddoh, kebetulan bukan hihihi."

Lambat laun, pria itu merasa merindung juga. Pasalnya walau sudah dipancing-pancing, tetap saja tak berwujud dan hanya ada suara yang selalu diakhiri dengan 'hihihi'.

"Heh! Lo siapa jing? Gue jadi merinding," hujat Jaemin sambil memeluk dirinya sendiri.

"Ganteng-ganteng kok penakut hihihi."

"Tau aja gue ganteng. Tapi gue gak penakut ya," balasnya dengan menunjuk-nunjuk ke depan yang jika saja ada orang yang melihatnya pasti beranggapan kalau pria itu adalah pasien yang terlepas.

"Percuma ganteng kalau penakut hihihi."

"GUE GAK PENAKUT YA! SINI MAJU LO, TUNJUKKIN TUH MUKA JELEK LO!"

"Cieee, pengen ketemu yachh, uhuy hihihi."

Jaemin diam. Sekarang dia tak lagi takut. Serius, dia benar-benar tidak lagi merasa merinding, karena dirinya sudah didominasi dengan emosi yang memuncak.

Hantu di sini ngeselin ya, gak kaya di Harry Potter, batinnya.

"Hai? Hihihi."

"Gak usah pake hihihi bisa gak sih?" Jaemin tampaknya sudah muak denga hihihi dari suara tanpa wujud itu.

Impostor - NCT DREAM X TREASURE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang