"Sini aman ga ya?" Jeno bergumam sendiri. Saat ini, dia tengah berada di salah satu ruangan dengan ukuran tidak terlalu besar. Ruang ini hanya diisi dengan sebuah rak dengan beberapa koleksi buku yang telah terlihat seperti buku usang. Selain itu, ada sebuah meja dilengkapi dengan komputer dan segala macam peralatan untuk memproduksi sebuah lagu.
"Ck, awas aja tuh bocah, gue geplak juga ntar di sesi diskusi." Lagi-lagi Jeno berbicara sendiri untuk meluapkan rasa kesalnya. Tadi memang Jeno bersama dengan Haechan. Kata Haechan dia mau bareng Mark, tapi sejak awal permainan Mark selalu bareng teman rapper barunya. Jadilah Haechan sembunyi sendirian di sesi satu dan di sela-sela diskusi tadi, dia mengajak Jeno untuk sembunyi bareng biar gak keliatan banges ngenesnya.
Tapi sekarang, Haechan justru menghilang entah kemana. Sementara untuk Jaemin, laki-laki itu memilih untuk bersembunyi sendirian. Game seperti ini emang memberikan pelajaran bahwa jangan saling percaya satu sama lain. Pelajaran macam apa itu.
Jeno masih memasang raut bingung karena tempat ini tidak bisa disebut aman banget karena cuman aman aja. Tapi, tidak mungkin dia kembali keluar hanya untuk mencari tempat sembunyi yang lain. Yang ada dia malah jadi korban dadakan buat impostor.
Menit selanjutnya, perhatian Jeno beralih ke alat-alat untuk memproduksi musik. Alat itu biasa dia lihat di chanel U-Tube, terutamanya di Chanel SM Entertaiment. Itu keren banget. Apalagi grup yang debut pake lagu Cheweng Gum. Captainnya itu adalah role model dari Jeno.
Langkah kaki Jeno mendekati tempat yang menarik perhatiannya sejak beberapa detik yang lalu. Dia duduk di kursi berwarna hitam ungu disertai pernak-pernik yang mengkilau.
Suatu hari nanti, pasti bisa! Jeno bisa! Batin Jeno.
Tangannya dengan nakal menghidupkan komputer yang berada di depannya. Sayangnya, dia lupa kalau sekarang dia tengah berada di lingkup yang tidak bisa dijangkau alat-alat elektronik. Singkatnya tak ada sinyal dan sejak awal game, HP mereka tiba-tiba hilang begitu saja entah kemana.
Dan sekarang, Jeno gabut lagi.
***
Seorang pria tak bisa berhenti mengoceh semenjak tadi. Raut kesalnya sudah terpampang jelas di wajah tampannya.
"Bangke emang si Jeno, bilangnya mau bareng, nih malah ngilang aja, awas aja lo ntar di sesi diskusi," oceh Haechan, personal yang memegang posisi sebagai vokal utama di grup musiknya.
Tadi mereka memang sempat mendengar suara jejak kaki ketika dalam perjalanan mencari tempat sembunyi yang berakhir keduanya harus berlari kencang untuk menjauhi suara aneh itu. Tapi, semakin lama, Haechan hanya mendengar suara jejak kakinya saja dan ternyata benar, dia sekarang memang sedang sendiri.
Alhasil, dia masuk ke salah satu ruangan yang berisi sebuah kasur besar, nakas, dan cukup banyak interior lainnya. Dari penampilannya, Haechan sudah bisa menebak kalau ini adalah kamar. Berbeda dengan ruangan Jeno, di sini justru memiliki ukuran 3 kali lebih luas dari ruangan tempat Jeno bersembunyi.
Untuk sesaat, Haechan terpana dengan megahnya kamar ini. Kamar ini biasanya dia lihat di sinetron-sinetron yang ada di televisi. Tapi kini, dia bisa melihatnya secara langsung. Tanpa sadar, Haechan mendekati kasur yang terlihat begitu indah di matanya dan merebahkan tubuhnya.
"Wahhh." Haechan merasakan tubuhnya yang sedikit tenggelam ketika merebahkan dirinya di kasur tersebut. Untuk sementara waktu, Haechan merasakan bahwa matanya seakan berat sekali untuk dibuka.Untungnya, hal itu tidak berlangsung lama karena personal dengan vokal yang dapat membuat kaum hawa meleleh itu segera menyadari tindakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impostor - NCT DREAM X TREASURE [Completed]
أدب المراهقين"Nih, ada agensi open audisi nih!" Mimpi yang seharusnya dapat mereka capai dalam beberapa langkah lagi menjadi sirna begitu saja. Agensi itu bukan agensi biasa, masuk ke dalamnya ternyata bukan merealisasikan cita, namun justru merenggut nyawa. 17...