Prolog

158 16 4
                                    

Serombongan pria tampan itu menatap bangunan di hadapan mereka saat ini. Setelah 5 menit hanya berdiri dan saling tatap-tatapan akhirnya salah satu di antara mereka mengangkat suaranya.

"Nih bener, kan?" Ujar pria bertubuh mungil di antara 6 orang lainnya.

"Dari info sih bener, masuk dah, yok lah," balas pria lainnya yang justru bertubuh paling tinggi. Dengan kacamata hitam yang dikenakan, namun tidak mengurangi keimutan wajahnya.

"Eh, bongsor, bentar dulu. Gue kok ngerasa agak gimana, ya?" Pria mungil itu mencoba menahan adik kecilnya yang sudah melangkahkan kaki berniat untuk memasukki ruangan.

"Apasih, bang? Kita dari tadi cuma ppkm doang."

"Ppkm apaan?" Tanya rekan yang berdiri tidak jauh darinya. Ciri khas pria kali ini berada di auranya. Aura-aura duit banget.

"Planga plongo kaya markli," balasnya. Sontak pemilik nama tidak terima.

"Mangsud lo apa, hah?" Pria asal Kanada itu mencoba untuk mendekati si bongsor, namun hal itu segera terhenti ketika mereka mendengar suara tapak kaki yang sepertinya lebih dari satu orang.

Pandangan ketujuh pria tampan nan rupawan itu kini beralih ke asal suara. Dari tempat mereka, terlihat segerombol pria lainnya yang datang mendekat. Tidak main-main, jumlahnya bahkan lebih banyak dari mereka.

Jisung, si bungsu bertubuh bongsor perlahan mendekati pemilik tahta tertinggi di antara mereka. Hal itu disebabkan karena orang-orang yang datang dari arah berlawanan memakai pakaian nyaris hitam dengan tampilan ala-ala selebgram kece. Berbeda sekali dengan mereka yang memakai pakaian warna-warni dengan atasan berkostum kartun.

Tak berselang lama, sekumpulan laki-laki tampan lainnya telah berada di depan mereka. Mereka saling menatap, hingga salah satu dari grup hitam maju mendekati personil dari grup warna-warni.

"Audisi juga, ya?" Tanya namja mungil dengan pakaian kaos bergambar, celana ripped disertai printilan-printilannya.

Dari tempatnya, dalam diam Jisung mengagumi style orang itu. Dia tidak pernah melihat orang sekece itu. Selama ini dia menganggap dengan memakai kacamata hitam dan jam tangan hijau neon sudah menjadikannya bak superstar yang layak tampil di panggung oscar. Namun di sisi lain, dia juga sedikit takut dengan tangan orang tersebut. Bayangkan saja, di tangan kanan-kirinya berisi 3 cincin pada masing-masing lengan. Mana besar lagi. Jisung tidak bisa membayangkan jika dia dihantam oleh tangan tersebut, pasti sakit sekali, kan.

"Iya."

"Dari grup apa? Kampus mana?" Tanya pria kece itu lagi.

"NCT Dream, dari kampus Kwangya, lo sendiri?"

"Kita Treasure dari kampus Swag,"

Selang beberapa detik terjadilah kesunyian, hingga si kece kembali mengangkat suaranya.

"Gue Choi Hyunsuk, ketua grup," Ujar sang ketua sembari menyodorkan tangannya.

"Zhong Chenle," balasnya, tentunya dengan membalas sodoran tangan dari Hyunsuk.

"Leader?" Sontak saja Chenle menggeleng dan menunjuk seseorang lainnya. Pandangan mata Hyunsuk beralih pada pria yang memakai kemeja biru muda dan celana putih selutut.

"Leadernya?" Tanya Hyunsuk.

"Hm," balas Mark sembari menangguk. Kali ini Mark mendekati Leader dari grup Treasure itu. Menyodorkan tangannya, "Mark Lee."

Hyunsuk balas menjabat tangan Mark. "Hyunsuk."

"Udah lama datang, bro?"

"Gak juga, mungkin 10 menitan yang lalu," -Mark

"Kok gak masuk?" Tanya Hyunsuk lagi.

"Masih ragu, bro. Lo liat gedungnya, sepi banget kaya isi whatsapp. Padahal katanya buka audisi. Ini kita yang kecepetan dateng apa kelambatan?" Mendengar hak tersebut, Hyunsuk dengan spontan menatap gedung di depan mereka.

Benar juga apa yang dikatakan Mark. Meski bersih dan terkesan megah, gedung ini terasa seperti ada aura-aura mengerikan.

"Dari jadwal, kita dateng sesuai, kok. Mungkin pesertanya udah pada masuk aja, atau datang bergilir." Terdengar suara dari rombongan grup harta karun. Seseorang dengan visual yang bukan main memberikan tanggapannya.

"Udah dibilang, kenapa gak masuk aja," Jisung ikut berkomentar dengan posisi yang masih sedikit bersembunyi.

Awalnya pria mungil dari grup mimpi ingin memarahi Jisung. Tapi kali ini justru dia kalah telak karena sebagian besar justru menyetujui pendapat dari anggota termuda.

"Yaudah, yok lah masuk," ajak Hyunsuk sembari merangkul Mark. Seakan sudah lama mengenal, mereka berdua terkesan langsung akrab satu sama lain.

Langkah kedua tetua tersebut diikuti oleh anggota-anggota lainnya.

Namun, secara tidak sadar, mereka telah menyerahkan diri mereka pada hal yang akan sangat mereka sesali.


Impostor - NCT DREAM X TREASURE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang