Masih bersama dua leader kebanggaan kita. Mark dan Hyunsuk berjalan pelan mengendap-endap agar langkah kaki mereka tak terdengar dan mengundang kecurigaan.
Entah sudah berapa menit mereka hanya terus berjalan ke depan seperti seorang maling.
"Cepet cepet!" Terdengar suara dari sebuah ruangan yang berada di sebelah kiri mereka.
Mark yang berjalan lebih dulu segera membalikkan badannya menghadap Hyunsuk. Lalu memberikan kode untuk mengambil tempat untuk bersembunyi tidak jauh dari ruangan yang menurut mereka mencurigakan itu.
Mereka mengambil tempat di samping ruangan misterius itu yang merupakan koridor buntu dan beruntungnya terdapat tirai yang cukup untuk menutupi mereka berdua.
"Woi jauh dikit, jangan nempel-nempel gitu dong," komplain Hyunsuk yang badannya sudah terjepit di antara Mark dan tembok. Tentunya dengan suara yang super kecil.
"Heh bocil, ini tempatnya sempit ya. Gue juga ogah nempel-nempel ama lo, dih," jawab Mark tak terima atas ucapan Hyunsuk.
Namun, belum sempat Hyunsuk menangkal jawaban Mark, terdengar kembali perbincangan ringan dari rungan sebelah mereka.
"Inisialnya J." Mark dan Hyunsuk sontak melebarkan telinganya sebesar gaban.
"Lah, kita J?" Jawab yang lainnya. Telah dipastikan bahwa yang berada di ruangan itu lebih dari 1 orang.
"Bodo, Bang. Serah lo sana, pusing gue." Seakan ada lampu yang memenuhi kepala Hyunsuk, sayangnya lampunya tinggal 5 watt, alias pemuda itu sangat mengenal suara itu, namun anehnya, dia juga justru tidak tau siapa pemiliknya.
"Gue... kaya familiar sama tuh suara deh," ujar Hyunsuk dengan tetap berfikir keras. Dia benar-benar yakin sekali bahwa dia sangat mengenal suara itu.
"Gue juga." Hyunsuk sontak menoleh. Ternyata teman seperjuangannya itu juga merasakan hal sama.
"Apa jangan-jangan, impostornya gabungan dari grup kita?" Sambung Mark.
"Inisial J di grup lo siapa aja?" Hyunsuk balik bertanya pada Mark.
"Jisung, Jaemin sama Jeno," jawab Mark singkat.
"Gue miris manget ma idup Jeno. Udah dibunuh, masih aja mau difitnah," Ucap Hyunsuk dengan melebih-lebihkan raut wajahnya.
"Najis, lo sendiri yang nanya inisial J, cok."
"Ya minimal mikirlah, yang masih ada aja diabsen tuh."
Mark menarik nafasnya pelan, lalu menghembuskannya. Di saat-saat seperti ini, Mark harus terus meyakinkan dirinya bahwa dia adalah orang tersabar di dunia dengan wafer coklat pilihan.
"Kalo di grup gue ada Jihoon, Jaehyuk sama Jeongwoo sih," sambung Hyunsuk dengan mengingat anggota yang masih tersisa dengan inisial nama J.
"Jeongwoo?" Mark bertanya bingung. Hyunsuk yang ngeliat Mark bingung juga ikut bingung. Mereka berdua akhirnya sama-sama bingung.
"Kenapa emangnya?" Tanya Hyunsuk.
"Baru tau gue ada yang namanya Jeongwoo." Balasan Mark sempat membuat Hyunsuk termenung. Sampai akhirnya, dia menyadari sesuatu yang dia lewatkan begitu saja. Anak itu, anggota yang berada di jajaran vokalis terbaik di grup bahkan kampusnya.
Dia sangat mengenal anak itu sebagau seorang yang amat bar-bar dan random. Setidaknya di lingkungan yang sudah dia kenal. Tapi, selama permainan dia sangat amat jarang sekali menimbrung. Kalau pun menimbrung, rasa-rasanya baru di sesi diskusi tadi.
Sangat tidak Jengwooable. (Baca : Sangat tidak Jeongwoo sekali)
"Wait! Gua baru nyadar, sepanjang permainan dia banyakan diem dan gak nonjolin diri. Bukan dia banget pokoknya," jelas Hyunsuk kepada Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Impostor - NCT DREAM X TREASURE [Completed]
Jugendliteratur"Nih, ada agensi open audisi nih!" Mimpi yang seharusnya dapat mereka capai dalam beberapa langkah lagi menjadi sirna begitu saja. Agensi itu bukan agensi biasa, masuk ke dalamnya ternyata bukan merealisasikan cita, namun justru merenggut nyawa. 17...