23 : Lowongan Kerja

10 4 0
                                    

Halooo!!

Seperti biasaa semoga suka <3

Tandai typo, please 🌷

"Makasih yo!" ucap Nasya saat sudah turun dari motor Zhafran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makasih yo!" ucap Nasya saat sudah turun dari motor Zhafran. Laki-laki itu membuka helm nya, membenarkan tatanan rambut yang sedikit berantakan. Membuat perempuan yang berada di depannya menatap Zhafran sedikit lama yang terlihat sedikit tampan. Ingat ya, hanya sedikit.

"Ganteng kan gue?"

"Hah? Enggak ah biasa aja, masih gantengan Raffa." Kata Nasya. Tatapannya kini teralih pada sepasang kekasih yang baru saja datang. Ia yang melihat itu memilih berjalan terlebih dahulu mendahului Zhafran yang malah menyapa Raffa dan Sylvia yang baru saja datang, hal itu membuat Nasya ingin menendang mereka ke ujung dunia.

"GUE CEMBURU VI!" batin Nasya berteriak.

Nasya berjalan dengan kaki dihentakkan karena kesal, bibirnya terus menggerutu karena cemburu. Gimana gak cemburu, tadi Sylvia terlihat memeluk Raffa erat saat di motor. Apalagi saat laki-laki itu menyempatkan mengusap lengan Sylvia.

"Anjir sakit banget cok!"

Ia kini memilih berbelok ke arah kantin, untuk membeli minuman dingin untuk meredakan amarahnya. Nasya tahu ia tidak berhak untuk marah, tapi hatinya sangat tidak terima saat mereka terlihat mesra di depannya.

Sesampainya di kantin, ia langsung membuka kulkas untuk mengambil minuman dingin favoritnya. Setelah dapat, ia langsung membayar.

"Minum di sini aja deh." Membayangkan Sylvia dan Raffa bermesraan di kelas membuatnya tambah cemburu. Jadi Nasya memilih duduk di bangku kantin sendiri. Mungkin di sini akan lebih baik daripada harus merasakan hawa panas di kelas.

"Anjir?" Nasya melongo tidak percaya saat melihat Raffa dan Sylvia memasuki kantin dengan tangan mereka yang bertaut. Sepertinya dugaannya salah. Di kelas sepertinya akan lebih baik.

Ia berdiri dari duduknya, membawa minuman dan berjalan melewati keduanya. Tapi langkahnya terhenti karena ucapan Sylvia yang tiba-tiba.

"Lo menghindar? Gak ada niatan buat minta maaf atas kelakuan lo?"

Nasya membalikkan badannya, menatap Sylvia datar, juga menatap Raffa sekilas. "Minta maaf untuk apa?"

"Selama ini gue ngapain kalau bukan minta maaf?"

Sylvia mengangguk pelan. "Iya sih, tapi gak gampang tahu maafin orang kaya lo. Gak tahu malu, gak tahu terima kasih, lengkap deh kelakuan gak bener lo." Perkataan Sylvia membuat Nasya mengepalkan tangannya emosi.

"Dan gue juga udah gak sudi minta maaf sama lo."

"Oooh... udah berani ya lo?"

Nasya terkekeh kecil, merasa lucu dengan tingkah Sylvia. "Lo siapa sampai gue harus takut?" Nasya melangkah sedikit maju ke hadapan Sylvia. "Gue udah buang-buang waktu buat minta maaf sama lo pada. Kalau lo waras, lo bakalan maafin gue. Dan kali ini, gue gak peduli mau dapet maaf ataupun enggak dari lo. Oh iya, kalau lo butuh barang-barang buat di rumah lo, bawa aja di kontrakan gue. Kalau lo gak ikhlas nolong gue, gue bisa balikin."

NASYADIRA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang