Haiii! Makasih masih stay, luvv :)
Tandai typo, please 🌷
Kini sudah lebih dari tiga minggu hubungan pertemanan Nasya membaik. Mereka sudah tidak lagi membahas masalah yang sempat menghampiri. Nasya pun sudah pelan-pelan berusaha untuk menerima kenyataan tentang Raffa yang memang sudah menjadi milik orang lain. Pelan-pelan menerima walaupun sampai saat ini, Nasya masih belum sampai pada fase melupakan.
Nasya juga bingung, ia sudah berusaha untuk melupakan dengan melakukan hal-hal kecil seperti tidak menatap laki-laki itu terlalu sering, menghapus semua tentang Raffa, tidak pernah mengabari apalagi sampai spam chat. Tapi kenapa tidak pernah bisa 100% lupa, kenapa jantungnya masih selalu berdetak kencang kala tak sengaja menatap, kenapa dadanya selalu sesak saat melihat Raffa dan Sylvia berinteraksi layaknya pasangan.
Rasa sayang nya, tidak bisa terhapus hanya dengan rasa sakit yang ia rasa. Karena pada nyatanya, rasa sayang untuk laki-laki itu lebih dominan daripada rasa sakit yang ia terima.
"Woi!"
Nasya tersentak saat seseorang mengagetkannya. Ia menghela napas kasar kala melihat pelakunya. Siapa lagi jika bukan...
"Gak ada kerjaan banget lo Zhafran eek!"
Zhafran. Laki-laki itu memang tidak pernah absen untuk menjahilinya. Tapi anehnya, dia juga tidak pernah absen menjemputnya setiap hari saat berangkat ke sekolah. Perhatian-perhatian kecil pun selalu laki-laki itu berikan. Entah apa maksudnya.
Saat ini, di jam istirahat, Nasya memilih untuk tidak pergi ke kantin dengan teman-temannya, ia memilih membawa bekal dari rumah supaya lebih irit, keuangannya masih belum membaik walaupun sudah beberapa bulan bekerja. Sementara Sylvia sudah pasti dengan Raffa. Dan Zhafira sempat mengajak Anggun tadi. Kini, di kelas hanya ada Nasya dan Zhafran. Laki-laki itu tanpa permisi duduk di bangku Zhafira yang berada di sisinya.
Melirik sinis, Nasya kembali memasukkan kotak bekalnya ke dalam tas. Pergerakan itu tak luput dari pandangan Zhafran, membuat Nasya sedikit jengkel. "Apa sih liatin gue mulu?" ucapnya sedikit ketus.
Zhafran menaikkan sebelah alisnya. "Geer banget. Emang gue lagi liatin lo?"
"Ya terus liatin siapa? Di kelas ini kan cuma ada gue sama lo, lagi liatin hantu lo?" Nasya berujar penuh emosi. Ia tidak mau disebut geer ya! Kalau sama Zhafran itu bawaaanya emosi. Zhafran nya kan nyebelin, jadi wajar kan kalau Nasya marah-marah?
Zhafran yang menerima respon seperti itu bukannya ikut marah, tapi malah tertawa kencang. Karena gemas, tangannya terangkat mengacak-acak rambut Nasya, alhasil rambut perempuan itu menjadi berantakan. "Lo gemesin kalau lagi marah, Sya!" kata Zhafran di sela-sela tawa nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NASYADIRA [NEW VERSION]
Teen Fiction[ 𝐄𝐍𝐃𝐈𝐍𝐆 ] Yang terlihat baik itu belum tentu baik. Dan ternyata memang benar, Nasyadira sudah membuktikannya. Terlalu percaya pada seseorang itu menyakitkan. Manusia memang tidak cocok untuk dijadikan tempat harapan. Dan juga ... harus selal...