31 : Mengikhlaskan - END

28 2 0
                                    

Haloo!!

Ini beneran part terakhir ya! Dan gak bakalan ada Nasyadira 2, maaff :(

Cus langsung baca ajaa

Tandai typo please 🌷

Tandai typo please 🌷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A month later...

Perempuan yang sedang duduk di kursi dekat jendela kantor suaminya itu sedari tadi terus menatap ke arah pria yang kini sedang fokus pada pekerjaannya, sesekali ia menghela napas mengingat betapa keras kepala pria itu yang sialnya adalah suaminya sendiri.

Mengingat kejadian satu bulan yang lalu, membuat rasa bersalah terus menyelimutinya karena gagal membuat ayah dari Nasya itu memaafkan atau sekedar memperbaiki hubungan antara ayah dan anak.

Nyatanya, sekeras apapun ia berusaha, sebawel apapun ia berbicara, sepanjang apapun ia menceramahi suaminya itu, dia tetap memilih ego nya sendiri. Dia tetap pada pendiriannya, dia tetap memilih untuk membenci anaknya sendiri.

Citra menggeleng tak habis fikir, kenapa ia bisa jatuh cinta kepada pria yang tak memiliki hati seperti Avandy?

Satu bulan yang lalu, Citra memutuskan untuk melepaskan Avandy, karena beberapa alasan. Tapi dengan liciknya, Avandy kembali menariknya paksa, menariknya kembali pada dekapan hangatnya. Sialnya, Citra selalu kalah.

Dan akhirnya, Citra dan Avandy --- sudah resmi menjadi sepasang suami istri pada bulan lalu.

***

Kini Nasya, Sylvia, Zhafira, Zhafran dan juga Raffa sedang berkumpul di rooftop sekolah, ditemani keheningan dan juga angin sepoi-sepoi yang menerpa wajah mereka. Siang ini tidak terlalu panas, lebih tepatnya sedikit mendung, mungkin sebentar lagi hujan? Ah sudah, kita kembali kepada mereka.

Sylvia yang duduk bersama Raffa, dan Nasya yang terus menerus menghela napas kala Zhafran sedari tadi mengelus rambut nya. Terakhir ada Zhafira yang sudah jengah karena sudah terhitung 10 menit keheningan ini terjadi. Kalau tahu akan begini, Zhafira mending makan aja di kantin.

Yang mengajak mereka berkumpul seperti ini adalah Sylvia. Entah apa tujuan perempuan itu, karena sampai saat ini, Sylvia hanya diam dengan tangan yang saling bertautan dengan tangan Raffa. Di depan Nasya.

Sylvia tertawa kecil melihat muka masam Zhafira. "Muka lo asem banget kayak ee kucing." Celetuk Sylvia memecah keheningan.

Zhafira mendelik tajam, "lo mau ngapain sih ajak kita ke sini kalau buat hal yang gak jelas kayak gini? Gue laper plis!" ocehnya kesal.

NASYADIRA [NEW VERSION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang