• Chaotic

1.9K 258 133
                                    

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 12.00 siang, dan motor yang di tumpangi oleh Damar juga Arsy pun kini sudah berhenti di depan area lobby rumah sakit. Lantas dengan perlahan Arsy turun dari motor tersebut, dan tak lupa memberikan helm yang ia kenakan pada pemiliknya dengan kedua tangan yang nampaknya masih bergetar.

"Thanks ya Dam, sorry kalau gue ngerepotin, ohiya entar uang bengsin nya gue ganti ya," ucap Arsy seraya menunjukan senyum tipis di wajah pucatnya.

"Ck, apaan dah anjir kek gue tukang ojek aja! Udah gapapa Sy santuy, gue ikhlas kok! Dan udah gue bilang berapa kali lo ga ngerepotin sama sekali!" sahut Damar dengan merotasikan kedua bola matanya lantaran bosan mendengar kata 'merepotkan' yang keluar dari mulut Arsy, padahal Damar sama sekali tak merasa repot akan hal itu.

"Tetep aja gue ga enak Dam, tempat gue nyasar tadi sama rumah sakit ini jaraknya jauh banget, sampe setengah jam perjalanan gue itung-itung, bahkan sampe bengsin lo sekarat noh."

"Hahaha lagian lo juga sih Sy, bisa-bisanya nyasar sejauh itu, ga paham lagi dah gue. Tapi gue serius Arsy, gue ikhlas. Jadi ga usah mikir kalau lo ngerepotin gue lah, ga sama sekali!"

Arsy mengangguk kecil, "abisan orang-orang biasanya nganggap gue repot sih, beban juga.." lirihnya pelan, sangat sangat pelan sampai Damar tak dapat mendengarnya.

"Lo bilang apa Sy barusan? Sorry gue emang agak conge sih," tanya Damar.

"Ah gak kok hehe," jawab Arsy seadanya, "yaudah kalau gitu gue masuk dulu ya, lo hati-hati Dam. Sekali lagi makasih udah mau anterin gue, maaf kalau ngerepotin," lanjutnya.

"Iya sama-sama Arsy, dan sekali lagi lo ga ngerepotin! Anjir lah kesel gue dengernya! Etapi Sy, gue boleh ga anter lo masuk ke dalam? Sekalian gue mau nemuin bokap lo buat minta maaf, biar bokap lo ga salah paham lagi," ucap Damar.

"E-eh ga usah Dam, bokap gue ga salah paham kok, lo ga–"

"Gue tau lo bohong," potong Damar cepat.

"Dam.."

"Arsy please, gue cuma mau meluruskan masalah kemarin, biar bokap lo ngerti dan ga salah paham. Tapi kalau lo ga mau gue ketemu sama bokap lo gapapa, seengganya izinin gue buat antar lo masuk sampai dalam dan memastikan lo sampai dalam keadaan selamat, tubuh lo masih gemeteran gini, serius gue khawatir sih," ucapan Damar kali ini berhasil membuat Arsy bungkam.



'Dam, lo musuh apa bukan sih? Jangan buat gue bingung, kenapa lo bisa se-care ini disaat yang lain udah ga peduli lagi sama gue..'



"Woy Arsy! Malah ngelamun ni bocah!" seru Damar.

"E-eh iya kenapa, Dam?"

"Hadeuh, jadi gimana? Gue boleh ikut masuk kagak?"

Sekali lagi Arsy nampak berpikir, menimbang-nimbangi keinginan Damar untuk ikut bersamanya. Setelah yakin, Arsy pun mengangguk mantap.

"Eung, yaudah deh ayo.."

Sejujurnya, Arsy juga tak yakin akan hal ini.

"Okay!"

Lantas Arsy dan Damar pun memasuki gedung rumah sakit, oh tak lupa setelah Damar memarkirkan motornya terlebih dahulu. Setelah selesai memarkirkan motornya, Arsy dan Damar pun berjalan beriringan memasuki gedung besar rumah sakit.

"Arsy," namun Damar menghentikan langkahnya saat melihat Arsy membungkuk dengan tubuh yang sangat bergetar.

"ANJING ARSY LO KENAPA?!" pekik Damar saat tubuh Arsy tergeletak begitu saja dan mengejang tiba-tiba.

"WOY SUSTER! DOKTER! HELEUP INI! CEPET BAWA TEMEN GUE KE UGD! ADUH LAMA BANGET ANJING MAKAN GAJI BUTA YA LO PADA!" heboh Damar membuatnya menjadi pusat perhatian.

Papa Sam & Mataharinya [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang