• Tempat Terindah [End]

4.8K 315 158
                                    

Kedua netra Samudra terbuka dengan perlahan. Sang empunya mengerjap beberapa kali menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya lampu yang terlalu menyorot ke arahnya. Setelah penglihatannya cukup jelas, Samudra menyadari bahwa saat ini ia tengah berada di salah satu kamar rawat rumah sakit.

"Samudra.." dapat ia dengar suara sang kakak sulung memanggilnya.

Samudra kembali mengerjap agar penglihatannya semakin jelas sembari mengedarkan pandangannya melihat setiap sudut di kamar rawat ini. Dapat ia lihat kedua kakak dan adiknya serta sang mantan istri juga para keponakannya tengah berkumpul di kamar rawat ini. Namun yang membuat Samudra heran adalah kenapa mereka semua memakai pakaian serba hitam? Lalu kedua mata mereka juga terlihat sangat sembab dan raut wajahnya terlihat sangat sendu seperti ada kepedihan yang begitu mendalam.

"Sam, akhirnya lo bangun juga.." Samudra kembali mendengar suara, kali ini suara yang berasal dari kakak kembarnya, Jake. Tapi mengapa suara Jake terdengar begitu lirih, serak dan bergetar? Terdengar seperti orang yang tengah menahan tangis.

Begitu banyak pertanyaan yang bercabang di kepala Samudra. Lantas dengan perlahan ia mencoba bangkit dari tidurnya, namun sang kakak -Madha- lebih dulu mencegahnya.

"Jangan dulu banyak gerak Sam," ucap Madha, dan lagi suara itu tak jauh beda dengan suara Jake yang ia dengar, suara yang mengisyaratkan kepedihan yang begitu mendalam.

"Gue gapapa bang," memang pada dasarnya Samudra itu keras kepala, ia tetap kekeuh ingin bangun, dan akhirnya Madha pun membantu sang adik untuk merubah posisi tidurnya menjadi duduk.

"Berapa lama gue tidur, bang?" tanya Samudra.

"Sekitar 2 hari Sam," jawab Madha seadanya.

Samudra terdiam sejenak. Ia memandang satu persatu anggota keluarganya yang hadir disini. Namun Samudra mengernyit heran saat tak mendapati orang terkasihnya, orang yang paling ia sayang tak ada di antara mereka. Yang ada hanya Madha, Jake dan Javas serta istrinya yang menatapnya sendu, wajah mereka terlihat sembab dan pucat.

Lalu ada Kala, Byan, Tian dan Dilan yang kini tengah menangis dalam diam memenuhi keheningan di kamar rawat ini, membuat entah mengapa rasa takut tiba-tiba muncul menyelimuti hati Samudra. Dan perasaan takut itu semakin menjadi saat melihat sang mantan istri Yasmin yang tengah duduk di sofa menangis pilu sembari memeluk frame yang berisikan foto sang anak.





DEG!!!







'A-arsy?'






"B-bang, anak gue mana? K-kok ga ada? A-arsy kemana, bang?" tanya Samudra saat menyadari bahwa sang anak tak ada diantara mereka.

Madha tak langsung menjawab, air matanya lagi dan lagi mengalir begitu saja.

"Bang? Kok lo nangis sih? Kalian juga kenapa nangis? Ada apa sih? Yas, kamu kenapa nangis? Anak kita kemana?" cecar Samudra dengan napasnya yang memburu lantaran pikirannya sudah mulai kacau dan berpikir yang tidak-tidak, saat ini Samudra tidak bisa berpikir positif, namun disaat yang bersamaan ia selalu menampik pikiran negatif itu.

Yasmin juga tak memberi jawaban, tangisnya malah semakin pecah membuat Samudra semakin takut dan kebingungan.

"Kalian kenapa sih? Bang Madha? Jake? Javas?"

"Bang hiks," Javas tak sanggup menjawab pertanyaan Samudra begitu juga dengan Jake yang kini tengah menangis.

"KALIAN JELASIN  DONG JANGAN MALAH NANGIS! KEMANA ANAK GUE?!" teriak Samudra karena tak kunjung mendapat jawaban.

"Ikhlasin ya Sam.."





DEG!!!





Tiga kata singkat yang terlontar dari mulut Madha membuat harapan Samudra runtuh seketika.

Papa Sam & Mataharinya [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang