Kabar bahwa kerajaan obelia diserang Albert sudah tersebar kemana pun, allisan begitu cemas. Surat surat nya pun tidak pernah dibalas oleh Jeano, yang ia tau hanya Jeano yang mengutus seseorang kemari dan meminta menyiapkan prajurit untuk dikirim ke obelia.
Hampir dua bulan tak ada kabar apapun dari obelia maupun Jeano, selama itu kesehatan allisan menurun karena cemas berkali kali ia pun tidak makan hingga jatuh pingsan membuat para pihak istana khawatir.
"Yang mulia! Yang mulia!" Allisan yang tengah memejamkan matanya terkejut, dayang nya yang bernama Lina menghampiri nya dengan terpogoh.
"Yang mulia raja eragon berhasil menyingkirkan Albert! Dan obelia akhirnya menjadi bagian dari eragon" berita bahagia itu lantas membuat nya bersemangat, kabar jika raja eragon akan kembali dengan membawa kemenangan tersebar di kerajaan ini. Allisan menyiapkan segalanya untuk menyambut sang raja, ia membuat festival atas rasa bersyukur karena sang raja selamat dan membawa obelia menjadi bagian kerajaan mereka.
"Aku tak sabar melihatmu lagi, Jeano."
. . .
"Saya mengambil engkau menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita." Jeano berdiri gagah di altar, disebelahnya terdapat sang pujaan hati yang begitu cantik dengan baju pernikahan mereka.
"Saya mengambil engkau menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita." Keduanya tersenyum begitu janji nikah mereka telah selesai, Jeano mencium lembut bibir Ruby hingga sang empu memerah karena malu.
Begitu Jeano membantu obelia, chaiden sudah pasrah dan hanya mengikuti perintah eragon karena tak sanggup melihat rakyatnya yang tersiksa. Satu bulan adalah waktu yang lama dimana mereka berperang untuk melawan Albert yang sudah Jeano tau akan berkhianat pada obelia, dan hal itu dijadikan kesempatan bagi Jeano agar obelia tunduk padanya. Dan selama itu Ruby dan Jeano tidak bertemu karena dilarang oleh chaiden yang terlanjur tau bahwa mereka mempunyai hubungan lebih, namun jeano begitu keras kepala menginginkan Ruby agar menjadi istrinya.
Chaiden yang memang mempunyai hutang Budi akhirnya mengalah dengan memberikan beberapa syarat pada laki laki itu, chaiden tak rela membiarkan Ruby menjadi orang ketiga dalam pernikahan orang walaupun memang sah jika sang raja mempunyai banyak istri. Dan Jeano yang sudah terlanjur cinta menyanggupi syarat tersebut lalu melangsungkan pernikahan mereka di obelia.
Kini Jeano beserta rombongannya akan kembali ke eragon, sebenarnya Jeano khawatir dengan kondisi Ruby yang masih lemas setelah malam pertama mereka dan Jeano berniat mengundur kepulangan namun Ruby terus memaksa nya untuk segera pergi ke eragon yang langsung dituruti oleh Jeano.
"Sayang apa kau merasakan sakit?"
"Aku tak apa arus, dan jangan bertanya terang terangan!" Ugh ruby sungguh malu ketika ditanyai terus mengenai hal itu oleh suaminya walaupun ia berada di tandu namun tetap saja apalagi carsis yang menatap sinis pada Jeano karena merasa dirinya direbut oleh pria jangkung itu.
"Sebentar lagi kita sampai, Ruby selamat datang di rumahmu." Ruby mengintip kala terdengar sorak sorak ramai, berbagai macam manusia mengerumuni rombongan mereka. Terutama penasaran pada tandu yang mereka bawa, memperlihatkan siluet seseorang yang terlihat cantik.
Hingga Ruby merasakan tandunya berhenti lalu Jeano membukanya, "kemari turun" Ruby menggenggam erat tangan Jeano. Ketika pertama kali ia memijakan kakinya, suasana terasa hening membuat Ruby mengernyit bingung. Jeano membawanya ke hadapan seorang wanita bangsawan yang terlihat cantik namun memperlihatkan raut terluka, Ruby hendak menanyakan pada Jeano namun pria itu lebih dulu memperkenalkan nya.