hidden facts

1.1K 161 19
                                    

"Yang mulia saya mohon gendong lah pangeran kecil ya? Ia merindukan ibunya" lirih carsis dengan Jake di gendongan, sementara Ruby hanya melirik lalu kembali melamun. Sudah seminggu ini Ruby enggan berdekatan dengan Jake, ia akan terus meracau untuk mengembalikan Aria nya. Membuat carsis bersedih terutama Jake yang ditolak oleh sang ibu.

Apalagi jake kini terus menangis menginginkan asi sang ibu, sudah beberapa Asi atau air yang diberikan namun ditolak oleh Jake. Bayi kecil itu hanya menginginkan ibunya. Carsis ingin sekali menangis karena frustasi dengan keadaan ini Untunglah Andy turut membantunya.

"Kemari Kan Jake" Jeano membawa Jake ke gendongannya seketika tangisannya berhenti. Ia dengan perlahan mendekati Ruby yang terduduk tanpa melihatnya.

"Sayang tidak mau menggendong Jake?" Ucapan Jeano tidak dibalas, akhirnya ia duduk berdampingan dengan ruby membuat Jake kembali menangis dengan tangan yang terus menggapai Ruby. "Ssst sayang... berhenti menangis ya? Tenggorokan mu bisa sakit Jake..." Ruby diam diam melirik ke arah putra nya. Ingin sekali ia menggendongnya namun alam bawahnya menolak dan terus menahan gerakannya.

Jeano yang menyadari itu lebih mendekat pada Ruby, ia menempelkan tangan Jake ke pipi Ruby yang membuat pria mungil itu mengerjap. "Ibu jangan terlalu lama bersedih ya? Jake ingin bersama ibu" bisik Jeano. Manik biru itu tanpa sadar mengeluarkan air mata yang disadari Jeano. "Kenapa menangis hm? Ingin menggendong Jake?" Ruby mengangguk ragu namun sekejap ia menggeleng.

"D-dia pasti membenciku" lirih Ruby.

"Jake tidak membencimu justru Jake merindukanmu. Cobalah menggendong nya ia pasti akan menyukai nya" jeano perlahan menyerahkan Jake pada Ruby yang untungnya diterima oleh sang ibu.

"Jake mirip denganmu"

"Tentu dia anak kita" Ruby mengelus pipi Jake yang kini sudah nyaman di pangkuan Ruby. Mulut mungil itu menguap berkali kali namun tetap terjaga memandangi ibunya. Tangannya yang kecil dan mengepal memukul pelan dada Ruby dengan rengekan pelan. "Jake ingin menyusu?" Carsis serta andy yang melihat itu terharu akhirnya sang pangeran kecil digendong ibunya.

"Sini aku bantu" jeano membuka kancing baju Ruby. Seketika Jake langsung menyusu pada dada Ruby rakus. Ruby meringis pelan karena sudah lama bayi nya tidak diberi asi hingga rasanya lumayan sakit.

"Maafkan ibu ya Jake karena sudah cuek padamu karena terus teringat adikmu." Jeano menghapus air mata Ruby. Hatinya berdenyut namun lega rasanya melihat Ruby yang kini mau menggendong Jake.

Hampir dua puluh menit Jake menyusu kini bayi itu sudah lelap di gendongan Ruby. Perlahan Ruby meletakkan Jake keranjang bayinya. Ia tersenyum melihat Jake yang begitu pulas. Jeano merengkuh pinggang Ruby dari belakang, menghirup aroma Ruby yang lama ia tak cium. "Aku mencintaimu, terimakasih sudah menerima Jake lagi."

"Aku juga."


. . .

Kini Jake telah berusia dua bulan, bayi bongsor itu begitu cerewet dengan berbagai bahasa bayi nya pun ia juga tak bisa berjauhan dengan sang ibu membuat jeano cemberut karena waktunya bersama Ruby harus berkurang banyak.

Namun jeano bahagia karena Ruby kembali ceria walaupun terkadang Ruby menangis karena rindu pada Aria. Ruby meletakkan kepalanya di dada Jeano, melihat Jake yang masih tertidur diatas perut ibu nya. Anak dan ayah sama saja, menempel erat dengan Ruby. Surai emas Jake Ruby elus, kembali mengingat putrinya yang mungkin sangat cantik tapi ia harus bangkit dari kesedihan ini karena pasti putrinya disana tak ingin melihat ibunya sedih karena dirinya.

Manik biru itu terbuka, Jake menggeliat di atas perutnya diikuti Jeano juga yang terbangun. Kedua anak ayah itu mengerjap dan semakin erat memeluk Ruby. "Arus bangun" Jeano hanya berdehem dan semakin memeluk Ruby. Mengecupi lehernya yang dibalas sikutan pada perutnya karena takut Jake terbangun. "Arus bangun, pagi ini harus rapat bukan? Cepat bersiaplah"

"Sepuluh menit lagi"

"Sekarang." Terpaksa Jeano membuka matanya, ia tersenyum cerah melihat anaknya berada diatas perut Ruby. Dengan perlahan Jeano membawa Jake pada gendongan nya, bayi itu tidak terganggu dan malah kembali tertidur. "Anak ayah ini suka sekali tidur hm? Bangun lah Jake ayah ingin bermain sebentar denganmu."

"Hush sudah sana bersiap jangan ganggu Jake" jeano cemberut ketika Ruby mengambil Jake lalu diletakan di ranjang nya. Ia berkacak pinggang melihat jeano yang malah memeluk pinggangnya dari belakang.

"Arus sana bersiap!" Jeano menggeleng, ia menghembuskan nafasnya di leher Ruby membuat siempu geli. Kedua tangannya malah menggerayangi tubuhnya. "Mandi bersama ya?"

"Tidak! Lepaskan arus" sungguh jeano sudah tak tahan dengan Ruby. Ia ingin menenggelamkan tubuhnya di Ruby tapi Ruby menolak dan hendak kabur yang langsung Jeano gendong ke arah tempat mandi mereka.

"Arus sungguh aku tidak mau!"

"Satu ronde saja ya, aku janji" nyatanya jeano tak cukup satu ronde.

Untung saja Jake hobi tidur jadi ia tak rewel begitu ditinggal lama oleh kedua orang tuanya.


. . .

"Bagaimana keadaan putriku?"

"Ah tentu baik! Putriku memang pintar, terimakasih Jeano." Pria itu tak membalas pelukan dari istri pertamanya. Ia mengelus kepala putrinya yang kini sudah terlelap, sorot matanya muram mengingat jika ia sudah memisahkan putrinya dengan ibu kandungnya.

Katakan jeano memang gila, ia dengan berani memberikan aria  pada perempuan gila itu karena terus menginginkan seorang anak.

Semua ini berawal dari allisan yang mengetahui jika Ruby tengah mengandung bayi kembar dan memaksa meminta salah satu anaknya untuk allisan asuh. Jeano awalnya menolak namun perempuan itu menggila dan karena Jeano masih membutuhkan allisan ia terpaksa melakukan hal ini.

Membohongi permaisuri nya. Jeano menarik tangannya ketika bayi mungil yang begitu mirip dengannya terbangun. Mengerjap lucu lalu tersenyum mendapati ayahnya.

"Maafkan ayah." Jeano tak sanggup berlama lama disini, setelah ia mengecup kening putrinya ia keluar dari mansion yang berada jauh dari istana utama sengaja untuk menyembunyikan fakta ini. Allisan tak peduli dan fokus pada Aria yang ia pikir adalah anak kandungnya.

. . .

Plis ini kek cerita navier lama lama

Plis ini kek cerita navier lama lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The flower of eragon Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang