chapter 17

7 1 0
                                    

NADHIRA

🦋
🦋

Menyandarkan punggungnya pada kursi taman kota, harmonnica mendongakkan kepalanya melihat langit gelap yang di penuhi oleh bintang menambah keindahan malam ini.

Angin yang sepoi-sepoi menerpa wajahnya yang lembab menutup matanya menikmati suasana malam ini.

Sepulang dari kampus harmonnica memilih pergi ke taman kota untuk menenangkan pikirannya dari segala masalah yang dia hadapi saat ini, mengenai salsa dia sudah pulang dari selesai kelas tadi.

Membuka matanya dan perlahan senyuman terbit di bibirnya, harmonnica sangat senang dengan suasana malam ini.
Memang benar dia tidak salah datang kesini harmonnica sejenak bisa melupakan masalahnya.

Hawa dingin mulai menerpa tubuhnya, melipat kedua tangannya di depan dada agar memberikan sedikit kehangatan pada tubuhnya.

Harmonnica tertegun saat sebuah jaket moca menyelimuti bahunya dari belakang bisa harmonnica tebak punya siapa jaket itu.

Harmonnica berdiri dari duduknya dan melepaskan jaket itu dari bahunya dia memberikannya kepada pemiliknya, bergegas untuk pergi dari sana namun langkahnya terhenti saat orang pemilik jaket itu membuka suara "dengerin dulu penjelasan gue Mon" kata Reyhan.

Harmonnica membalikan tubuhnya dan memandang Reyhan yang juga tengah memandangnya, tak ingin kehilangan kesempatan Reyhan langsung melangkah menghampiri harmonnica dan membawanya kedalam pelukannya.

Tak bertahan lama harmonnica melepaskan pelukan Reyhan dan gadis itu mundur dua langkah agar lebih jauh dari Reyhan "jelasin" jawab harmonnica.

Reyhan hanya pasrah dia tahu saat ini harmonnica sedang salah paham padanya, jadi sebisa mungkin Reyhan harus mengontrol dirinya agar tidak salah bicara.

Reyhan tidak mau jika dirinya dan harmonnica dalam terus terusan seperti ini Reyhan akan menjelaskan semua pada harmonnica malam ini juga.

"Ya udah kita duduk dulu yah" ucap Reyhan.

"Gak usah, berdiri aja"

"Gak bisa dong Mon, gak enak ngobrolnya kalo sambil berdiri"

Harmonnica pasrah memutar bola matanya malas "yaudah iya nih gue mau duduk" dengan terpaksa harmonnica kembali duduk.

Senyuman terukir di wajah Reyhan. Setelahnya dia juga ikut duduk di samping harmonnica.

"Lo jangan salah paham sama gue dan Nadhira ya?"

"Oh, Nadhira namanya" sarkas harmonnica, setelahnya Reyhan melanjutkan bicaranya"gue cuma sebatas balas Budi sama dia, Nadhira udah kayak saudari gue dia udah gak punya siapa siapa Mon dan itu karna keluarga gue" harmonnica mengalihkan atensinya pada Reyhan, matanya kini bertemu dengan mata Reyhan yang juga tengah menatapnya bisa harmonnica lihat mata Reyhan berkaca kaca.

Dia tidak membuka suara hanya menunggu apa yang akan di ucapkan Reyhan berikutnya.
" ayah Nadhira itu sahabat lama papa, namanya om Wisnu dia baik banget dan sangat setia sama papa" Reyhan tersenyum lega melihat harmonnica yang menatapnya dia menyelipkan rambut harmonnica ke belakang telinga gadis itu. Harmonnica membiarkan Reyhan melakukannya

Setelahnya Reyhan melanjutkan bicaranya "karna dulu waktu gue masih kecil, papa pernah bantuin om Wisnu bayar proses lahiran istrinya om Wisnu karna waktu itu om Wisnu dan keluarganya lagi kesulitan ekonomi, setelah itu mereka jadi temen dan mulai usaha bareng bareng sampai suatu saat papa sakit, dan harus mendapatkan donor jantung secepatnya. Gue, mama panik kita gak tau harus gimana dan setelah beberapa hari papa di ruang ICU akhirnya ada yang sukarela mau mendonorkan jantungnya untuk papa,lo tau siapa orang itu?"

"Siapa?" Balas harmonnica, Reyhan tersenyum detik berikutnya reyhan menarik harmonnica ke dalam pelukannya "ngapain si Rey?" Harmonnica berusaha menarik kepalanya namun Reyhan justru mempererat pelukannya "biar enak ceritanya, gue kan salting di liatin bidadari Mulu" jawabnya.

Harmonnica hanya pasrah dia membiarkan kepalanya berada di dada bidang milik Reyhan harmonnica bisa dengan jelas mencium aroma tubuh Reyhan aroma green tea aroma yang setiap hari harmonnica rindukan.

Reyhan melanjutkan bicaranya "orang yang mendonorkan jantungnya untuk papa adalah om Wisnu ayahnya Nadhira, waktu itu Nadhira masih kecil aku gak bisa bayangin gimana perasaan Nadhira dan ibunya waktu itu tapi yang jelas mereka ikhlas, operasi papa dan om Wisnu berjalan dengan lancar aku sama mama gak tau harus bahagia atau sedih, bahagia karna akhirnya papa berhasil di selamatkan dan sedih karna Nadhira dan ibunya harus kehilangan ayah dan suami karna keluarga aku ya meskipun mereka udah ikhlas tapi tetep aja mereka harus menjalani kehidupan tanpa om Wisnu, terlebih saat papa tau siapa yang menolongnya papa janji akan menghidupi Nadhira dan ibunya, setahun setelah kejadian itu ibunya Nadhira sakit keras dan Nadhira harus kehilangan kedua orangtuanya dalam selang waktu yang tidak lama, rasa bersalah itu semakin hadir dan saat itu Nadhira udah jadi bagian dari keluarga kami" reyhan menghentikan bicaranya saat harmonnica melepas pelukannya dia biarkan karna takut harmonnica tidak nyaman

"Terus Nadhira tinggal di rumah lo? Tapi kok gue gak pernah liat dia sebelumnya" tanya harmonnica, Reyhan kembali menyelipkan rambut harmonnica ke belakang telinga gadis itu sebelum akhirnya dia menjawab "dia gak tinggal sama kita, waktu dia lulus SD dia memilih untuk melanjutkan sekolahnya di Singapur sampai sekarang dia baru balik ke Indonesia dan rencananya juga gue mau kenalin Lo sama dia, tapi Lo Nya  keburu salah paham"

Harmonnica terkekeh mendengar ucapan terakhir Reyhan "gimana gak salah paham, kalian kayak layaknya seorang pasangan tau gak segala di bukain pintu mobil, gandengan terus juga paling gue gak suka waktu lo bentak gue dan gak pedulikan gue waktu gue gak sengaja tumpahin kopi ke tangan Nadhira padahal yang kena cuma sedikit lo juga lebay banget lagi" harmonnica mengeluarkan semua unek-unek nya sedang reyhan berusaha menahan tawanya agar tidak pecah dia membuang muka untuk menarik napas setelahnya kembali pada objek utama "ya udah maaf, namanya juga udah lama gak ketemu jadinya ya temu kangen gitu dan soal kopi panas jujur gue reflek karna gue gak mau liat Nadhira kesakitan meskipun itu sedikit" harmonnica diam berusaha mencerna penjelasan Reyhan kenapa harmonnica merasakan hal yang aneh ini hanya perasaannya saja atau memang "kamu sayang banget ya sama Nadhira?" Pertanyaan itu berhasil harmonnica lontarkan

"Sayang. Sebagai Abang sama adek nya" jawab Reyhan dia mencubit hidung harmonnica membuat sang empu meringis "sakit Rey"ucapnya.
Harmonnica menepis semua pikiran buruknya dia merutuki dirinya sendiri bagaimana mungkin dia bisa berpikir hal semacam itu.

To be continue..

Tanggapan atau saran untuk chapter ke tujuh belas??

Jangan lupa vote ya!
Berarti banget loh buat author! hhee

Follow my Instagram
@karkes29_

Follow my Twitter
@karkes.cc

Follow my wattpad
@ciluss_

HARMONNICA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang