chapter 25

4 1 0
                                    

Will you marry me?

🦋
🦋

"Pagi harmonnica, apakah tidurnya nyenyak semalam?" Tanya Reyhan setelah harmonnica membuka pintu rumahnya "pagi juga pak bos, nyenyak dong" jawab harmonnica santai.

"Udah sarapan" harmonnica menggeleng sebagai jawaban "sarapan bubur mau?" Tawar Reyhan.

"Boleh. Tempat biasa" jawab harmonnica

"Oke let's go"

🦋

"Enak buburnya?" Tanya Reyhan pada harmonnica yang sedang menikmati bubur ayam.

Harmonnica mengangguk sebagai jawaban

"Abis ini mau kemana lagi?" Tanya Reyhan

"Cafe Lah, kan gue mau kerja" jawab Reyhan tanpa melihat ke arah reyhan.

"Okey"

Beberapa saat tidak ada yang membuka suara. Harmonnica menatap Reyhan yang sedang memakan bubur, sekilas dia mengingat kembali soal gelang Nadhira "Rey?" Panggil harmonnica. Reyhan mendongakkan kepalanya menatap harmonnica "Hem?" Ucap nya

"Gue mau_" sebelum Harmonnica melanjutkan bicaranya suara panggilan masuk ke handphone Reyhan membuat ucapannya terputus.

"Bentar Mon" ucap Reyhan. Dia mengambil benda pipih itu di atas meja dan segera menerima panggilan telpon itu "halo. Ok ok" setelahnya Reyhan kembali meletakkan handphonenya.

Di rasa ini waktu yang tepat harmonnica akan melanjutkan ucapnya, namun baru saja dia membuka mulut, Reyhan lebih dulu berbicara membuat harmonnica tidak melanjutkan ucapannya

"Mon Kita ke cafe sekarang aja yuk" ucap Reyhan bangkit dari duduknya

"Tapi gue mau_"

"Mang uangnya di sini ya" lagi lagi ucapnya terpotong"yuk"

Harmonnica hanya menarik napas panjang lalu dia berdiri mengikuti Reyhan. Apasih maksud Reyhan kenapa dia tiba-tiba semangat banget mau ke cafe?

🦋~

Harmonnica dan Reyhan turun secara bersamaan dari dalam mobil mereka baru saja sampai di cafe.

Harmonnica sedikit menyerngit kan dari dahinya saat melihat suasana sekitar, terlihat sepi dan bahkan cafe masih tutup padahal jam segini harusnya sudah buka dan beberapa waiters harusnya sudah datang.

"Cafe masih tutup?" Tanya harmonnica pada Reyhan namun sang empu hanya menaikkan bahunya.

"Siska bukannya yang pegang kunci cafe, kok dia belum datang si udah waktunya buka juga tumben banget" tutur harmonnica lagi. Siska memang waiters yang di tugaskan Reyhan untuk membuka dan menutup cafe. Bisa di bilang kepala waiters mungkin.

"Udah kita aja yang buka cafenya, gue ada kok kunci duplikatnya kan gue bos" ucap Reyhan santai.

"Iya Deh si paling bos. Lo kok gak marah si? Biasanya kalo ada yang telat meski satu menit pasti di omelin, sekarang kenapa santai banget bos?"  Harmonnica melipat kedua tangannya di depan dada.

"Emang kapan gue marah marah? Enggak kali gue kan bos baik" jawab Reyhan sembari berjalan menuju pintu cafe.

"Iya deh baik" setelahnya harmonnica juga mengekor di belakang Reyhan.

Lagi lagi harmonnica menyerngit kan dahinya saat melihat dari luar pintu cafe terlihat sebuah tirai yang terpasang di tembok cafe yang memang berhadapan dengan pintu cafe yang transparan.

"Itu kenapa ada tirai di situ? Siapa yang taruh coba? Dan sejak kapan?" Tanya harmonnica pada Reyhan.

"Gak tau udah nanti kita beresin, perasaan dari tadi banyak tanya deh Lo?" Jawab Reyhan santai

HARMONNICA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang