chapter 9

12 1 0
                                    

🦋 Bullying


"Rame banget ca" harmonnica menghentikan langkahnya di depan pintu masuk ke kantin. Ica yang melihat nya ikut menghentikan langkah nya.

"Iya, tapi gak papa lah penasaran tau katanya kopi latte nya enak" ucap Cika.

Mereka melihat ke arah stand tempat di mana promosi cafe, terlihat memang banyak yang mengantri.

Selain memesan pesanannya banyak juga para siswi yang berteriak untuk mengajak seseorang berfoto.

"Ayo Mon" Ica menarik tangan harmonnica. Harmonnica hanya menarik nafasnya pasrah.

"Gw duduk di sini aja ya, Lo kalo mau ngantri sana" harmonnica mendudukkan tubuhnya di kursi yang tak jauh dari stand promosi cafe tersebut.

"ya udah" Ica berlalu meninggalkan harmonnica.

"aw!" Harmonnica meringis saat sebuah cangkir mengenai keningnya. Tangannya  terangkat mengusap bagian kening yang terkena cangkir sembari memperhatikan sekitar siapa yang melempar cangkir itu.

Harmonnica menarik napas panjang saat 3 gadis dengan dandanan nyentrik menghampirinya "eh ada anak maling" ucap salah satu gadis di sana.

Sepertinya dia adalah ketua dari circle itu.

Harmonnica berdiri dan hendak meninggalkan tempat itu tapi belum ia melangkah tangannya di cekal oleh Alena. Ketua dari circle itu.

"Lepasin gw!" Ucap harmonnica menarik tangannya kasar.

"Ups, anak maling marah ni guys!!" Ucap Alena dengan suara keras membuat semua orang di sana mengalihkan atensinya pada harmonnica, setelahnya semua tertawa.

Harmonnica hanya diam sembari terus menundukkan kepalanya. Matanya sudah memanas dan rasanya dia ingin berlari dari sana namun entah kenapa mendengar suara tawa yang di tujukan padanya membuat kaki harmonnica kaku.

Tentu ini bukan kejadian pertama kali, 3 gadis di hadapannya memang selalu mengungkit kejadian satu tahun lalu, mereka rasanya tidak rela jika harmonnica hidup tenang.

Ica yang melihat sahabatnya kembali di tertawakan. Ingin menghampiri harmonnica, namun sudah jelas dari tatapan mata harmonnica yang mengisyaratkan agar Ica tidak menghampirinya. Tidak ada pilihan lain selain untuk mengurungkan niatnya.

"Dasar anak maling, hati hati guys nanti barang berharga kalian di maling sama dia!"

Ucap Vita agar suasana semakin panas. Vita ____salah satu dari 3_ _gadis itu____

Setelahnya entah siapa yang duluan melempar sampah kertas kepada harmonnica sehingga para siswa di sana ikut melemparkan sesuatu pada harmonnica hingga harmonnica hanya melindungi diri dengan tangannya.

Ica. Tentu ia sangat ingin menolong tapi sahabatnya itu tidak akan membiarkan itu terjadi, karna harmonnica tau jika Ica membantunya maka Ica juga akan terkena akibatnya Ica menundukkan wajahnya karna tidak tega melihat sahabatnya.

Reyhan. Orang yang mengadakan promosi cafe tersebut dan dia juga CEO dari cafe itu. Mendengar kegaduhan yang terjadi di kantin tentu sangat menggangu aktifitas promosi cafenya.

"Saya kesana dulu, kamu tolong handle dulu ya" ucapnya segera menghampiri kerumunan itu.

Satu gelas hampir mengenai kepala harmonnica saat itu dia langsung melindungi kepalanya dengan kedua tangannya harmonnica merasakan ada tangan kekar yang memeluknya dan bersamaan dengan itu harmonnica juga merasa suara yang tadinya bising menyoraki dirinya kini hilang dan hanya ada kesunyian.

Membuka matanya perlahan harmonnica mendongakkan kepalanya dan netranya menangkap wajah sosok laki-laki yang tengah menatap jengkel semua orang di sana.

"Kalian apa apaan sih, apapun kesalahan dia kalian gak berhak buat menghakimi orang sesuka kalian!" Reyhan menyentak semua orang di sana tanpa melepaskan pelukannya.

"Tapi dia memang anak maling. Lo gak usah jadi pahlawan kesiangan di sini, Lo itu tamu di sini gak berhak ikut campur urusan kita!" Balas Alena dengan nada sinis nya.

Semua para siswa siswi di sana juga ikut terpancing dan banyak dari mereka yang mengumpat Harmonnica.

" Dasar anak maling"

"Gak tau diri"

"Lo gak pantes sekolah di sini"

"Harusnya Lo keluar dari sekolah ini sejak satu tahun lalu"

Dan banyak lagi umpatan yang tertuju pada harmonnica.

Di sadari atau tidak tangan harmonnica mengepal kuat dan matanya kini semakin memanas emosinya sudah memuncak.

Melepaskan diri dari pelukan Reyhan dan dengan sengaja harmonnica membanting kursi yang ada di dekatnya ke sembarang arah

"BACOT!!!

🦋

To be continue..

Tanggapan atau saran untuk chapter ke sembilan??

Jangan lupa vote ya!
Berarti banget loh buat author! hhee

Follow my Instagram
@karkes29_

Follow my Twitter
@karkes.cc

Follow my wattpad
@ciluss_

HARMONNICA (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang