Motor sport Ravael yang ditunggangi olehku, sudah pasti bersama dengan pemiliknya, terlihat bersauh di area parkiran sekolah. Kami sudah bergumul, dengan pusat perhatian yang akan tertuju ke arahku dan Ravael, jika kami datang ke sekolah bersama.
“Aduh~ Kak Awelka beruntung banget ya, bisa dapetin Kak Rava.”
“Ihhhh~ jadi pengen punya pacar kaya Kak Ravael juga deh~ udah tinggi, ganteng, pintar lagi.”
“Iya, di mana ya kita bisa dapat cowok kaya Kak Ravael.”
Suara desas-desis dari adik kelas yang mengidolakan Ravael sudah menjadi sarapan bagi Ravael. Dia terlihat tidak perduli, dan mengabaikan mereka, karena sikapnya memang seperti itu. Dia akan mengacuhkan hal-hal yang dianggapnya kurang penting.
Ravael sekonyong-konyong mengarihkan tangannya, ke arahku. Sekilas aku menatap ke telapak tangannya yang terbuka di hadapanku.
“Lu jangan minta duit sama gue dong Rava.” ujarku, membuatnya spontan memutar pandangannya sebentar.
Tubuh tinggi Ravael, selajur menunggik, tatkala dia berdesis ke telingaku, “Meskipun pura-pura, gue ini tetap pacar lu! Jadi sini tangan lu.”
“Ah~ hm...” aku lantas mengerti maksudnya yang sebelumnya mengarihkan tangan ke arahku. Tanpa berpikir panjang, aku menggenggam tangannya, guna menutupi hubungan palsu kami, agar tak dicurigai.
Dari kejauhan, Tika yang sudah mendambakan Ravael semenjak kelas X, tentu saja sudah memantau kedekatan kami. Jelas kebersamaanku dengan Ravael itu, membuatnya merengus naik pitam. Gadis itupun pergi, dengan hentakkan kakinya yang kesal.
“Pagi-pagi udah bucin aja lu berdua! Untung gue nggak muntah!” terdengar suara Bita yang baru saja terpasuh di area parkiran. Belum berapa lama kedatangan Bita, Sarahpun ikut menjeru.
Bita mendekat, dan masuk ke antara diriku dan Ravael, sehingga genggaman tangan kami tersibak begitu saja.
“Apa, sih! Ganggu orang pacaran aja!” ketus Ravael, melirih Bita yang menjadi benteng antara dirinya dan diriku.
Bita yang sudah menerima kehadiran Ravael, terlihat tak terlalu bersikap dingin lagi terhadap Ravael. Begitupula dengan Sarah yang masih berusaha untuk menyesuaikan dirinya tatkala bersama Ravael, yang pernah bersanding dengan dirinya dalam membina hubungan asmara mereka di masa lalu.
“Udahlah Rav, mending lu pergi aja. Awelka nggak bakalan ilang juga kok.” kata Sarah, lalu pergi menyambung langkahnya yang sempat bersauh dengan kami.
Akupun lantas mengikuti jejak kakinya, meninggalkan Ravael yang menghela napas sabar.
Dasar cewek! batin Ravael, seraya berganjak pergi dari area parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE SWEET BIG LOVE [✔]
Historia CortaSebuah takdir kembali mempertemukan kedua insan yang terpaut usia yang berbeda 13 Tahun, dan menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan. 𝐀𝐰𝐞𝐥𝐤𝐚 𝐕𝐢𝐨𝐫𝐚, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA, terpaksa menikahi seorang pemuda blasteran...