Aku memberikan ruang pribadi untuk Ravael dan neneknya untuk melepas rasa rindu setelah beberapa puluh tahun tak melepas rindu. Sedangkan di luar rumah, Artafa terlihat berbucara secara dewasa bersama Carleon yang tengah mencari udara segar.
“Ck~ pantasan saja aku seperti tidak asing saat mendengar namamu, sewaktu kita bertemu untuk pertama kalinya...” ujar Artafa, tersenyum lepas, ketika mengingat momen tersebut. Dia kemudian menambah ucapannya lagi, “Aku seperti ingin mentertawakan takdir.”
Mendengar ucapan lelaki tersebut, Carleon sedikit demi sedikit menoleh ke arahnya, “Kau tahu Ravael adikmu selama ini, tapi kenapa kau tidak datang padanya saat dia sedang sendirian?!”
Artafa menghembuskan napas sejenak, sebelum dia memberikan jawabannya.
“Bukannya aku tidak mau, hanya saja aku tidak sanggup menunjukkan wajahku di hadapannya! Kamu tahu sendiri kan? Hal ini juga berat bagiku, apa yang akan dipikirkan Ravael jika dia tahu aku juga kakaknya dari pihak ibunya. Kakak yang selama ini menghilang, tiba-tiba muncul di hadapannya. Itu akan terasa sangat canggung, apalagi kami baru akrab belakangan ini karena Awelka.” terang Artafa, membalas tatapan lawan bicaranya.
Carleon tak bergeming, apalagi dia mendengar namaku keluar dari bibir Artafa. Di dalam benaknya sana, dia masih menyimpan pertanyaan yang masih belum dia keluarkan.
Artafa merubah topik, sewaktu Carleon hanya diam menatapnya, “Awelka sudah cerita semuanya kok! Kamu tenang saja, aku sama dia tidak punya hubungan apa-apa.”
“Apa maksudmu? Kenapa kau harus membahas anak itu denganku?” kata Carleon, membuang pandangannya dari Artafa.
Artafa menyeringai, tatkala melihat reaksi Carleon. Artafa mengerti setelah aku jelaskan semuanya padanya menyangkut pernikahan diniku secara rahasia. “Aku sempat syok, pas dengar cerita Awelka kalau dia udah nikah sama kamu. Makanya aku benar-benar ingin mentertawakan takdir yang terasa lucu bagiku. Awelka yang aku kenal selama ini, ternyata udah nikah diam-diam dengan kerabat dekat ibu aku. Siapa sangka kan? Awelka juga ternyata dekat dengan Ravael sebelum jauh menikah denganmu. Bukankah itu menjadi takdir yang lucu?” katanya, membuat Carleon lagi-lagi mengerling ke arahnya.
Kembali Artafa menatap Carleon begitu serius, dari sebelumnya, “Jika aku jadi dirimu, aku tidak akan menceraikan istri seperti Awelka. Seperti yang kau tahu, Ravael akan melakukan hal yang sama denganku jika dia berada di posisimu.”
Jelas saja Carleon langsung memesongkan badannya, tegap menghadap selaras lurus dengan posisi Artafa. “Ck~ tidak diragukan lagi! Kalian memang benar-benar kakak kandung!” tukasnya, tersenyum serejang, “Ini urusan rumah tanggaku, kau tidak tahu apa-apa, makanya kau mengatakan hal yang tidak pernah kau rasakan.”
Artafa hampir sajantertawa mendengar jawaban Carleon, hanya saja dia mampu menahannya. Lantas kemudian, Artafa memberikan pernyataannya yang sedikit mengejutkan Carleon. “Aku sudah merasakannya! Aku melepas orang yang aku cintai, dan aku sedikit menyesal karena membiarkan pergi dari hidupku. Awelka tahu hal tersebut, makanya dia berusaha menghiburku selama ini....” bebernya.
“Apa kau tahu apa yang dia lakukan? Dia yang kau sebut anak itu, berusaha membujukku untuk membangun bisnis bersama jika dia lulus kelak. Dia ingin aku menjadi asistennya ketika dia ingin membuka toko kue suatu saat, dan menyuruhku untuk memakan sisa kuenya nanti jika tidak terjual habis agar aku bisa melupakan gadis itu.” tambahnya, masih menahan tawanya agar tak lepas.
“Lucunya lagi, anak itu tidak pandai membuat kue. Bagaimana bisa dia membuka toko kue.” pungkas Artafa, ceikikan lirih.
Carleon yang mendengar cerita itu, hanya bisa menghela napas panjang-panjang. Pertanyaan dalam benaknya kini terjawab sudah. Sedikit demi sedikit dia mengingat kebersamaan serta kenangan bersamaku. Dia sadar, kehadiranku mampu memberikan banyak perubahan padanya.
“Jaga Awelka baik-baik! Dia sangat mencintaimu, aku bisa melihatnya dari matanya ketika dia menceritakan tentang dirimu. Dengan begitu aku bisa melepas dahaga lega, jika tahu Awelka yang kuanggap seperti adikku sendiri memiliki suami sepertimu. Dia terkadang memang masih bersikap seperti layaknya anak remaja, bahkan terlihat seperti anak-anak ketika menginginkan sesuatu...” Artafa mengutarakan isi hatinya, seraya menepuk pundak Carleon, “Makasih Carl! Karena selama ini, udah jagain Ravael. Kini tugas kamu buat jagain dia sampai dewasa bisa kamu serahin ke aku. Tugas kamu sekarang, jagain Awelka karena dia nggak punya siapa-siapa lagi selain neneknya dan kamu sebagai suaminya...”
“Jangan menggantungkan perasaan yang telah berlalu dengan perasaan yang sekarang ada. Aku yakin, kamu sebagai suaminya pasti lebih tahu bagaimana perasaannya padamu...”
Usai melontarkan kalimat terakhirnya, Artafapun pergi meninggalkan Carleon seorang diri. Artafa harap, pernyataannya barusan bisa menyadarkan Carleon, dan menyurutkan niatnya untuk menceraikanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE LITTLE SWEET BIG LOVE [✔]
Historia CortaSebuah takdir kembali mempertemukan kedua insan yang terpaut usia yang berbeda 13 Tahun, dan menyatukan mereka dalam ikatan pernikahan. 𝐀𝐰𝐞𝐥𝐤𝐚 𝐕𝐢𝐨𝐫𝐚, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA, terpaksa menikahi seorang pemuda blasteran...