Eighteen

22 3 0
                                    

Hallo... setelah ribuan abad akhirnya saya Balik lagi😁😁😁

Kangen nggak?#ditabokreader

Wkwk. Akhirnya saya kembali ke sini lagi setelah menyelesaikan buku ini versi bxb nya. Buku ini sampai berdebu setebal cintaku pada kalian eeeaaaa wkwk

Okay... Selamat membaca. Typonya pasti banyak.. maaf ya

Semoga kalian ga lupa alurnya 😁 kalo lupa di ulangi saja dulu 🤭

Enjoy it

💞💞💞

Farhan merasa tidak tenang melakukan meeting hari ini. Bahkan satu jam berlalu terasa sangat lama sekali. Seolah ada sesuatu yang menganggu benaknya yang sialnya Farhan tidak tahu apa itu. Tapi yang jelas debar jantungnya sedikit lebih kencang dari biasanya. Juga pikirannya yang terus teringat pada Cyra, ada apa sebenarnya?

Meeting berakhir lima belas menit kemudian dan hal itu menjadikan Farhan lega sekali. Pria itu segera beranjak setelah menyalami klien, bergegas menuju mobilnya dimana supir sudah menunggu. Didalam mobil yang meluncur dijalan raya Farhan menghubungi Cyra dan mengumpat kala panggilannya tidak diterima.

"Kemana dia? Tumben ga angkat teleponku?" Gumam Farhan gelisah. Sebenarnya bukan masalah Cyra tidak menerima panggilannya hanya saja debaran jantungnya membuatnya merasa khawatir yang sangat.

"Aku telpon nomor rumah saja." Putusnya kemudian dan berniat menghubungi nomor rumah ketika ponselnya justru berdering yang mana nama yang tertera dilayar membuat kerutan dikeningnya

"Stevan?"

In hospital

Cyra tengah duduk di bangku taman rumah sakit dimana ibunya dirawat. Disampingnya ada Celline yang sejak tadi tak henti menyandar pada bahunya. "Kak.. mending ga usah balik ke Jakarta aja gimana? Celline takut kalo ibu kayak tadi lagi."

Ucapan sang adik dibalas gelengan kecil oleh Cyra. "Kakak ga bisa Cell, kamu tahu apa alasannya." Kata Jungkook lirih

"Apa ga bisa kontrak itu di batalkan? Kakak inget apa kata Dr. Stevan? Dia menyanggupi seluruh biaya pengobatan ibu sampe sembuh kak, kakak ingat? Kenapa kakak tolak?"

Cyra menghela nafasnya berat. Stevan, ya dokter itu memang sudah menawarkan bantuan sejak lama sejak pertama kali ibunya dirawat. Tapi setiap kali tawaran itu datang maka setiap kali juga Cyra menolak yang entah kenapa Cyra sendiri tidak tahu sebabnya. Ia hanya tidak bisa menerima bantuan secara cuma cuma. Meski ia tahu itu tidaklah percuma karena Cyra tahu Stevan juga menyukainya dan Cyra tidak mau alasan Stevan membantu karena rasa suka itu.

"Kak, inget ga pesan ayah apa?"

"Tentu ingat. Kenapa tanyain itu?"

"Nggak. Apa kakak ngerasa bahagia sekarang?"

"Maksudnya?"

"Dengan semua ini, dengan kakak bisa bersama lagi dengan pria itu, apakah kakak bahagia?"

Cyra terhenyak dengan pertanyaan adiknya. Bahagia? Jika ditanya apakah ia bahagia maka Cyra tidak tahu pasti karena ia sendiri tidak tahu definisi bahagia itu seperti apa. Hanya saja, untuk saat ini ia selalu merasa tenang dan nyaman bersama Farhan. Terlepas dari segala sikap juga sifatnya yang arogan juga setiap konsekuensi yang harus ia jalani, Cyra merasa dirinya nyaman.

Bukan bahagia..

"Kakak ga tahu apa kakak bahagia atau enggak sama dia tapi... Selama kakak sama dia kakak hanya merasa tenang dan nyaman. Dia masih sama kayak dulu Cell.. dia selalu jagain kakak juga perlakukan kakak dengan baik. Mungkin itu yang bikin kakak nyaman."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fall in Love With My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang