In the one

515 19 35
                                    

Ini part satu ya...

Saran saya, pembaca semua siapin diri lahir dan batin. Mengingat tulisan saya sama sekali ga bisa diharapkan.

Sekedar pengingat... Jangan berharap terlalu banyak sama tulisan saya, takutnya nanti pembaca semua malah kecewa.

Oke. Silahkan baca, tinggalkan votenya.

   🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Suasana ruangan luas itu terkesan sepi bagai tak berpenghuni. Meski kenyataannya ada sesosok makhluk yang tengah duduk dibalik meja kerja besar disana. Pria itu tengah sibuk dengan lembar kertas ditangan, sesekali decakan terdengar mengisi ruangan. Terlalu serius dan terlampau bekerja keras sampai keningnya berkerut kerut. Mengabaikan jam dinding yang sudah menunjukkan waktu makan siang bahkan mengabaikan suara ketukan pintu dari luar ruangan.

Pintu berayun terbuka menampilkan sosok wanita dengan pakaian seksinya yang melangkah masuk tanpa persetujuan pemilik ruangan. Wanita itu terus melangkah masuk menuju kebalik meja besar dan langsung mendaratkan satu kecupan dipipi sang CEO tanpa embel embel ijin.

"Hem, Riska. Ada apa?" suara husky yang terdengar seksi pun menyapa namun tidak dengan wajahnya. Karena sedikitpun wajah tampan itu bergerak dari atensinya pada lembaran kertas putih. Si wanita terlihat kesal merasa tak diperhatikan. Berinisiatif singkat, lalu segera mendudukkan dirinya diatas paha sang CEO yang tampak terkejut dengan ulahnya. Netra grey menatap tajam namun belum sempat memprotes bibir itu dibungkam secara cepat dengan ciuman paksa.

Ya, wanita itu mencium sang CEO.

Bibir semerah darah bergerak agresif mendominasi. Mengulum, memghisap bahkan menggigit merasa gemas akan kepasifan sang CEO.

Sang CEO tampak tak tertarik sedikitpun membalas ciuman sekertarisnya. Hanya diam tak menanggapi gerakan bibir yang menggoda. Tak tergerakkah hasratnya menerima perlakuan sekertarisnya ini? Tentu tertarik. Pria manapun akan langsung horny hanya dengan melihat lekuk tubuh dan liukannya saat berjalan. Dirinya sebagai lelaki normal tentu juga tertarik, tapi tidak untuk saat ini. Entahlah, akhir akhir ini ia sangat malas berinteraksi dengan wanita diatas pangkuannya itu. Padahal biasanya ia sendiri yang akan meminta pelayanan lebih dari sekertarisnya itu. Yang akan dilakukan secara sukarela oleh sekertarisnya itu. Yang tentu saja akan mendapat imbalan dari yang dilakukannya, entah itu sekedar sikap lebih lembut dari sang CEO kepadanya. Atau bertambahnya angka Nol dalam saldo rekeningnya dibank. Ya, sang CEO memang terkesan loyal dalam hal itu, dan mungkin hal demikianlah yang membuat kebanyakan wanita rela mengangkang dibawah kuasanya. Ya, sebagai seorang CEO tampan pemilik perusahaan besar macam dirinya sangatlah mudah mendapatkan wanita. Bahkan tanpa mencari pun, mereka akan datang sendiri menawarkan diri dengan sukarela seolah mereka haus belaian. Sang CEO tak menolak jika wanita wanita itu melakukannya, karena baginya dirinya tetaplah sang dominan yang berkuasa. Ia tak pernah mencari tapi dirinyalah yang dicari bahkan diburu oleh submisiv. Contohnya... Sekarang.

Merasa terganggu oleh sentuhan sekertarisnya, sang CEO pun bertindak. Mendoromg sedikit kasar pundak wanita itu hingga kegiatan wanita itu yang menciumi leher dan rahangnya terhenti. Selanjutnya menemukan tatapan protes dari siwanita yang terlihat heran. Reaksi sang CEO cukup mengejutkan untuknya, memgingay biasanya sang CEO lebih agresif.

"Pekerjaanku banyak, tolong jangan menggangguku." ucapnya dengan suara serak nan seksi namun terkesan tegas.

"Tapi__"

"Ingat batasanmu Riska!" kali ini suara seksi itu berubah sedikit mengerikan. Membuat wanita itu lantas bangkit dari pangkuan sang CEO. Wanita itu cukup sadar jika sang CEO tengah dalam mode tidak mau diganggu. Dan jika dirinya ngotot, maka akan berimbas buruk kepada dirinya. Tanpa suara melangkah menjauh dari sang CEO, berjalan keluar dengan kaki menghentak.

Fall in Love With My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang