Eleven

238 21 10
                                    

Farhan menggeram tertahan. Emeraldnya menatap tajam sosok dihadapannya yang terlihat memalingkan muka. Farhan tahu jika sebenarnya sosok dihadapannya ini menyembunyikan sesuatu darinya.

"Kau itu kan temannya satu kontrakan dan satu kerjaan, bagaimana mungkin kau tidak tahu kemana perginya temanmu itu." Serunya sedikit bernada tinggi. Sosok dihadapannya menghela nafas kasar, terlihat malas.

"Itu memang benar . Tapi apa setiap kali Candys pergi harus pamit padaku? Tidak kan? Lagian ya dia itu punya urusan lain yang mungkin tak mau aku tahu." Jelas Dina membela diri dibalas dengusan oleh Farhan. Jelas jelas gadis ini menyembunyikan sesuatu darinya, tentang dimana dan kemana Cyra,gadis yang sudah berhasil membuatnya kelabakan seperti orang gila.

"Kau menyembunyikannya dariku bukan, katakan?"

"Hah? Apa untungnya untukku. Apa aku dapat duit kalau melakukannya?"

"Aku akan berikan jika kau mau. Asal kau mau katakan dimana gadis itu? Apa dia pulang kerumahnya dikampung?"

"Kau pikir aku matre? Benar kata Cyra, kau itu menyebalkan! Kau pikir semua bisa dibeli dengan uang." kesal Dina. Farhan hanya berdecak pelan.

"Terserahmu. Kau tidak mau memberitahuku tidak apa. Aku akan cari info sendiri, aku bisa menyuruh orang mencarinya. Jangan kau pikir aku tidak bisa melakukannya. Dengan uang aku bisa menemukan temanmu itu." Kata Farhan dengan sombongnya. Dina bungkam melihat pria itu berjalan menjauh dan keluar dari Cafe.

"Astaga. Aku lupa kalau Farhan bisa melakukannya. Aduh, gimana ini, kalau sampai Farhan tahu Cyra pulang kekampung dan pria itu menemukannya bisa gawat! Farhan akan tahu siapa Cyra sebenarnya.. aissh." Dina bergumam dalam kecemasan memikirkan banyak hal tentang Cyra. Bagaimana jika yang ia khawatirkan terjadi? Apa Cyra akan baik baik saja?

*
*
*
Farhan baru akan menelpon Kevin, orang kepercayaannya untuk mencari dimana Cyra saat ponselnya justru lebih dulu berdering.

"Hallo, ada apa meneleponku?"

"Aku kangen."

Farhan berdecih, memasang wajah seolah mau muntah mendengar orang diseberang mengatakan hal menjijikkan padanya. "Kau tahu ,rasanya sarapanku nyaris keluar lagi lewat mulut mendengarnya. Menjijikkan!" Sahut Farhan disambut gelak tawa dari seberang.

"Jahat sekali. Kau itu kejam sekali. Hampir seminggu kita tidak ketemu apa kau tak kangen padaku?"

"Mati saja kau!" Umpat Farhan dan sekali lagi suara gelak tawa diseberang. "Kau itu kurang kerjaan apa? Kalau tidak ada yang penting aku tutup telponnya!" terdengar mirip emosi tertahan dari mulut Farhan.

"Setdah! Masih saja ngambekkan. Ya sudah, aku diam saja ga mau bilang apapun padamu. Biar saja kau penasaran, padahal aku punya sesuatu untukmu."

Tut

Farhan menggeram kesal saat panggilan ditutup sepihak oleh orang diseberang. Mau memaki tapi urung ketika sebuah motif masuk lewat WA membuatnya membuka aplikasi tersebut. Satu notif masuk dari orang yang baru menelponnya membuatnya kesal tentu saja. Namun kekesalannya berubah menjadi kernyitan di kening kala melihat satu gambar yang masuk.

Emeraldnya membelalakkan melihat apa yang tergambar dalam kiriman foto tersebut.

"Tadinya aku mau tanya padamu soal dia, kenapa ada disini? Tapi berhubung kau ngamuk, ya sudah, aku diam saja. Jangan tanya apa apa padaku setelah ini.. kita putus!"

Shit!

Doubleshitt.

Farhan mengumpat keras dalam mobil. Bukan karena kata kata dalam chat barusan tapi lebih pada foto yang baru ia lihat.

Fall in Love With My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang