This... five

319 19 46
                                    

Balik lagi. Makasih buat yang sudah ngevote. Yang menunjukkan rasa terimakasih.

Langsung cek aja.. Semoga suka
Ah iya.. Part ini aku dedicate buat jejee_zen yang baru aja kehilangan meong kesayangannya. Sabar ya say.. Mereka pasti bahagia disana. Smoga, part ini bisa menghibur kamu. Lopyuu💞

============================================

Farhan sibuk membolak mbalik lembar kertas ditangan saat pintu ruangannya diketuk dari luar. Disusul kemudian pintu tersebut terbuka lebar menampakkan sosok wanita yang melangkah masuk membawa beberapa map ditangan. Setelan kerja resmi terdiri dari rok sepan sepanjang lutut juga kemeja cokelat membalut tubuh wanita itu, terlihat sopan.

"Permisi pak. Ini berkas yang bapak minta." wanita itu menaruh map keatas meja disambut anggukan oleh Farhan.

Perkenalkan, wanita itu adalah Lina, sekertaris baru Farhan. Yang lama sudah di Out olehnya tentunya atas permintaan bukan, lebih tepatnya perintah sang adik tercinta yang sedang ngidam menyiksa dirinya.

"Terimakasih Lina. Kau bisa kembali ke mejamu." kata Farhan tegas menatap dibalik kacamata dan disambut anggukan oleh Sekertarisnya. Untuk kali ini sekertaris Farhan sangatlah profesional bekerja. Memasuki ruangan Farhan hanya untuk menyerahkan beekas atau atas permintaan Farhan saja. Setelahnya pergi keluar tanpa embel embel apapun.. Entah itu sekedar kedipan nakal atau tatapan menggoda. Tidak ada lagi.

Jika boleh jujur, Farhan lebih suka jika sekertarisnya berpenampilan modis dan seksi, lebih menggairahkan katanya. Tapi karena dirinya sedang dalam mode terpenjara maka kali ini penampilan sekertarisnya cukup membantu. Membantu dirinya juga juniornya sedikit tenang dari vonis sang bumil.

Dua puluh menit selanjutnya terasa melelahkan bagi Farhan. Melepas kacamata yang bertengger dihidung bangirnya, memijat pelan, pening mendera kepalanya membuatnya menyandarkan kepalanya. Memejamkan mata sebentar untuk mengusir penat dan mengistirahatkan manik grey miliknya.

Drrtt... Drrttt..

Getaran ponsel diatas meja mengganggu, membuka mata, menilik benda pipih yang layarnya menyala.

Dr Mario.

Melihat nama yg tertera membuat Farhan mengambil kasar ponselnya. "Ada apa?" tanyanya dingin namun terdengar penasaran dalam suaranya.

"..... "

"Apa?! Shit!!"

Umpatan keras keluar dari mulutnya lalu bangkit dari kursi kebesarannya, berjalan keluar ruangan dengan langkah lebar, tergesa. Ia harus segera kerumah sakit, secepatnya.

Brak

"Apa yang terjadi, kemana gadis itu?"

Farhan berdiri diambang pintu, menatap tajam menuntut kearah Dr. Mario yang duduk dibalik meja kerjanya.

"Masuk dan duduklah dulu. Kau berteriak seperti itu, mengganggu tahu!" ketus dr. Mario kesal melihat Farhan yang bediri diambang pintu seperti orang menagih hutang.

Farhan diam. Manik emeraldnya masih menatap tajam kearah pria dihadapannya namun menurut, masuk kedalam ruangan dan menghempas bokongnya keatas sofa.

"Aku tidak tahu pasti tapi yang jelas dia sudah pergi dari sini tanpa aku ketahui."

Decakan pelan terdengar. Farhan menatap remeh kearah pria yang tak lain adalah sahabatnya itu.
"Kenapa ceroboh sekali. Kau itu dokter, bagaimana bisa seorang dokter sepertimu bisa kehilangan pasien? Apa sistem keamanan rumah sakitmu ini sebegitu rentannya sampai pasienmu kabur kau tidak tahu!" marah Farhan berapi api. Sungguh ia merasa marah sekali sampai sampai ingin sekali menonjok wajah tampan teman dekatnya itu.

Fall in Love With My PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang