haechanie sick

5.5K 302 10
                                    


.

.

Mark Jung murka.

Ia mendapat nilai C- pada PR matematika yang Haechan kerjakan tadi malam. Si guru pun jadi memberi Mark nasihat panjang lebar selama sisa pelajaran pagi hari itu.

'Seo Haechan awas lo'

Saat jam istirahat pertama tiba si alis camar langsung meraih ponsel di saku seragam. Ia mencari kontak Haechan dan langsung mengirimi pesan.

Babu

| Bawain batagor sekolah lo
| Sekalian gue mau ngomong
| Njing
| Chan

Sama sekali tak ada jawaban.

Saat ditelpon berkali-kali pun nomor yang dituju sedang tidak aktif. Mark berpikir mungkin Haechan sudah takut duluan dimarahi oleh nya.

Pelajaran terus berlanjut tapi ketua geng Vertraulich sama sekali tak bisa fokus pada penjelasan guru. Ia malah terus-menerus mencoba menelpon Haechan yang hilang entah kemana hari itu.

Hingga istirahat kedua pun tiba bersamaan dengan si alis camar yang berdiri dari duduknya. Tanpa mengatakan apapun pada teman-teman ia sudah lebih dulu berlari menuju parkiran tempat mobil nya berada.

Tujuan Mark Jung adalah Klares Ziel.

Sampai disana ia langsung menghampiri satu persatu ruang kelas XI hanya untuk mencari Haechan. Guru-guru pun sangat kesusahan mencegah aksi Mark yang sudah seperti reog di jam istirahat kedua saat itu.

Hingga ia sampai di kantin dan matanya langsung tertuju pada Na Jaemin serta antek-antek nya. Si alis camar langsung menerobos masuk lalu dengan kuat menggebrak meja yang dipakai oleh Hauptquartier.

Tapi aneh nya ia tak melihat keberadaan Haechan.

"Mana ketua kalian"

"Kamu nenye?" Renjun menyahut dengan wajah mengejek serta jari tengah yang mengacung.

"Haechan demam tinggi, tadi pagi mual trus muntah belom lagi mimisan banyak banget tolol" Yangyang juga ikut melihat Mark dengan wajah sebal nya.

Sedangkan Jaemin tersenyum sinis lalu berkata tanpa mau menatap si alis camar, "Itu semua gegara siapa? iyaa bener bangett gegara ketua manja yang bisa nya nyusahin"

"Kita tau kesepakatan nya jadi babu oke diterima. Tapi lo ngga kira-kira ngasih Haechan kerjaan jancok, lo ngga mikir dia punya kesibukan lain yang harus diurus. Lo bahkan nonjok dia kan kalo sampe telat ngelakuin apa yang lo mau?!"

Felix berdiri dari duduknya dan langsung mendorong bahu Mark hingga mundur beberapa langkah menabrak meja di belakang. Ketua geng Vertraulich hanya terdiam dengan tatapan kosong tanpa ada niatan membalas perbuatan lelaki berdarah campuran itu.

"Haechan dimana?"

"Hichin dimini? nyenyenye, mau apa? nyuruh hal-hal ngga jelas cuma buat kesenangan lo?"

Mark tahu jika bertanya terus pada keempat orang itu hanya akan membuang waktu. Jadi kini ia berlari lagi menuju mobil dan mengendarai nya di jalanan kota dengan kecepatan tinggi.

Kali ini Mark menuju markas Hauptquartier yang ada di pinggiran hutan.

Ia sampai ditujuan tepat ketika Xiaojun keluar dari pintu utama hendak pergi ke kampus. Melihat Mark yang berdiri di samping mobil, Xiaojun hanya menghela nafas panjang dan mulai menghampiri nya.

"Nyari Echan?"

"Iya bang, disini?"

Anak pertama kelurga Na dapat dengan jelas melihat raut khawatir pada wajah Mark meski berusaha ditutupi. Kini Xiaojun menepuk pundak orang dihadapannya sembari menggeleng pelan.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang