seo

4.2K 248 8
                                    

.

.

.

Haechan bosan.

Sekarang adalah jam istirahat dan semua teman-teman nya sedang ke kantin sekolah. Mereka tidak membiarkan sang ketua berjalan jauh karena Haechan sering meringis kesakitan sembari memegangi pinggang. Sudah seperti remaja jompo.

Maka dari itu ia hanya duduk dikelas menunggu pesanan nya datang sembari bermain game di ponsel. Memang sejak kemarin selalu ada panggilan dan pesan masuk dari si alis camar, tapi itu semua diabaikan oleh nya.

Kini ponsel Haechan kembali bergetar dan membuat ia kesal karena game nya terganggu. Dan saat melihat nama yang tertera di layar ia malah menjadi semakin kesal.

"HALLO ANAK PAPA YANG PALING CANTIKK!!"

"HALLO PAPA JOHN YANG NGGA INGET PUNYA ANAK DI NEGARA LAINN!!"

"Ehehe maap yaa bear, papa sibuk banget di Thailand ngurus perusahaan, mae juga sibuk ngurus restoran disini"

"Yain aja dah"

"Papa mau tanya boleh bear??"

"Sape lo?"

"Loh anjrit, dasar anak tak tau di untung"

Sepasang ayah dan anak itu tertawa setelah sekian lama tak bertegur sapa. Johnny benar-benar merasa bersalah karena telah meninggalkan anak bungsunya di negara lain sendirian.

"Mau tanya apa? jangan panjang-panjang karena bukan tempat curhat bapak-bapak"

"Ngga jadii"

"Anj- untung sayang hehe"

"Ntar pulsek ke rumah ya?"

"Ngapain?"

"Kasih makan ikan di taman belakang"

Haechan mendatarkan wajah mendengar ucapan Johnny yang diselingi tawa khas bapak-bapak. Kedua nya lanjut mengobrol hingga teman-teman si manis datang membawa pesanan.

"Chan, soto ayam seporsi, bakso seporsi, tempe goreng tiga, es jeruk satu, es buah satu kan? nihh"

"Bear itu pesen buat hajatan?"

"Ngga lah paa, ini Echan lagi laper bangett"

"Sipp makan yang banyak biar sehat, udah dulu ya bear"

"Okey papa! mae mana? bilangin kemaren Echan ngga sengaja pecahin tujuh piring di dapur hehe"

"Ck emang cari mati kamu, iya dah ntar papa bilangin"

Sambungan telepon berakhir dan kini Haechan tatap satu persatu makanan yang ada di meja. Tapi binar di mata si manis hilang saat ia menyadari ada satu yang kurang.

"Siomay nya manaa?"

"Lah pesen siomay juga?" tanya Renjun dengan tampang bodoh.

"Iyaaa"

"Chan itu udah banyak loh, ngga kekenyangan perut nya?"

Haechan menggeleng cepat sembari memakan satu porsi bakso dengan lahap. Teman-teman yang duduk di dekat sang ketua pun kaget karena porsi makan Haechan yang meningkat. Padahal biasanya anak kedua keluarga Seo hanya akan memesan seporsi soto dengan es jeruk saja.

"Jadi gue beliin ngga?"

"Ngga usah, udah ngga pengen"

Haechan kembali memakan semua pesanan hanya dalam waktu 20 menit sebelum bel istirahat selesai berbunyi. Si manis pun heran, tapi ia mencoba berfikir positif bahwa ini adalah keahlian baru nya.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang