trending

4.1K 263 2
                                    

.

.

.

Pagi harinya, hari Minggu.

Pukul 09.00 am.

Mark yang masih setengah sadar kebingungan saat meraba samping nya yang kosong. Seingat nya tadi malam ia dan Haechan pulang sehabis makan malam di restoran steak dan kedai gelato.

"Haechan?" panggil si dominan dengan suara serak khas orang bangun tidur.

"Chan lo dimana?"

"Bawah"

Mark duduk di kasur sembari mengucek mata agar dapat menyesuaikan cahaya. Setelah nyawa nya terkumpul barulah ia turun menuju lantai satu dan melihat Haechan sedang menyapu.

"Siapa yang nyuruh, Seo?"

"Lagi pengen"

"Udah jangan dilanjut sini duduk"

Mark yang ada di sofa menarik tangan Haechan agar duduk dipangkuan menghadap dirinya. Si manis terdiam sejenak saat kepala Mark mendusel di dada dengan tangan yang masuk ke baju bagian pinggang.

"Jancok awas Mark"

"Ngga mau, nyaman banget ada di deket lo"

"Ck yang katanya homophobic?"

Si dominan beralih menatap mata Haechan yang saat itu lebih tinggi dari nya.

"Ayo pacaran"

"Ga"

"Ayolahh"

"G Y G"

"Hah?"

"Ga ya ga"

"Yaudah nikah aja mau?"

"Ga minat, ajak Herin sono"

"Enggak mau, gue mau nya sama lo"

Haechan berdecak sebal dan terus mendorong kepala Mark agar menjauh dari dada nya hingga ponsel Haechan bergetar di saku celana. Ia langsung mengambil benda pipih tersebut namun saat ingin mengangkat telpon sudah mati terlebih dahulu.

Tak lama setelah itu ada notifikasi pesan masuk dari Renjun.

Injunjun

| Buka twitt
| Liat trending topik

Karena penasaran Haechan menuruti perkataan Renjun untuk membuka Twitter. Dan mata nya langsung melotot saat melihat trending yang sangat ramai diperbincangkan.

Banyak sekali foto atau video yang beredar memperlihatkan Mark dan Haechan saat di restoran steak maupun kedai gelato. Bahkan beberapa postingan diedit jadi seolah mereka berdua sedang bercumbu di depan umum.

Banyak yang mendukung mereka menjalin hubungan agar Vertraulich dan Hauptquartier bisa berdamai dan tidak membuat kerusuhan lagi. Namun ada juga beberapa orang yang tidak setuju dan malah mengaku bahwa mereka lah pacar Mark ataupun Haechan.

"Lihat" si pria manis buru-buru mengarahkan layar ponsel nya pada ketua geng Vertraulich.

Tanggapan Mark hanyalah muka datar, ia tetap tenang dan kembali mendusel di dada Haechan seperti tidak terjadi apa-apa. Si manis tentu heran karena biasanya Mark pasti marah jika ada yang membahas soal Vertraulich dan Hauptquartier berdamai menjadi satu.

"Udah ketauan jadi ayo pacaran"

"Lo aneh banget sialan, minggir"

"Mau kemana?"

"Markas"

"Gue anter"

"Gue bisa sendiri"

Mark akhirnya melepaskan Haechan setelah berhasil memberi satu kissmark di bagian leher. Si manis yang tak sadar bahwa ciuman musuh nya membekas tentu tak marah, ia kini bersiap-siap untuk pergi dari apartemen minimalis tersebut.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang