adek

5.3K 262 22
                                    

.

.

.

Ketua Haupquartier sudah tak tahan lagi dengan rasa perih di sekujur tubuh nya. Apa Mark tak menyadari Haechan menghilang? Apa sosok dominan itu masih sibuk dengan pekerjaan nya? Benarkah ia tak akan datang kesini menyelamatkan si manis?

Disaat semua pertanyaan itu berputar di otak nya, samar-samar Haechan bisa mendengar suara Mark. Di susul oleh suara perkelahian yang sangat dekat seakan terjadi tepat di depan kamar.

Namun tetap saja ketiga orang di sekeliling Haechan terus bergerak tanpa mempedulikan suara-suara itu.

"Melk.."

Pintu kamar di dobrak dari luar tepat satu detik setelah suara lirih Haechan mengudara. Mark, Jeno, Guanlin dan Jaemin terdiam sejenak sangat terkejut dengan apa yang ada di hadapan mereka.

"BAJINGAN!" si alis camar dengan raut murka langsung menjambak rambut Hyunjin dan memaksa sosok itu turun dari kasur. Dengan sangat brutal tanpa ampun ketua Vetraulich memberi banyak pukulan pada musuh nya yang belum siap di serang.

Jeno dan Guanlin pun marah melihat Einheit yang sudah melampaui batas hingga menyiksa orang sesuka hati. Mereka menyeret kedua antek-antek Hyunjin menjauh dari kasur dan mulai memberi banyak pukulan juga tendangan.

Sedangkan Jaemin mendekat ke arah Haechan dengan wajah khawatir. Sungguh ia ingin menangis melihat sahabat nya di perlakukan seperti ini.

Perlahan pria bermarga Nakamoto membalut tubuh sang ketua menggunakan selimut lalu membantu duduk bersandar di dada nya dengan posisi menyamping. Jaemin sempat terkejut dan meringis melihat luka yang ada di tubuh Haechan.

Mata cantik si Nakamoto beralih menatap Mark, Jeno dan Guanlin yang masih memberi pukulan juga tendangan pada Einheit.

"MARK! BAWA ISTRI LO PERGI, BIAR KITA YANG NGURUS CECUNGUK ITU"

"I-istri?" tanya ketua Einheit dengan wajah terkejut.

"Jung Haechan istri gue, lo udah salah besar berani nyentuh dia" ucap Mark sembari menonjok hidung Hyunjin hingga terlihat bengkok.

Si alis camar kemudian berlari menuju Haechan dan menggantikan posisi Jaemin. Ia bisa melihat mata sayu sang istri terus mengucurkan cairan bening dengan isakan lirih yang keluar dari belah bibir nya.

"Melk.."

"It's okay sayang, ada Melk" ucap Mark sembari mencium dahi si manis. Ia langsung menggendong tubuh lemah Haechan ke mobil tanpa mempedulikan anggota Vetraulich dan Haupquartier yang sedang melawan Einheit di bar.

Suasana jadi sangat kacau.

Raut khawatir jelas tercetak di wajah tegas Mark Jung. Ia menyetir mobil dengan kecepatan penuh membelah jalan menuju rumah sembari merapalkan kata 'maaf' berkali-kali.

Maaf karena ia terlambat datang untuk menyelamatkan sosok bayi beruang milik nya.

"Melk.. adek.." suara lemah Haechan yang ada di pangkuan membuat si dominan kebingungan. Tangan lemah itu berusaha mencengkeram lengan Mark dengan susah payah.

"Adek apa?"

Ketua Haupquartier ingin sekali memberi tahu suami nya tentang anak mereka. Namun ia sudah sangat lemah hingga untuk berbicara pun butuh tenaga yang tidak sedikit. Karena itu si manis hanya pasrah menenggelamkan wajah di dada bidang sosok yang memangku nya.

Sampai di rumah, Mark menyuruh satpam menelpon dokter kepercayaan keluarga Jung lalu ke kamar membaringkan Haechan di kasur. Ia ambil kotak P3K dan memberi pertolongan pertama pada semua luka di tubuh mungil si manis.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang