tantangan

3.7K 270 18
                                    

.

.

.

Hari hari berjalan dengan baik seperti biasa.

Tetap hanya ada sekolah, makan, tidur, sedikit perkelahian dan tentu tidak ada percintaan dalam otak Haechan. Wajah sangar selalu ia tunjukkan saat berada di luar markas Hauptquartier agar tidak ada siapapun yang berani mengganggu.

Geng yang dipimpin oleh pria berwajah manis itu sebenarnya tidak perlu ditakuti karena mereka jarang membuat keributan. Malah mereka lah yang selalu di ajak berkelahi dengan Vertraulich dan geng lain hanya karena masalah sepele saja.

Tentu Haechan akan menerima tantangan bertarung, balapan, atau apapun itu jika dirinya sedang ingin. Tapi saat Haechan malas menanggapi musuh nya ia hanya akan diam di markas sembari memantau cacian geng lain yang menyebut diri nya cemen.

Hanya karena mendapat komentar negatif tidak akan membuat mental anak Hauptquartier jatuh. Mereka bahkan hanya akan memantau tanpa mau memikirkan lebih jauh apalagi memasukkan nya ke hati. Namun jika ada satu saja komentar yang sudah melampaui batas tentu mereka akan memberikan sedikit pelajaran pada si pengirim pesan.

Hari ini tepatnya sudah sebulan semenjak kejadian Haechan menginap di apartemen Mark. Si pria manis sudah melupakan seluruh kejadian yang dialami nya di tempat itu dan melalui hari-hari seperti biasa.

Hingga di suatu sore yang damai dimana Haechan sedang bersantai sepulang sekolah, satu sahabat nya pulang ke markas dengan keadaan berantakan. Dari mulai seragam yang kotor, lengan penuh luka lecet, raut wajah emosi dan kaki yang berjalan pincang.

"Na lo kenapa?"

"Ck anak Vertraulich yang sipit siapa?"

"Hm? Jeno?"

"Anjing bat tuh anak banyak gaya, tadi gue di serempet dari belakang pas pulang dari minimarket. Jelas-jelas dia yang salah si kontol malah nyalahin gue tros nantangin Hauptquartier buat balapan. Ngga ada sangkut-pautnya banget lah jancok emang si bangsat Jeno bikin emosi, mata nya pengen gue colok biar melek sekalian"

Jaemin terus mengoceh sembari berjalan kesana kemari mencari kotak P3K.

•Flashback

Sore itu dengan perasaan gembira Jaemin pergi ke minimarket dekat sekolah untuk membeli beberapa camilan. Rencana nya anak Hauptquartier memang akan menonton film bersama di ruang tengah dan Jaemin kebagian tugas membeli camilan.

Saat keluar dari minimarket Jaemin memang sekilas melihat dari ekor mata nya ada sosok Jeno di pojok bangunan dekat gang kecil. Tentu saja ia mengabaikan anak kedua keluarga Jung yang sudah seperti paparazzi menyeramkan entah sedang mengikuti siapa.

Jaemin mengendarai motor ninja nya hingga disaat sudah masuk jalanan sepi tiba-tiba ada satu motor yang mendekat. Karena Jaemin kaget dan tidak sempat menghindar maka terjadilah tabrakan di jalanan pinggir hutan itu.

BRAKK!!

Si pria berwajah cantik terjatuh lalu terseret beberapa meter dari motor nya hingga timbul luka hampir di sekujur tangan dan kaki kiri. Jantung nya berdetak kencang dengan keringat yang mengucur deras dari pelipis, ia terus berusaha tetap sadar walau kepala nya sudah terasa sangat pusing waktu itu.

Jaemin bangkit perlahan sembari memegangi lengan kiri penuh luka serta darah. Ia tatap tajam sosok Jeno yang berdiri santai tak jauh dari tempat nya terjatuh.

"Maksud lo apa?"

"Lo yang salah njing"

"Tolol otak cuma buat hiasan"

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang