arshaka athalla

3.9K 273 26
                                    

.

.

.

"Mark lepasin gue njing"

Pagi hari nya Haechan terbangun masih dengan posisi yang sama dipelukan Mark. Hujan tampak nya masih sangat betah mengguyur bumi hingga membuat udara pagi menjadi sangat dingin.

"Mark!"

"Bentar lagi, dingin banget ini"

Bukan nya menjauh si dominan malah makin mengeratkan pelukan. Bahkan kaki Mark juga berada di paha Haechan untuk mengunci pergerakan musuh nya.

"Ck ngga sekolah lo?"

"Ngga deh lagi males" ucap si dominan dengan santai.

"Itu kan lo, gue mah mau berangkat sekolah, minggir"

"Emang bawa seragam?"

Haechan terdiam di dada bidang si alis camar sembari berfikir lebih jauh lagi. Jam sudah menunjukkan pukul 06.46 am dan percuma saja jika dirinya ke markas Hauptquartier untuk mengambil seragam.

Si manis hanya akan mendapatkan hukuman setiba nya di sekolah karena terlambat.

"Ah elah ya minggir masa mau kaya gini terus nyet?"

Mark sedikit menyingkir untuk memberi Haechan ruang bernafas. Si alis camar kini menatap wajah di hadapan nya yang tampak kesal.

"Masak sana, Chan"

"Dih? lo sapa dah?"

"Inget dick, lo cuma numpang di apart gue"

Haechan memutar bola mata nya sembari mengganti posisi menjadi duduk. Ia lakukan peregangan ringan agar otot-otot tubuh relax dan diri nya juga semakin sehat.

Si manis menatap sinis kearah musuh nya sebelum bangkit dari kasur dan langsung turun menuju dapur. Ia mencari bahan masakan di kulkas yang sudah hampir kosong bahkan hanya menyisakan beberapa sayuran hampir busuk.

Mark hanya mempunyai stok camilan dan sarden kaleng serta beberapa botol minuman. Kalau begini Haechan jadi bingung harus memasak apa untuk sarapan pagi.

"MARK"

"Ha?"

"Ga punya bahan masakan apa-apa?"

"Ya lo liat nya ada apa kagak?"

"Sarden lagi bosen gue, masak mie ya?"

"Iya terserah lo"

Tak apa pagi hari makan mie, usus Mark dan Haechan sudah kebal dan terbiasa. Lagipula udara sangat dingin dan cocok sekali jika memakan mie rebus untuk sarapan.

Si manis bergerak mengambil dua mie instan dan dua telur untuk di rebus dalam air yang sudah mendidih. Ia juga membuat satu gelas besar teh hangat untuk diri nya sendiri dan Mark nanti.

Kata si pemilik apart cukup membuat satu gelas minuman saja agar lebih menghemat. Haechan sebagai beban di tempat itu pun hanya bisa menuruti perkataan si alis camar.

Sedangkan Mark di lantai atas sedang membalas pesan masuk dari teman-teman yang mencari nya. Sungguh kedua ponsel di atas nakas sangat berisik semenjak tadi malam hingga membuat si dominan kesal.

"Ini pw hape lo apaan?"

"JANGAN PEGANG HAPE GUE"

"Minimal kabarin anak Hauptquartier lo baik-baik aja, brisik bat notip masuk"

"Oh 060600, bilang ke bang Dejun gue bolos ada urusan"

Mark menuruti instruksi Haechan dan segera mengabari Xiaojun lewat ponsel musuh nya. Setelah mengirimkan pesan singkat pada anggota tertua geng Hauptquartier ia langsung mematikan kedua benda gepeng di kasur.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang