avoid

4.8K 247 20
                                    

.

.

.

Haechan gelisah. Biasanya setiap tiga hari sekali Mark akan selalu meminta jatah. Namun beberapa bulan belakangan si alis camar tampak tak membahas sekalipun tentang hal itu.

Haechan mulai berfikir bahwa Mark jijik karena ia sudah di setubuhi orang lain, maka dari itu si alis camar tak mau menyentuh istri nya sendiri.

Sore ini ketua Haupquartier pulang sekolah di antar oleh Jaemin karena Mark sedang ada urusan sejenak di Unser Stolz. Haechan sudah memberitahu sahabat nya itu tentang sikap si alis camar yang sedikit berubah dan Jaemin tentu memberikan saran.

"Gue yakin Mark ga bakal ngejauhin lo cuma gegara kejadian waktu itu Chan"

"Terus gegara apa?" tanya Haechan sembari bersandar di punggung si marga Nakamoto yang sedang mengendarai motor. Ia bisa merasakan satu tangan Jaemin bergerak mengelus lembut jari-jemari nya di depan.

"Ya gue juga nggak tauu"

"Ughh Nanaa.."

Pria yang sedang menyetir terkekeh gemas karena ia bisa merasakan Haechan menggesekkan wajah di punggung nya, "Chan, lo udah buka kado pernikahan dari gue sama Renjun kan?"

Sang ketua berfikir sejenak lalu saat sadar apa hadiah yang dimaksud Jaemin, ia langsung menelan ludah kasar.

"Udah"

"Coba aja nanti"

Setelah sampai dan si pria Nakamoto pergi, ketua Haupquartier langsung mandi lalu mengobati kaki nya. Hanya tersisa sedikit sekali luka yang masih basah dan itu tidak terlalu mengganggu. Terimakasih kepada Doyoung karena telah memberikan salep yang benar-benar manjur.

"Saran nya Nana.. harus dicoba?" ucap si manis yang kini terduduk bersandar di kepala kasur. Menggoyangkan kaki ke kanan dan kiri sembari berfikir tentang perkataan sahabat nya.

Saat hari menjelang malam Mark akhirnya pulang ke rumah dan langsung ke kamar menemui sang istri yang masih sibuk melamun. Haechan bahkan tak sadar ketua Vetraulich sudah ada di samping kasur dan membungkuk menatap diri nya.

"Babe?"

"Eh? oh Melk udah pulang"

Mark mencium dahi si manis, "Udah sayang, aku teriak tadi dari bawah"

"Hihi Echan ga denger"

"Iyalah orang lagi melamun begini, mikirin apa hm?"

Haechan menggeleng lalu balas mencium kedua pipi tirus suami nya. Entah sejak kapan hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi ketua Hauptquartier. Sangat menyenangkan melihat wajah Mark yang terkejut sembari tersenyum setiap kali mendapat kecupan singkat dari nya.

"Tadi pulang bareng Jaemin kan?"

"Iyaa"

"Good" yang dominan mengusap pucuk kepala si manis, "Aku mandi dulu"

Mark berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri lalu ke walk in closet mencari pakaian yang sekiranya pas untuk beristirahat. Hanya membutuhkan waktu setengah jam dan kini ia sudah duduk bersandar pada kepala kasur dengan Haechan yang bersandar di bahu nya.

Laptop selalu ada di pangkuan Mark setiap pulang sekolah. Ia akan berusaha meluangkan waktu untuk sang istri sembari mengerjakan tugas dari Jaehyun. Dari hal penting hingga yang tak penting sama sekali pasti mereka bahas diselingi canda tawa. 

Namun hari ini sedikit berbeda. Haechan tampak lebih sering melamun dan mengabaikan Mark yang sedang menceritakan urusan nya di Unser Stolz. Otak si manis melayang jauh memikirkan ucapan Nakamoto Jaemin saat perjalanan pulang ke rumah tadi. Entah kenapa hari itu ia sangat ingin berhubungan badan dengan sang suami.

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang