bukan kemah?

3.5K 230 16
                                    

.

.

.

Hari yang di nanti-nanti oleh Haechan pun akhirnya tiba.

Kamis sore pekan ini semua murid Klares Ziel, Unser Stolz dan Unsere Schule akan beramai-ramai menuju bumi perkemahan menggunakan bis. Namun tentu saja Jung Haechan tidak diperbolehkan ikut rombongan tersebut. Ia dan Mark akan naik mobil pribadi demi menjaga keamanan sosok manis berbadan dua itu.

"Ayoo Melk kita udah di tinggal bis nyaa"

"Iya bayii, sebentar"

Si dominan segera menaikkan satu koper dan tas ke dalam bagasi lalu menyusul Haechan yang sudah duduk manis di kursi samping kemudi. Selama perjalanan ketua Haupquartier sama sekali tidak mau tidur walaupun sudah di perintahkan oleh suami nya. Bahkan sosok cantik itu tak henti menyanyikan banyak lagu random.

"Mau mampir beli jajan nggak?"

Haechan berfikir sejenak mendengar perkataan tersebut, "Mau Melk, kita ke alfaindo ya?"

"Oke princess, our next stop is alfaindo"

Mobil yang mereka kendarai akhirnya menepi di sebuah mini market terdekat. Mata Haechan berbinar terang saat ia sudah ada di jajaran rak khusus makanan dan minuman. Walau begitu, si manis tetap hanya memilih jajanan yang sekiranya baik untuk kandungan seperti biskuit dan yogurt.

Lalu Mark tiba-tiba mendekat sembari menenteng satu karton susu bubuk khusus kehamilan yang biasa dibeli oleh Haechan. Si manis sangat bersyukur sang suami mengingat satu barang tersebut karena tadi ia lupa memasukkan nya ke dalam tas.

"Udah itu aja babe?"

"Iyaa, Melk butuh apa?"

"Nggak ada, aku butuh nya cuma kamu"

"Ihh stop gombal begitu"

Perjalanan kembali berlanjut hingga mereka tiba di bumi perkemahan. Ternyata sangat luas dan di sekeliling nya sudah hutan belantara seperti tak ada pemukiman warga.

Turun dari mobil Haechan langsung menghirup udara bersih sekitar. Sungguh suasana nya damai sekali. Di lapangan, ia bisa melihat seluruh siswa sedang diberi arahan oleh ketua panitia perkemahan. Sebut saja beliau Yugo.

Haechan tak ikut mendengarkan arahan. Lagi-lagi karena Mark melarang nya. Si dominan menggandeng tangan sang istri menuju villa tempat mereka akan tidur dan menaruh barang bawaan.

Tentu saja kedua nya harus melewati area outbound di sebelah lapangan. Semua mata yang tadi memperhatikan Yugo kini langsung beralih pada ketua Haupquartier dan Vetraulich.

"Melk sini Echan bantuin bawa tas nya"

"Gausah sayang"

"Yaudah belanjaan yang di indoalfa aja"

"Aku bisa kok, kamu cukup bawa anak kita, udah berat banget kan itu?"

Haechan refleks mengelus perut menggunakan tangan nya yang tidak di gandeng oleh Mark. Entah kenapa senyum di bibir merah milik si manis langsung mengembang lebar saat itu.

Mark dan Haechan langsung memasuki villa tanpa mempedulikan semua orang di lapangan. Villa disana memang tergolong kecil karena hanya berlantai satu namun terlihat sangat nyaman untuk ditinggali. Di salah satu sisi dapur ada sebuah kaca transparan besar yang mengarah langsung ke jalan setapak dan area tenda semua murid.

"Melk ini kok ada banyak bahan masakan?" tanya Haechan yang saat itu berjinjit membuka lemari di dinding dapur.

"Iya kemaren waktu survei tempat papa John udah nyuruh orang buat bersihin tempat ini, mungkin sekalian isi lemari sama kulkas"

Feind. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang