4 - Abang?

1K 83 40
                                    

Halo...
Maaf ya.. baru bisa update wkwk
Btw, hari ini tgl 13 Juli. Boleh kali ucapin HBD ke diriku ini yang nolep 😂✌🏻 wkwk
Nggak, becanda guys.

Silahkan di baca....

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Yazan turun dari mobil, hari ini adalah hari spesial, karena Papi dan Mami yang mengantarkannya sekolah. Kalau kalian bertanya dimana Om Dimas. Sudah... Jangan ditanya, Om Mim nda becuth jagain Njan.

Saat Yazan turun dari mobil Papi, Anak itu menggendong tasnya, juga kotak bekal yang dia bawa dan dia tenteng di tangan kirinya.

Papi ikut turun melihat sekitar sekolahnya. Sedikit takjub karena Papi tidak pernah survey tentang sekolah Yazan. Dan baru ini saja, Papi dapat melihatnya secara langsung.

"Wah... Sekolah Njan keren ya..."

Njan mengangguk antusias, kepalanya ia dongakkan menghadap Papi. "Ceholah Njan teren, ibu guru juga teren —eh cantit."

Papi menunduk menatap Yazan, terlihat tertarik saat mendengar kata ibu gurunya juga cantik. "Oh ya?" Papi berjongkok untuk menyetarakan tingginya dengan Yazan. "Mana dia?"

Yazan memandang Papi lama, dia memasang wajah datarnya. Hanya sebentar, kemudian dia menyeringai jahil. "Heee... Papi cuha ibu guru juga ya..." Ujarnya menunjuk papi. "No no no!" Anak itu mengangkat telunjuknya, lalu menggoyangkan ke kiri dan ke kanan. "Ibu guru punya Njan aja."

Papi terkekeh, dia mengelus rambut anaknya itu.. rasanya gemas, ingin sekali mengacak-acak rambut Yazan. Tapi, dia ingat kalau ada istrinya di dalam mobil yang sedari tadi sedang tidur. Orang tua macam apa Mami itu?

Obrolan keduanya terhenti saat Yazan melihat salah satu mobil berhenti di dekat sekolah juga. Dia ingat itu mobil siapa. Karena sering mengantar jemput teman sekelasnya.

Nono turun, bersama dengan seorang pria. Nono bilang itu abangnya. Yazan memperhatikan dari jauh, bagaimana Nono dan abangnya berdebat masalah duit seratus ribu, berdebat saat Nono nggak mau di peluk oleh Abangnya. Yazan melihat semuanya.

"Abang jangan pelit! Kalo pelit Allah malah!"

Dan seperti itulah akhir perdebatan mereka, hingga sang Abang mengalah untuk memberikannya selembar uang merah pada Nono, dan anak itu segera berlari meninggalkan abangnya yang melongo.

Dan tidak jauh dari sana, ada Injun yang juga baru turun dari motor matic putih yang sering Yazan lihat, karena Injun dibonceng sosok pria yang dia bilang 'Mas' itu. Yazan menghela nafasnya, kenapa Nono bilang 'Abang' sedangkan Injun bilang 'Mas'? Apa bedanya? Tapi kata mereka itu kakak kandungnya. Yazan pusing sama pemikiran anak kecil. Kenapa dunia ini memiliki banyak aturan sih?

Dunia YazanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang