Tanpa cingcong kita langsung saja
Selamat membaca.... 💙💙***
Yazan sedang berleha-leha di sofa sambil menonton Bolang, ditangannya kini ada setoples sosis tinggal lep dan segelas susu yang sudah tersedia di atas meja kaca. Mulutnya sangat sibuk mengunyah, tapi matanya tetap konsisten tertuju pada layar televisi yang menyiarkan bocah-bocah petualang itu.
Tidak lama Zayan datang dari arah luar. Kedatangan abangnya mampu membuat Yazan mengalihkan pandanganya ke arah pintu. Anak itu menatap bingung Zayan, terus dia melotot dan panik. Dia melompat dari tempat duduknya lalu berlari entah kemana.
Saat Zayan baru menginjakkan kakinya masuk ke dalam rumah. Pria itu hendak melangkah menuju kamarnya namun terhalang oleh anak tuyul yang sudah siap dengan pistol airnya. Siapa sangka kalau pistol air tersebut ternyata ada isinya. Zayan kira anak itu hanya pamer mainan baru, ternyata kurcaci tersebut menembakkan air ke arah kepalanya.
"Tebaharan! Tebaharan!" Serunya nyaring saat melihat kepala Zayan.
Mendengar anaknya berteriak, Mami dan Papi langsung bergegas kearah Yazan.
"Apanya yang kebaran?" Mami jelas panik, dia celingukan. Tapi matanya mendapati Yazan masih membidik pistol air kearah kepala Zayan.
"Tepala Abang tebaharan, Mami!" Pekik anak itu. Dia jelas juga ikut panik.
Saat isi pistol airnya habis, anak itu melemparkan pistol airnya kesembarang arah. Dia berlari kearah dapur. Mengambil gayung yang entah ia dapat darimana, anak itu menaiki kursi yang memang tersedia di dapur untuk Yazan jika anak itu ingin ikut memasak.
"Yazan kemana? Mau apa?"
Kini, Yazan mengisi air kedalam gayung itu. Setelah setengah penuh, dia turun dari kursi kayunya, dia berlari ke arah Zayan. Melihat anak itu berlari menuju kearahnya, Zayan ikutan panik. Dia berlari, bersembunyi dibelakang Papi.
"Lu ngapain mau nyiram gue?!" Ujar Zayan. Tapi anak itu tidak menggubris pertanyaan abangnya, anak itu malah masih mengejar Zayan, mereka berdua mengelilingi Papi yang kebetulan ada disana. Keduanya berlari mengelilingi Papi hingga tubuh Papi ikut berputar.
"Tepala Abang tebaharan!" Seru Yazan heboh.
"Mami tolong!" Abang pun tidak kalah hebohnya.
"Aduh... Papi pusing. Mami tolong dong."
Mami yang sedari tadi panik mencari kebakaran yang dimaksud Yazan. Akhirnya menyerah, dia mengalihkan atensinya pada tiga laki-lakinya itu. Dan Mami menyadari bahwa tidak ada kebakaran. Tapi kepala Abang yang berwarna merah.
"Njan... Lu napa sih?" Abang tentu bingung, Yazan sedari tadi mengejarnya, dia juga bolak balik mengambil air dalam gayung untuk menyiram Abang. Bahkan papi pun juga ikut kena siram, semua lantai ruang tengah juga ikut basah.