My Husband is A Soldier

3. Though Enemy

Setelah tiba di kondominiumnya, Yonghwa segera melepas kemejanya dan melemparkannya ke dalam keranjang kosong, lalu Yonghwa mengambil handuk dari lemari. Yonghwa berjalan ke kamar mandi dan menyalakan kepala shower. Yonghwa diam-diam tertawa saat membersihkan tubuhnya dari noda kopi yang 'diberikan' Shin Hye, saat mereka di kafe tadi. Mereka di tengah-tengah pembicaraan, saat Shin Hye tiba-tiba menyiramkan gelas es latte-nya pada Yonghwa, lalu Shin Hye berjalan keluar dari kafe, meninggalkan Yonghwa sendirian di meja, yang sedang berpikir tentang apa yang baru saja terjadi.

"Hei, aku bukan orang yang membuat orang tuanya khawatir tentangnya meskipun dia sudah berusia 26 tahun."

"Aku tidak akan menikah, kamu seorang tentara kotor rendahan!"

Dan, saat itulah 'adegan kopi' terjadi.

Ada apa dengan Shin Hye dan air? Setiap kali Shin Hye memegang gelas, ia akan menyiramkannya ke orang lain. Yonghwa berpikir dan tertawa lagi lalu meraih botol sampo, dan menuangkan ke kepalanya untuk mencuci rambutnya, dan lalu mengambil gel mandi untuk membersihkan badannya. Setelah lima belas menit, Yonghwa mengambil handuk dan melingkarkannya di pinggang, lalu berjalan keluar dari kamar mandi mengambil celana pendek dan kaos. Yonghwa berbaring di tempat tidurnya dan bersiap untuk istirahat saat tiba-tiba ponselnya berdering, menarik perhatiannya.

Yonghwa tersenyum dan mengangkat ponsel saat ia melihat nama Ryeo Won di layar. "Oh, noona-yah. Waeyo?"

"Bagaimana kencan butanya? Semuanya lancar?"

"Tentu, berjalan lancar. Aku bahkan mendapatkan 'kopi gratis' sebagai kenang-kenangan." Yonghwa tertawa saat ia memikirkan kejadian itu lagi dan segera mengubah topik pembicaraan untuk mengalihkan perhatian kakaknya. "Ngomong-ngomong, dimana Daniel hyung? Apa Adam dan Nathan belum tidur? Noona, apa noona keberatan kalau aku membawa mereka ke mall besok? Sudah lama sejak aku terakhir kali membelikan sesuatu untuk mereka."

Ryeo Won menyindir sinis dan mengangguk cepat. "Deh, tentu saja, kamu boleh membawa mereka keluar besok kalau kamu mau. Yonghwa-yah, ceritakan lebih banyak pertemuanmu dengan Shin Hye. Dia pasti cantik neh?"

"Dia cantik."

"Cheongmallyo? Jadi, bagaimana? Apa kamu menyukainya?"

"Apa aku harusnya tidak menyukainya? Karena aku yakin eomonim, abeoji dan noona pasti mendukungnya.​​"

"Aish, jinja. Bagaimanapun, kami juga selalu mendengarkan pendapatmu Yonghwa-yah karena kamu yang akan menikahinya. Tapi, tentu saja, itu akan bagus kalau kamu juga menyukainya. Aku dengar dia seorang pramugari di Bandara Internasional K?"

"Deh."

Yonghwa hanya mendengarkan saat Ryeo Won mulai berbicara tentang Shin Hye walaupun Ryeo Won tidak pernah bertemu Shin Hye secara langsung. Jika Ryeo Won tahu bagaimana sikap Shin Hye sebenarnya, Ryeo Won pasti menyesal mengatakan semua hal baik tentang Shin Hye, karena gadis itu masih jauh dari sempurna di mata Yonghwa. Tapi, Yonghwa bingung bagaimana hatinya telah dipikat oleh Shin Hye. Mungkin itu karena perasaan bodohnya pada Shin Hye saat mereka di sekolah menengah atas, dan mungkin Yonghwa hanya mengenang masa lalunya. Tapi, satu hal yang pasti, kehadiran Shin Hye masih mempesona baginya. Yonghwa melamun lalu tiba-tiba ia mendengar Ryeo Won memanggil namanya berulang-ulang.

"Yonghwa-yah? Yonghwa-yah! Apa kamu masih di sana?"

Yonghwa segera kembali ke dunia nyata dan tersenyum hangat di telepon. Ini hampir jam tujuh dan Yonghwa harus ke dapur, dan menyiapkan makan malamnya karena dia mulai merasa lapar. "Deh, noona. Aku masih di sini."

"Jadi, apa yang noona katakan?"

"Miane. Aku tidak memperhatikan tadi. Apa yang noona tanyakan tadi? "