9. Fairly Odd Parents

47 8 0
                                    

Yonghwa jadi sangat khawatir saat mendengar istrinya meneriakkan namanya, dan dengan panik berjalan ke arah Shin Hye yang kini berlutut di depan semak-semak. Yonghwa menghampiri dan berlutut di samping Shin Hye, memutar badan Shin Hye dan memegang kedua bahunya, Yonghwa terlihat begitu khawatir kenapa Shin Hye tiba-tiba memanggilnya.

“Apa yang terjadi? Hei, apa kamu baik-baik saja? Shin Hye bicaralah padaku !” Tanya Yonghwa dan terus menggoncang bahu Shin Hye.

Shin Hye terperangah dan pelan-pelan jari telunjuknya menunjuk ke arah tas hitam yang ia temukan, sebelum memegang wajah Yonghwa dan memutar kepala Yonghwa agar melihat bayi yang ia ditemukan di semak-semak. “Lii .. lihat ! Itu seorang bayi !”

Keduanya sangat terperangah, dan Yonghwa segera mengeluarkan bayi itu dari tas untuk memeriksa apa bayi itu hidup atau mati. Itu benar-benar hidup saat bayi itu menangis keras, dan bayi itu tampaknya seperti baru saja lahir beberapa jam yang lalu, dilihat dari tali pusat yang belum dipotong di pusarnya. “Kita harus ke rumah sakit ! Aku telepon Minhyuk !” Lanjut Yonghwa sebelum menarik keluar ponselnya dari saku belakang dan menelepon temannya.

“Min .. Minhyuk siapa?” Ucap Shin Hye gagap saat ia berpaling melihat bayi itu yang sekarang sudah dalam pelukan suaminya.

“Dia dokter, temanku ! Ini, gendong dia Shin Hye.”

Yonghwa menyerahkan bayi itu pada Shin Hye, lalu menarik untuk melepas kaos putihnya ke atas kepalanya, untuk membungkus tubuh telanjang bayi itu. Shin Hye sangat malu saat melihat suaminya sekarang setengah telanjang di depan umum, dan lega karena tidak ada banyak orang di sekitar di tempat parkir saat mereka sekali lagi berjalan menuju mobil Yonghwa.

Shin Hye membuka pintu dan duduk di kursi belakang setelah mendengarkan perintah Yonghwa, sambil Shin Hye melingkarkan lengannya di sekeliling sosok kecil dalam pelukannya, untuk menjaga agar bayi itu tetap merasa hangat. Shin Hye terus melirik diam-diam suaminya yang sekarang mencari kaos baru yang ia simpan di mobilnya. Yonghwa dengan cepat memakai kaos hitam polos dan menuju ke kursi pengemudi dan mulai menyalakan mesin mobilnya. Saat Yonghwa memutar kemudi dan memasuki jalan utama lagi, Yonghwa senang karena Minhyuk akhirnya menjawab teleponnya.

“Minhyuk-ah! Apa kamu ada di rumah sakit?”

“Oh, hyung! Aniyo, aku libur hari ini. Wae gurae hyung? Apa sesuatu terjadi?”

“Maaf mengganggu tapi bisakah kamu pergi ke rumah sakit dalam waktu setengah jam? Ini darurat dan aku benar-benar membutuhkan bantuanmu !”

“Arasso, aku sedang dalam perjalanan ke rumah sakit sekarang.”

Yonghwa bersyukur Minhyuk mau datang ke rumah sakit untuk membantunya. Saat Yonghwa mengemudi menuju rumah sakit tempat Minhyuk bekerja, ia terus menoleh ke belakang untuk melihat Shin Hye dan bayi itu. Istrinya sekarang menangis diam-diam sendiri, sambil dengan lembut menepuk lengan bayi itu untuk menjaga bayi itu tetap merasa hangat, dan Yonghwa hanya tersenyum saat ia melihat Shin Hye dengan lembut membelai pipi bayi saat Shin Hye bersenandung sebuah lagu pengantar tidur yang tidak dikenal, untuk menenangkan bayi itu.

“Apa kamu baik-baik saja, Shin Hye?”

Shin Hye mengangguk dalam diam dan menyeka air matanya. "Ya, cuma bergegaslah. Aku rasa bayi ini benar-benar merasa dingin sekarang dan kaosmu tidak cukup menghangatkannya."

"Aku akan cepat."

Mereka tiba di rumah sakit setelah setengah jam perjalanan, dan langsung pergi ke bangsal ibu dan anak di mana Minhyuk sudah menunggu dengan perawat di sampingnya. Minhyuk berjabat tangan dengan Yonghwa dan bertanya mengenai bayi yang Yonghwa ceritakan padanya di telepon, dan meminta bantuan perawat untuk membantu Shin Hye dengan bayi kecil perempuan itu.

My Husband is A SoldierTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang