My Husband is A Soldier

25. Don't Be A Cigarette

Shin Hye tersenyum saat ia memergoki suaminya sedang mengawasinya dari tempat tidur, terlihat dari bayangan Yonghwa di cermin saat Shin Hye menyisir rambutnya setelah dikeringkan. Shin Hye pelan-pelan meletakkan sisir itu lagi ke tempatnya semula sebelum berjalan menghampiri Yonghwa yang sudah menunggunya sejak setengah jam yang lalu. Shin Hye melipat koran yang ada di tangan Yonghwa dan meletakkannya ke samping, segera setelah dia naik ke tempat tidur dan merebahkan dirinya di pelukan Yonghwa.

Yonghwa tersenyum dan mendekat untuk mencium kening Shin Hye sebelum menarik selimut untuk menutupi setengah dari badan mereka. Yonghwa sangat merindukan Shin Hye dan ia bahagia karena ia hanya harus tinggal selama satu minggu di Gyeryong untuk melaksanakan tugasnya. Yonghwa tidak tahan terpisah dari Shin Hye akhir-akhir ini dan dia tidak tahu kenapa dia bersikap seperti itu. Yonghwa tidak pernah benar-benar bergantung pada siapa pun seumur hidupnya, tapi dia menyadari kalau dia sudah lebih bergantung pada istrinya untuk melakukan segala sesuatu untuknya beberapa hari terakhir ini.

“Seseorang akan berulang tahun dalam waktu kurang dari seminggu.” Yonghwa mulai berbicara sambil ia memeluk pinggang Shin Hye dan menarik tubuh Shin Hye lebih dekat dengannya sehingga ia bisa memeluk Shin Hye lebih erat.

Shin Hye tertawa geli. “Dan, siapakah dia?”

“Yoon Eun Hye ssi?”

“Yong!”

Shin Hye cemberut pada Yonghwa dan mengerutkan kening saat Yonghwa tiba-tiba saja menyebut nama Eun Hye. Shin Hye tahu dia bersikap konyol karena tidak ada hal apa pun tentang Eun Hye yang harus dia cemburui, karena suaminya dan wanita itu hanyalah teman yang sangat baik. Shin Hye tahu Yonghwa hanya menggodanya, tapi dia sama sekali tidak suka mendengarnya. Sebut saja Shin Hye cemburu buta, ya memang, tapi Yonghwa kan suaminya. Seharusnya tidak ada nama wanita lain yang keluar dari mulut Yonghwa selain nama Shin Hye.

“Itu tidak lucu, kamu tahu?” Shin Hye melotot pada suaminya saat ia melanjutkan pembicaraan mereka lagi. Shin Hye sedikit menjauhkan dirinya dari Yonghwa, satu tindakan untuk memberi tahu pada Yonghwa kalau dia tidak akan mendapatkan diri Shin Hye malam ini kalau dia terus bersikap seperti ini.

Yonghwa terkekeh. “Dan, sejak kapan kamu menjadi sangat sensitif dan cemburu buta?”

“Aku tidak sensitif dan aku benar-benar tidak cemburu!”

“Ya, kamu memang sensitif dan cemburu. Aigoo, monster hijaunya keluar neh?”

“Aku membencimu.”

“Tentu saja kamu membenciku atau kamu tidak akan belajar untuk mencintaiku.” Yonghwa menyeringai dan menunduk untuk mengecup lembut bibir Shin Hye.

Shin Hye tersenyum saat merasakan bibir lembut suaminya yang mengecup lembut bibirnya. Shin Hye benci kalau Yonghwa melakukan hal itu. Itu membuat Shin Hye menyetujui apa pun yang Yonghwa lakukan padanya. Shin Hye tidak pernah melepaskan pertahanan dirinya pada siapa pun. Walaupun Shin Hye tampak seperti mudah goyah, dia sebenarnya tidak pernah membuat dirinya terlihat bodoh di depan pria. Bahkan saat Jonghyun memohon pada Shin Hye untuk pulang ke rumah bersamanya di suatu malam setelah bersenang-senang di klub hingga pukul 3 pagi, Shin Hye masih tetap memastikan kalau dia pulang dengan kondisi yang baik. Berbicara mengenai Jonghyun, Shin Hye tiba-tiba merasa cemas karena ia belum memberi tahu suaminya soal ancaman Jonghyun seminggu yang lalu.

Shin Hye sangat ingin memberi tahu Yonghwa soal ancaman Jonghyun padanya, karena dia takut kalau Jonghyun mungkin melakukan sesuatu untuk menyakiti dirinya atau bahkan suaminya. Shin Hye tidak ingin Yonghwa disakiti karena dia sangat peduli pada Yonghwa. Namun, Shin Hye ragu-ragu karena dia tidak ingin suaminya tahu apa pun mengenai kehidupan masa lalunya dengan Jonghyun. Itu buruk dan Shin Hye tidak ingin Yonghwa terpengaruh lagi soal itu. Saat Shin Hye membulatkan tekadnya untuk mengakui perasaannya pada Yonghwa di Florence kalau ia sudah mulai mencintai Yonghwa, Shin Hye benar-benar memastikan kalau ia akan membuka lembaran baru dengan Yonghwa. Mereka akan memulai sebuah kehidupan baru bersama-sama dan tidak ada yang akan mempengaruhi kehidupan mereka tidak peduli apa pun yang terjadi.