My Husband is A Soldier

7. Drunken Shin Hye

Shin Hye sedang berjalan keluar dari bandara setelah menyelesaikan pekerjaannya malam itu, saat tiba-tiba Jonghyun datang dari belakang dan menghentikan jalannya. Jonghyun menarik pergelangan tangan Shin Hye dan menarik Shinhye ke mesin penjual otomatis terdekat, dan memerangkap Shin Hye di antara kedua lengannya. Shin Hye terkejut saat Jonghyun melakukan itu, dan dengan cepat mendorong tubuh Jonghyun menjauh dengan membuat jarak di antara mereka. Shin Hye takut jika ayahnya berada di sekitarnya, dan akan memergokinya bersama dengan Jonghyun. Shin Hye akan berada dalam masalah besar jika ayahnya nanti memberitahu Yonghwa tentang hal itu.

“Apa yang kamu lakukan? Biarkan aku pergi!”

“Shin Hye, aku sangat merindukanmu! Kita tidak pergi bersama selama beberapa minggu dan aku sangat ingin bertemu denganmu sekarang. Aku benar-benar merindukanmu, Shin Hye.”

“Diamlah, Jonghyun! Kita sudah putus sebulan yang lalu. Kamu yang memutuskanku. Jadi, jangan datang dan membuat dirimu terlihat menyedihkan sekarang.”

“Arasso! Aku akui itu kesalahanku dan aku tidak berpikir jernih saat itu. Aku tahu ini belum terlalu terlambat untuk memintamu kembali padaku, Shin Hye. Ku mohon kembalilah padaku sayang.”

Shin Hye bersumpah kalau ia membenci Jonghyun, sejak hari dimana Jonghyun memutuskan hubungan mereka, tapi Shin Hye tidak tahu kenapa dia luluh pada kata-kata Jonghyun sekarang. Semua yang Jonghyun katakan membuat jantung Shin Hye berdebar, dan saat Jonghyun mendekat untuk menciumnya, Shin Hye hampir lupa diri, lalu tersadar lagi dari lamunannya dan mendorong Jonghyun menjauh. Shin Hye menggelengkan kepalanya tak percaya dan mengerutkan dahinya.

“Micheoso?!” Shin Hye berteriak pada Jonghyun dan hampir menampar Jonghyun di depan banyak orang, tapi dia akhirnya berhasil mengendalikan dirinya. Shin Hye mencoba untuk tenang dan mulai mengatur napasnya, menghirup dan mengeluarkannya secara teratur.

Jonghyun menyeringai pada Shin Hye dan berjalan mendekati Shin Hye lagi. “Akui saja, Shin Hye. Aku tahu kamu tidak mencintai suamimu. Kamu dipaksa untuk menikah dengannya, dan kamu hanya mencoba membuatku cemburu benar kan? Arasso, itu saja. Oke aku cemburu sayang? Aku cemburu melihatmu dan Yonghwa bersama, jadi cukup dengan semua permainan ini. Kembalilah padaku.”

“Jong .. Jonghyun.” Shin Hye dengan lembut memegang tangan Jonghyun untuk mencegah Jonghyun mendekat lagi padanya.

Jonghyun mendekat memberikan Shin Hye kecupan kilat di bibir Shin Hye sebelum berbisik di telinga Shin Hye. “Aku tahu suamimu saat ini sedang pergi bertugas. Datanglah dan temui aku di bar tempat biasa kita pergi, malam ini jam 09.00 neh? Aku akan menunggumu, oke sayang?”

Shin Hye hanya diam berdiri, sambil memandang Jonghyun yang berjalan menjauh darinya, dan untuk sesaat dia merasa dia benar-benar gila, sudah membiarkan Jonghyun, yang bahkan memberinya kecupan di bibir di tempat umum seperti di bandara. Jika ayahnya melihatnya dan Jonghyun berciuman hari ini, itu akan menjadi hari terakhir baginya hidup di dunia ini. Nyonya Park, khususnya, akan memukulinya sampai mati, dan Shin Hye akan mati dalam kematian yang buruk. Shin Hye senang, tempat mereka bertemu beberapa waktu lalu sedikit terpisah dari orang lain, dan Shin Hye hanya berharap tak seorang pun melihat mereka.

Saat Shin Hye berjalan menuju mobilnya, dia meletakkan tasnya di kursi penumpang dan mulai menyalakan mesinnya. Shin Hye menyandarkan kepalanya pada setir, dan mendesah kuat saat ia memikirkan lagi ciumannya dengan Jonghyun beberapa menit yang lalu. Shin Hye tidak tahu kenapa rasa bersalah memenuhi seluruh pikirannya, tapi saat ia berpikir lagi tentang statusnya sebagai seorang istri, dan suaminya yang sekarang sedang pergi untuk tugas yang mulia, Shin Hye merasa seperti dia sudah mempermalukan dirinya sebagai putri keluarga Park dan juga menantu keluarga Jung.